Warung Upnormal.
 Nama itu begitu lekat dengan anak gaul Indonesia saat ini. Di Bandung Upnormal selalu ramai. Di Jakarta pun Upnormal bermunculan di mana-mana. Di belakang sukses Upnormal, ada seorang Rex Marindo.
Rex adalah lulusan Universitas Parahyangan yang senang marketing. Ia menjadi konsultan marketing dan kemudian banting setir memulai usaha kulinernya bersama teman-temannya. Awalnya bersama Danis Puntoadi, Stefi Kurniadi, Sarita Sutedja dan beberapa teman lain ia mendirikan Nasi Goreng Mafia. Tak sampai setahun ada 7 cabang. 5 cabang di Bandung, masing-masing satu di Pekanbaru dan Jakarta. Tujuh sekawan pendirinya meraup ratusan juta omzet dari Nasi Goreng Mafia.
Di tahun 2014 mereka mendirikan Bakso Boedjangan dan kemudian tahun 2015 barulah mereka memulai Warung Upnormal. Di bawah bendera Cita Rasa Prima Indonesia Berjaya (CRP Group) kini mereka memiliki 5 merek saat ini yaitu; Mafia Nasi Goreng Rempah, Warunk UpNormal, Bakso Boedjangan, Sambal Khas Karmila dan UpNormal Coffee Roaster dengan 71 gerai yang tersebar di 19 kota di seluruh Indonesia. Bayangkan, kalau satu cabang Warunk Upnormal saja biaya franchise-nya bisa mencapai lebih dari Rp4 miliar, berapa besar kekayaan pengusaha pecinta kuliner ini?
Apa saja kunci suksesnya? Ini kunci sukses Rex Marindo:
1. Kembangkan dari hobi.
Rex dan kawan-kawan memang suka mencoba berbagai tempat nongkrong. Dari sinilah ia mendapat ide untuk membuat sendiri tempat tongkrongannya. Saat kita suka dengan apa yang kita lakukan, kita tidak akan merasa bekerja, tak akan ada beban. Happy all the time.Â
2. Jaga komitmen dan konsisten untuk belajar
Kesuksesan tak pernah ada tanpa ketekunan untuk belajar. Untuk itu Rex dan kawan-kawan benar-benar komitmen penuh. Mereka turun langsung melayani konsumen sampai subuh sehingga mereka benar-benar faham operasional teknis sampai hal yang paling detil.
Mereka juga rajin belajar, sehingga selalu tahu apa yang ngerend, ngepop dan kekinian. Teknik-teknik marketing terkini pun dilahap dengan cepat.
3. Semua berawal dari konsumen, untuk konsumen
Saat kita kenal dekat siapa yang ingin kita layani, kita akan tahu apa yang harus kita buat. Bukan buat dulu baru menyasar konsumen. Jadi kemasar, disain, brand dan semua turunannya memang dibuat berdasarkan pemahaman akan kebutuhan dan kesenangan konsumen.