Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pelukan Jokowi-Prabowo Harusnya Bisa Buat Silat Lebih Diperhatikan

5 September 2018   21:22 Diperbarui: 5 September 2018   21:59 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1 bulan penyelenggaraan Asian Games 2018 banyak kisah menarik nan viral di tengah masyarakat Indonesia. Dari sekian banyak kisah menarik dari Asian Games 2018 ialah PelukanJokowiPrabowo paling menyita perhatian publik.

PelukanJokowiPrabowo itu terjadi usai atlet silat Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah meraih medali emas pada partai final nomor kelas C putra 55 kg sampai 60 kg Asian Games 2018 melawan atlet pencak silat asal Vietnam, Nguyen Thai Linh.

Momen langka ini seperti dikutip dari liputan6.com terjadi saat Yudani mendatangani tempat duduk Jokowi dan Prabowo di kursi VVIP arena Padepokan Silat TMII. Pesilat yang tinggal di Bandung, Jawa Barat tersebut kemudian merangkul Prabowo terlebih dahulu, setelah itu merangkul Jokowi dan kemudian merangkul kedua tokoh ini.

Tindakan Yudani sebenarnya sangat sederhana jika melihat dari kacamata bahwa Jokowi sekedar Presiden RI dan Prabowo hanya dilihat sebagai ketua umum IPSI. Namun jadi viral dan bombastis jika melihat rangkulan tersebut dari kacamata iklim politik saat ini.

Apa yang dilakukan Yudani dengan merangkul dua tokoh ini tentu membuat publik merasakan sensasi berbeda. Rangkulan tersebut seperti hujan di musim kemarau jika menengok iklim politik saat ini. Saya pun sama terharunya dengan Hanifan yang mengaku terharu setelah merangkul kedua tokoh tersebut.

"Saya terharu, bangsa Indonesia itu harus saling menghargai. Kan banyak di media sosial yang saling memaki," kata Yudani seperti dikutip dari kompas.com

Ada dua keharuan yang dirasakan, pertama tentu seperti apa yang disampaikan oleh Yudani bahwa momen tersebut membuat masyarakat bangsa ini percaya negara ini terlalu murah jika sampai terpecah belah hanya karena perbedaan politik. Sedangkan yang kedua karena pada akhirnya olahraga asli bangsa ini mulai dikenal dari semua lapisan masyarakat.

Silat kembali terangkat di tempat terhormat. Sebelum perhelatan Asian Games 2018, posisi silat meski jadi olahraga asli bangsa ini merupakan olahraga minoritas. Tentu saja fakta membuktikan bahwa sepakbola dan bulutangkis jadi olahraga paling populer dibanding silat bukan?

Silat dianggap olahraga kuno yang kalah peminatnya. Tengok saja berapa jumlah padepokan yang ada di Jakarta? Sulit untuk menemukan informasi valid soal jumlah tempat latihan pencak silat yang ada di Jakarta, di Jakarta saja sulit bagaimana dengan di pelosok-pelosok daerah?

Berapa jumlah generasi muda yang menekuni olahraga pencak silat di Indonesia? Artikel dari penulis kompasiana lain, Anas Apriyadi yang berjudul, Kenapa Pencak Silat Masih Kalah dari Muay Thai & Wushu jadi gambaran bagaimana pencak silat masih dianggap bukan olahraga trendi di kalangan anak muda.

Pada 2015, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) DIY Yogyakarta sempat mengusullkan agar pencak silat tidak ditinggalkan generasi muda caranya dengan memasukan sebagai mata pelajaran di sekolah. IPSI DIY saat itu mengusulkan langsung ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

"Pencak silat bukan hanya masalah bela diri, namun di dalamnya pun terdapat nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya. Pencak silat itu bisa dikembangan aspek mental, beladiri atau olahraga. Karena itu kami mohon untuk dipikirkan agar jadi pelajaran wajib di sekolah dasar dan menengah," kata Ketua IPSI DIY Yogyakarta saat itu, Siswantoyo.

Sayangnya, usulan bagus itu pun tak berbekas. Maka kemudian sangat mengherankan jika kita ramai-ramai kebakaran jenggot saat Malaysia mau mengakui pencak silat sebagai budaya asli mereka ke UNESCO. Di tataran akar rumput, sudah sejak lama para pelaku pencak silat berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan budaya asli leluhur ini.  

Mirisnya, Indonesia baru mau mendaftarkan pencak silat sebagai warisan budaya dunia asli negeri ini ke UNESCO setelah Malaysia berkoar-koar. Menurut Sesmenpora, proses tersebut akan membuahkan hasil pada 2019.

Yang tak kalah mirisnya lagi, mendunianya pencak silat justru dilakukan para aktor layar lebar. Penampilan Iko Uwais di sejumlah film terbaiknya membuat pencak silat makin mendunia.

Pertanyaannya selanjutnya ialah, jika pencak silat sudah mendunia, apakah pemerintah mau menempatkan silat sama posisinya seperti olahraga kabaddi di India yang memiliki liga profesional seperti liga sepakbola?

Sekedar informasi, kabaddi merupakan olahraga asli India yang dipertandingkan di Asian Games 2018. Sebagai olahraga asli India, kabaddi memiliki liga profesional tersendiri bernama Pro Kabaddi. Liga ini mulai dipertandingkan sejak 2014, pemerintah India menggandeng sejumlah pihak swasta untuk sama-sama membuat olahraga kuno ini bisa profesional dan beriklim bisnis.

Semoga saja PelukanJokowiPrabowo yang bakal tarung di Pilpres 2019 tidak hanya berdampak positif pada kondisi politik bangsa ini namun juga memiliki dampak langsung ke perkembangan pencak silat di Indonesia. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun