Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Enggano dari Dekat

6 Mei 2017   18:10 Diperbarui: 16 September 2017   02:20 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat Enggano dari Dekat

Bagi penikmat traveling mengunjungi pulau enggano bisa menjadi salah satu alternatif pulau untuk didatangi. Pulau yang berada di tengah samudera hindia ini merupakan salahsatu pulau terluar Indonesia yang masih belum tersentuh modernisasi. Infrastruktur jalan sangat buruk, listrik dan air bersih terbatas, transportasi umum tidak ada, barang kebutuhan pokok mahal, mobile phone hanya di spot-spot tertentu dapat dipergunakan. Untuk kehidupan sehari-hari masyarakat mengandalkan dari hasil tangkapan ikan, beternak dan hasil kebun seperti pisang, melinjo, cokelat dan lain-lain.

Melihat enggano dari dekat bukan hanya alamnya yang indah dan masyarakat adatnya yang unik  tapi sensasi perjalanan yang cukup mengasyikkan karena dapat meningkatkan adrenalin karena harus melintasi samudera hindia yang terkenal ganas gelombangnya. Untuk menuju pulau ini pengunjung harus berjuang melalui perjalanan laut selama 12-15 jam atau menggunakan pesawat perintis dari bandara di Bengkulu yang kapasitas penumpangnya hanya 9 kursi. Alam enggano masih cukup ekstrim dan mengerikan karena dalam sekejap cuaca cerah dapat berubah menjadi hujan badai. Kapal atau pesawat yang sudah berada di tengah perjalanan dapat tiba-tiba kembali jika cuaca tiba-tiba berubah.

Menanti sunset di pantai barat enggano
Menanti sunset di pantai barat enggano
Burung bangau di pantai enggano
Burung bangau di pantai enggano
Tol Laut yang dicanangkan sebagai penghubung untuk menghemat waktu dan menekan harga / biaya dengan pulau terluar, seperti ke enggano atau ke mentawai sebenarnya telah ada, karena ada kapal yang melewati pulau terluar ini beberapa minggu sekali namun ini belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk aktifitas ekonomi.

Untuk menuju pulau enggano aku menggunakan pesawat milik  Susi Pudjiastuti aviation. Pesawat perintis ini sangat membantu masyarakat yang akan bepergian ke dan dari pulau enggano karena hanya memerlukan waktu perjalanan 50 menit di udara. Pesawat yang terbang setiap hari dari bandara fatmawati bengkulu ke bandara enggano ini harganya relatif murah hanya rp. 250ribuan perorang. Jangan khawatir walaupun pesawatnya kecil pilotnya bule yang sudah mahir mengendalikan pesawat. Landasan di bandara enggano yang panjangnya 1600 meter belum bisa didarati pesawat jenis ATR karena kontruksi landasan hanya untuk pesawat kecil. 

Menikmati naik pesawat propeller
Menikmati naik pesawat propeller
Saat akan mengunjungi enggano, seorang sahabat mengingatkan perlunya waspada karena adanya kisah mistis yang dapat saja terjadi. Padahal hal ini tidak sepenuhnya benar, cerita mistis yang menakutkan dapat menjadi penghambat bagi wisatawan untuk berkunjung. Ini seharusnya dihilangkan dan warga  diedukasi agar wisatawan mau datang berkunjung, karena realitanya masyarakat enggano ternyata sangat ramah dan terbuka bagi masyarakat luar, sifat toleransi dan gotongroyongnya sangat tinggi.

Rumah adat enggano
Rumah adat enggano
Di samping itu wisatawan juga harus mendapat informasi yang jelas mengenai musim. Sehingga wisatawan dapat mengetahui kapan waktu yang tepat datang ke enggano. Jangan-jangan bisa berangkat tetapi gak bisa pulang!

Obyek wisata di enggano seperti halnya daerah kepulauan yaitu keindahan alamnya. Pantainya relatif bersih, gelombang ombaknya relatif tinggi sehingga diwaktu-waktu tertentu turis asing datang untuk berselancar. Hutan mangrove masih cukup luas dan satwa seperti burung masih terlihat beterbangan. Untuk berwisata dan menjelajah mengelilingi pulau enggano mulai ujung pantai timur ke ujung pantai barat hanya memerlukan waktu sehari penuh karena pulaunya tidak terlalu luas.

gapura selamat jalan
gapura selamat jalan
Peta wisata yang sederhana
Peta wisata yang sederhana
Sisa-sisa benteng jepang yang hampir musnah
Sisa-sisa benteng jepang yang hampir musnah
Dalam sebuah tulisan, Cornelis de Houtman pertama kali mengunjungi pulau Enggano 5 Juni 1596, arti kata engano dalam bahasa Portugis berarti "kecewa". Apakah ini artinya pulau yang mengecewakan sehingga Belanda atau Jepang meninggalkan tempat ini dimasa konflik saat perang dunia? Entahlah karena tidak cukup tersedia catatan sejarah mengenai pendudukan Belanda, Jepang, Portugis ataupun Inggris di pulau Enggano. Di sini hanya terdapat benteng sisa peninggalan Jepang yang sudah tidak terawat karena tergerus abrasi. Namun yang jelas aku tidak kecewa sudah pernah menjejakkan kaki di pulau terluar milik Republik Indonesia yang berada di tengah samudera hindia. Aku hanya kecewa mengapa di negara yang sudah lebih 71 tahun merdeka ini rakyat enggano belum menikmati kesejahteraan dan pemerataan pembangunan, karena fasilitas pendidikan dan kesehatan masih sangat minim. Coba deh sekali-sekali tengok dan kunjungi enggano!

Dermaga setelah terkena tsunami
Dermaga setelah terkena tsunami
infrastruktur jalan yang buruk
infrastruktur jalan yang buruk
nelayan melaut di perairan enggano
nelayan melaut di perairan enggano
Sekilas catatan perjalanan. Salam wiken.

*foto-foto dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun