Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semua di Dunia Sementara, tapi Kita Bisa Kok Jadi Abadi

25 Agustus 2017   15:23 Diperbarui: 28 Agustus 2017   16:36 3028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat,

Kenal Arnold Schwarzenegger kan? Aktor Amerika keturunan Austria yang kondang dan menjadi gubernur di Kalifornia tahun 2003-2010?

Arnold selalu memainkan film-film yang menunjukkan kekuatan dan kehebatan fisik seorang manusia. Sampai ada sebuah patung didirikan menunjukkan otot dan kekuatan fisik ini. Dari patung ini terlihat benar otot yang menonjol, hebat banget, badan six pack dan berbagai kehebatan. Seakan-akan bumi pun bisa dipanggulnya. Seperti Hercules lah.

Ini dia foto peresmian patung tersebut:

Dan kemudian beberapa saat lalu, saat Arnold sudah tidak lagi menjabat dan mungkin merasa sudah tak lagi seperti dulu kekuatan fisiknya, Arnold membuat sebuah kehebohan. Beliau gelar sleeping bag, dan tidur di depan patung tersebut. Persis seperti gelandangan. Foto ini dipasang di akun instagramnya:

Di bawah foto tersebut ditulisnya "How times have changed." Betapa waktu sudah berubah.

Arnold yang dulu dielu-elukan dengan kekuatan fisiknya, ototnya, jabatannya, pangkatnya, ketenarannya, kekayaannya, istrinya yang cantik, kini sudah berubah. Kini ia tak lagi punya semua itu.

Demikianlah dunia. Tak ada yang bisa kita andalkan untuk menjadi abadi, tanpa izinNya.

Kekayaan, ketenaran, pangkat, jabatan, keluarga.. semua fana. Tapi kita bisa menjadikan semua itu sebagai modal untuk menjadi abadi.

Kekayaan bisa disedekahkan untuk menjadi modal di akhirat yang abadi.
 Semua yang sudah meninggal berharap punya waktu lebih banyak untuk bisa sedekah.
 Sejahtera karena sukses mensejahterakan.
 Makmur karena selalu merasa cukup untuk memakmurkan yang lain.

Pangkat dan jabatan bisa menjadi jalan mencatat prestasi dan teladan.
 Menggalang massa untuk berbuat kebaikan.
 Menjadi pemimpin adil yang membawa damai.
 Merasa damai karena sukses mendamaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun