Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pagoda di Bukit Kota Sorong

20 November 2015   20:48 Diperbarui: 21 November 2015   10:35 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan pertama yang muncul dibenak ku yaitu, mengapa ada Pagoda di kota Sorong, Papua Barat. Pertanyaan ini terjawab ketika melihat langsung Vihara di kota Sorong. Ternyata di kota Sorong penduduk penganut agama Budha juga relatif cukup banyak, walaupun jumlahnya tidak sampai 10 persen.

Vihara yang diresmikan tahun 1988 ini cukup dapat menampung kegiatan ibadah umat Budha warga kota Sorong. Di Vihara Jayanti Sorong yang dipergunakan untuk ibadah ini, disebelahnya berdiri Pagoda Sapta Ratna yang cukup megah.

Pagoda bertingkat 7 ini berada dibukit yang tidak jauh dari tengah kota. Hanya berjalan sekitar 150 meter dari jalan raya, pengunjung dapat mendaki mencapai lokasi Pagoda. Di sekitar Vihara, selain terdapat Pagoda juga ada Tambur dan Genta Suci Dharma untuk mengingatkan waktu beribadah.

Dari atas pagoda, dikejauhan terlihat pulau Doom yang berada diseberang laut yang merupakan kota tua di Sorong. Di pulau Doom ini terdapat bangunan peninggalan kolonial yang dibuat saat Belanda menduduki Papua dahulu karena waktu itu pulau Doom menjadi pusat pemerintahan Belanda di Sorong.

Dari puncak Pagoda pengunjung juga dapat melihat pulau-pulau kecil di wilayah sekeliling perairan Sorong. Untuk mencapai pulau Doom atau pulau-pulau kecil lainnya, seperti pulau Matan, pulau Jefman (tempat bandara masa lalu yang ada di tengah pulau, sebelum dipindah ke bandara Domine Edward Osok, kota Sorong) wisatawan dapat menggunakan perahu mesin dari pelabuhan Sorong. Tarif sewa perahu relatif mahal, kira-kira sekitar 600 ribu sekali jalan.

Menuju pulau Matan sebagai salah satu pulau kecil tanpa penghuni memerlukan waktu perjalanan kira-kira 50 menit dari pelabuhan untuk sampai ke lokasi. Penunggu pulau Matan ini, seorang kakek berusia 70 tahun yang tinggal di sebuah rumah panggung di tepian pantai. Kisah mistis yang beredar kakek ini menikah / beristrikan seorang mahluk gaib dari lautan. Halah ada-ada saja! Benar tidaknya entahlah! Saat pengunjung akan pulang wisata, pengunjung diminta memberikan uang 100.000 rupiah kepada kakek penunggu Pulau.

Di sekitar Pulau Matan ini perairannya masih jernih, pengunjung dapat bermain pasir, berenang maupun diving. Sebagai wilayah semenanjung kawasan pantai Sorong menarik untuk dikelilingi. Silahkan dicoba deh. Met wiken.

Sorong, 20 November 2015

*Dok pri. Diketik dan dijepret dari hape

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun