Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamatkan Diri dan Kota dari Bencana Yuk!

4 Oktober 2018   11:53 Diperbarui: 4 Oktober 2018   15:21 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

...(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim. QS8:54

Jelas sekali Allah terus mengingatkan bahwa kedzaliman, kejahatan, keburukan perilaku itu membinasakan. Pastikan kita tak tergoda untuk sebar berita hoax (bisa fitnah), gossip-in orang, berkata keras pada orang tua, apalagi dosa besar seperti zinah. Jauhi gaya hidup yang tak mengindahkan perintah-perintahNya dan dekat dengan laranganNya. Ingatkan pula orang lain dari gaya hidup ini. Kalau pelanggaran-pelanggaran ini dilakukan secara merata kebinasaannya pun merata, berupa bencana yang menimpa sebuah wilayah.

Jangan sangka orang yang baik, sholeh, taat bisa selamat, kalau ia tak melarang, mengingatkan, tak mencegah keburukan itu terjadi. Kita wajib mengingatkan, mencegah minimal mengingkari dari dalam hati. 

Rasulullah pun pernah mengisahkan mengenai seorang sholeh yang tinggal di tengah kemunkaran dan tak pernah mengingkari kemaksiatan yang terjadi di sekitarnya, maka pada saat bencana ia pun ikut menjadi korban, karena Allah kecewa padanya. Sebagai orang sholeh harusnya ialah yang pertama kali mengingatkan lingkungannya. Minimal mengingkarinya dalam hati, agar lepas tanggung jawabnya. Minimal satu kali dalam hati, itu sudah cukup untuk menggugurkan kewajiban. Kalau bisa dengan kata-kata dan tangan akan lebih baik lagi dan lebih selamat lagi.

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. 5:78-79

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa. 7:163.

Mencegah keburukan itu wajib bagi kita. Bukan hanya mengajak pada kebaikan (amar maruf) tapi juga mencegah kemunkaran (nahi munkar) wajib dilakukan. Ini yang sering kita lupa. Tak enak rasanya mengingatkan mereka yang melakukan keburukan atau lalai dari berbagai perintahNya. Padahal minimal satu kali kita wajib mengingatkan, minimal mengingkari dalam hati.

Barangsiapa di antara kalian melihat suatu perbuatan munkar lalu mengubah dengan tangannya, maka ia sudah terbebas dari kesalahan. Dan barangsiapa yang tiada sanggup untuk mengubah dengan tangannya, lalu mengubah dengan lisannya, maka sungguh ia sudah terbebas dari kesalahan. Dan barangsiapa tiada sanggup untuk mengubah dengan lisannya, lalu mengubah dengan hatinya (yakni mengingkarinya), maka ia sudah terbebas dari kesalahan. Dan yang terakhir adalah tingkatan iman yang terlemah. (HR. An Nasai)

Jangan pernah pula merendahkan satu ayat atau hadits. Ini bahaya sekali. Misalnya ada yang tak setuju dengan jenggot atau jilbab. Jangan dihina-hina atau disebar-sebar, karena bisa saja itupun mendatangkan bencana. Ini dalilnya:

Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. QS26:139-140

Itulah dua kiat yang bisa menyelamatkan kita, keluarga kita, komunitas, perusahaan, atau bahkan kota kita dari bencana. Jangan pernah sombong, merasa bahwa kota kita kokoh, hebat, dan tak mungkin terkena bencana. Coba simak ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun