“Dari sambal turun ke hati.” Kalimat itu langsung terlintas di kepala saya saat membaca novel Life Begins with Spices karya Luna Torashyngu.
Biasanya, orang jatuh cinta gara-gara tatapan pertama atau pertemuan tak terduga. Tapi bagaimana kalau cinta tumbuh karena… sambal? Kisah cinta remaja yang sederhana nan unik yang membuktikan bahwa pedasnya sambal bukan cuma soal rasa, tapi juga bisa jadi bumbu yang menyatukan dua hati.
Sinopsis Life Begins with Spices
Alya adalah siswi pintar dan rajin di SMA Strodia. Dia punya ambisi dalam belajar. Dunianya itu ya hanya belajar dan belajar. Satu hal yang unik dari Alya. Dia enggak suka pedas. Alya yang anti makanan pedas malah harus bertemu dengan Kenzo, kakak kelasnya yang terkenal biang kerok dan suka tawuran. Namun, setelah Alya lebih mengenal Kenzo, cowok blasteran Jepang-Padang itu punya sisi yang tidak semua makhluk penghuni SMA Strodia tahu.
Kedua orang yang jelas berbeda, yang anehnya dipersatukan dengan sambal. Sambal bukan sembarang sambal. Sambal yang jelas membawa mereka kepada kisah cinta yang aneh dan punya caranya untuk kembali.
Premis klasik dengan bumbu baru yang menarik
Secara garis besar, novel ini bercerita tentang cewek pintar dan cowok biang kerok sekolah. Kisah yang sering kita temui di cerita lainnya. Namun, saya suka dengan bumbu baru yang diberikan untuk cerita ini. Perkembangan hubungan Alya dan Kenzo dibuat berbeda. Slow but sure. Bukan cerita “cinta pada pandangan pertama”, tapi “rasa yang tumbuh seiring berjalannya waktu”.
Sambal adalah kunci! Saya enggak bisa kasih tahu lebih banyak, tapi kamu akan paham bagaimana sambal yang tadinya tidak disukai Alya malah jadi penghubung rasa di antara keduanya.
Ceritanya juga ternyata lebih deep, bukan hanya sekadar sambal dan orang enggak suka sambal. Life Begins with Spices menjelaskan tentang mimpi, pilihan, perjuangan, usaha keras, dan takdir. Juga bagaimana cinta itu datang tanpa diundang, dan menetap tanpa diminta.
Ternyata bukan soal dunia persambalan
Bintang dalam novel ini adalah sambal. Life Begins with Spices menarik perhatian saya karena adanya tambahan elemen cerita yang baru bagi saya. Sambal! Awalnya saya kira novel ini akan membahas tentang perjalanan Alya yang tidak suka sambal sampai masuk ke dunia persambalan. Saya juga mengira bakalan ada petualangan kuliner sambal, tapi ternyata tidak.
Alurnya lumayan ketebak, tapi elemen baru ini yang buat kita meresapi konfliknya. Sambal di sini bukan cuma pajangan agar novel ini berbeda tetapi eksistensi sambal punya efek yang lebih dalam untuk hubungan para tokohnya. Untuk ending sesuai dengan harapan saya.
Pada akhirnya, meski punya 300-an halaman, Life Begins with Spices bisa saya nikmati di sela-sela waktu yang melelahkan. Bahasanya yang santai membuat saya paham dengan alur yang sedang dibangun oleh penulisnya.
