Mohon tunggu...
indira
indira Mohon Tunggu... Lainnya - E-Cerpen

A student of Binus University 2021. Broadcasting major and communication department.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Impenku

12 Juni 2020   09:01 Diperbarui: 12 Juni 2020   09:13 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu hari di tahun 2014, terdapat seorang gadis remaja berusia 18 tahun yang bernama INDAH. Indah tinggal hanya bersama ibu kandungnya karena alm bapaknya terlah berpulang pada 3 tahun sebelumnya. Ibunya indah yang single parent itu harus berjuang sendiri dalam memenuhi kebutuhan biaya hidup mereka. Indah mempunyai cita-cita menjadi seorang penari professional, namun ditentang oleh ibundanya.

Suatu pagi Ibu sedang berbelanja di tukang sayur depan rumah sambal menunggu Indah berangkat sekolah, di tukang sayur ramai tetangga lain yang sedang berbincang.

Tetangga 1: tau ga bu anak bu Dice dikirim lagi keluar negeri loh!

Tetangga 2: iya ceu, katanya tampil di KEDUBES Singapura, nari tradisional gitu. Hebat ya! Padahal masih muda loh.

Tetangga 1: iya tuh seumuran sama si Indah bu, Indah sendiri gimana bu? Masih suka nari ngga?

Sang ibu acuh dan langsung membayar sayur yang ia beli, ia hanya menjawab dengan berpamitan untuk kembali kerumah. Di depan pagar Indah langsung salim kepada ibu dan bergegas berangkat ke sekolah.

Sesampainya di Sekolah Indah beraktivitas seperti biasa bersama sahabatnya dari kecil bernama Alika. Keduanya bergegas ke kantin pada jam makan siang dan diperjalanan Inddah dipanggil untuk menuju ke ruang BK (Bimbingan Konseling). Indah langsung menyuruh alika peri ke kantin duluan dan menunggunya disana.

Alika: Indah ihhh, lama banget sih bahas apa ajaa? Tumben bgt lo dipanggil ke BK

Indah: Ia perihal SNM dan SBM, aku pilih untuk terusin dunia tari, eh Bu Ambar bilang nilai akademisku bagus dan malah suruh aku ganti cita-cita, katanya sayang kalo aku ‘cuman’ jadi penari.

Alika: Lagian kenapa harus tari sih? Tradisional lagi bukan modern, gak keren deh loo, Ndah.

Indah: Ih Alika! tari tradisional itu asli dari indonesia, setiap tariannya nemiliki arti sejarah dari masing-masing daerah..nah aku mau melestarikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun