Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkat Tagar #2019tetapAntiPKI, Buku Langka DN Aidit Kembali Viral

14 September 2018   01:28 Diperbarui: 14 September 2018   02:02 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Aidit Membela Pancasila | Nahimunkar.org

Ketika saya membuka halaman Twitter, saya tertarik dengan salah satu hastag yang jadi trending yakni #2019tetapAntiPKI. Hastag itu setelah saya telusuri ialah respon dari hastag yang sebelumnya muncul yakni #2019TetapPancasila.

Saya tertarik dengan sejumlah tweet dengan tagar #2019tetapAntiPKI, pasalnya dikebanyakan tweet dengan tagar tersebut disertai dengan foto sampul buku yang menurut pendapat saya buku langka yakni buku karangan DN Aidit berjudul 'Aidit Membela Pantjasila'.

Buku ini sendiri juga sempat viral kala mantan Menteri Kominfo, Tifatul Sembiring sempat mengomentari buku terbitan 1964 tersebut. Politkus PKS itu kira-kira berkomentar seperti ini,

"Tahun 1964 Aidit menulis buku 'Membela Pancasila', Eeh 1965 dia cabik-cabik nilanya,"

Saya tak mau mengomentari apa yang dikatakan oleh Tifatul Sembiring tersebut, justru saya ingin bertanya kepada sejumlah netizen yang tiba-tiba mengunggah foto sampul buku tersebut untuk menguatkan argumen mereka dengan tagar 2019 tetap anti PKI, apakah pernah membaca buku tersebut?

Jujur saja saya sendiri belum pernah membaca buku tersebut sampai tuntas. Sebenarnya, apa sih isi dari buku bersampul merah tersebut?

Dikutip dari historia.id, sebenarnya buku itu merupakan pokok-pokok pikiran Aidit terkait Pancasila, utamanya soal garis partai yang ia pimpin ialah mendukung Pancasila.

Editor Tirto.id, Zen RS pada 2017 juga sempat berkicau di akun Twitternya terkait buku ini. Zen menyebut awalnya Aidit Membela Pancasila bukanlah buku namun pidato DN Aidit yang ditujukan kepada para sukarelawan Dwikora.

"Kan saya sudah terangkan filsafat komunis justru dari segi materialisme diakletis saja menerima pancasila itu. Oleh karena itu saya bisa menerimanya dengan segala keyakinan, tidak sekedar ikut-ikutan saja. Tidak!" kata Aidit dalam dalam pidatonya di kuliah tanya jawab peserta pendidikan kader Dwikora pada 18 Oktober 1964.

Kutipan tersebut menjadi salah satu bagian penting dari buku Aidit Membela Pancasila.

Buku ini sendiri cukup sulit untuk ditemui, baik dalam bentuk fisik ataupun lewat on-line. Juga sedikit resensi terkait buku ini. Saya cukup tertarik sebenarnya untuk membaca buku ini sampai tuntas, minimal untuk bisa memberikan pengetahuan baru soal sepak terjang Aidit sebagai tokoh utama di tragedi 1965.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun