Mohon tunggu...
Indira Susetyawati
Indira Susetyawati Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan swasta

Saya adalah ibu dua anak laki-laki yang gemar mengisi waktu dengan hal-hal bermanfaat, seperti travelling, mengikuti seminar pengembangan diri dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tips Bekerja dengan Banyak Wanita

26 November 2022   16:29 Diperbarui: 26 November 2022   16:39 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep pertemanan di tempat kerja ini riskan, karena ketika Anda menganggap sebagai teman maka akan muncul harapan-harapan dari Anda maupun teman Anda. Jika harapan ini tidak berjalan sesuai, maka timbul rasa tidak enakan. 

Misal teman Anda protes mengenai perubahan sistem insentif, dia akan mengharapkan Anda mendukung dia. Padahal Anda bisa memaklumi keputusan yang diambil oleh perusahaan utamanya karena dampak dari pandemi. Jika Anda mendukung dia, perusahaan akan menilai Anda kurang baik. 

Padahal jika akhirnya perusahaan gerah, dan rekan Anda terkena dampaknya, tidak menutup kemungkinan Anda juga kena. Teman Anda adalah anak tunggal yang belum menikah, sementara Anda memiliki dua anak balita yang membutuhkan biaya banyak. Jika kehilangan pekerjaan, tentu teman Anda tidak mungkin membantu biaya Anda sampai menemukan tempat kerja baru kan. 

Komunikasikan apapun masalah Anda langsung pada orangnya, jika Anda sudah menyampaikan dan tidak ada perubahan. Berceritalah pada pimpinan divisi, dan terakhir jika sudah mencoba semua jalan mentok barulah bercerita pada pimpinan tertinggi. 

Ingatlah hal ini Anda lakukan untuk mencari solusi terbaik. Sering kali kita ribut kemana-mana, justru tidak pernah berbicara pada yang bersangkutan. Percayalah bahwa tidak semua orang bisa menerima telepati, sehingga jika tidak dikatakan langsung maka dia tidak akan mengerti atau tidak menyadari bahwa yang dilakukannya adalah menganggu. 

Mengatakan pada pimpinan tentu terasa seperti pengadu yang tidak perhatian dengan temannya. Tentu saja saat menyampaikan kepada yang bersangkutan, pilih waktu dan tempat yang pas yaitu ditempat yang tidak ada orang lain lebih baik. Dan sampaikan dengan baik yang menjadi keluhan. Serta ceritakan harapan Anda , mengenai apa yang Anda inginkan untuk dirubah. 

Cegah drama dengan mengurangi menceritakan suatu peristiwa dengan bumbu-bumbu berupa emosi. Terkadang lupa dengan masalah sesungguhnya, tapi lebih sakit hati dengan emosi atau cara penyampaian cerita yang telah berbumbu. Ini  memang tidak mudah, utamanya untuk tipe ekstrovert yang akan menceritakan segala sesuatu lengkap dengan detil-detilnya. 

Ada baiknya dicari dulu inti permasalahan yang dikeluhkan, dan itu yang diceritakan di awal. Serta harapan atas apa yang Anda harapkan untuk berubah, untuk diselesaikan. Hal ini bisa disikapi dengan duduk diam terlebih dahulu, menyendiri, dan tuliskan permasalahan dalam poin-poin serta penyelesaian apa yang diharapkan.

Terkadang setelah menuliskan, kita bisa menjadi lega dan setelah membacanya kembali jadi berpikir bahwa ini sebenarnya masalah kecil yang besok pun sudah tidak akan menjadi masalah. Tulisan Anda ini seperti curahan hati yang melegakan sehingga sudah cukup memuaskan. 

Kenali juga siklus PMS Anda, karena pada saya hal ini berpengaruh pada waktu-waktu tertentu dimana saya menjadi lebih emosional daripada biasanya. Menahan diri beberapa jam sebelum bertindak atau memutuskan sesuatu akan menjadi langkah yang bijaksana untuk memastikan bahwa emosi ini bukan karena hormonal. 

Mengingat tanggal penting, mendengarkan keluh kesah, memberi hadiah-hadiah kecil pada perayaan tertentu, juga menjadi hal-hal yang diperlukan saat bekerja dengan mayoritas wanita. Sambil tetap juga menjaga kedisiplinan dalam bekerja. Yang terakhir, milikilah circle pertemanan diluar kantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun