Mohon tunggu...
Indi Ainumillah
Indi Ainumillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Bismillah, with the permission of Allah and the blessing of parents!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Penting, Mengenalkan Gender kepada Anak Saat Usia Dini

10 Oktober 2021   19:17 Diperbarui: 10 Oktober 2021   19:22 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada fase anal, anak sudah mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda. Menurut teori psikologi seksual, selama masa anal, kepuasan seksual adalah proses pengeluaran feses melalui anus. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengajari anak-anak toilet training. Bunda bisa mengajari Anda cara buang air kecil dan besar yang benar, dan cara membersihkan organ tubuh Anak Bunda.

Seberapa Pentingkah Pengenalan gender Terhadap Anak?

Yuk simak penjelasan di bawah ini!

Seberapa pentingkah identitas gender bagi anak? Pengenalan gender diperlukan agar anak dapat memahami perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Melalui pengenalan gender, orang tua dapat mengajari anak-anak mereka untuk memahami bagian-bagian pribadi dari tubuh yang tidak boleh dilihat orang lain. Selain itu, identitas gender juga mengajarkan anak tentang identitas dan tanggung jawabnya. 

“Dilihat dari karakteristik perkembangan psikologisnya, mulai usia 2 tahun, tangan anak secara refleks akan mengeksplorasi organ pribadinya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan, karena ia sudah mulai mengenali struktur anatomi tertentu yang berkaitan dengan organ intimnya." 

Pengenalan gender secara tidak langsung juga dapat diajarkan melalui permainan. 

Anak-anak biasanya suka bermain di rumah. Anak perempuan akan berperan sebagai ibu, dan anak laki-laki akan berperan sebagai ayah. Permainan ini dapat mengajarkan anak-anak tentang peran dan tanggung jawab anak laki-laki dan perempuan. 

Misalnya, seorang gadis memegang boneka yang berpura-pura menjadi anak kecil. 

Hal ini mencerminkan bahwa sebagai seorang wanita, sudah menjadi kodratnya untuk berperan sebagai seorang ibu dan merawat anak-anaknya ketika dia besar nanti. 

Bagi seorang anak laki-laki, permainan peran semacam ini dapat mengajarinya tanggung jawab seorang pria, yaitu bertanggung jawab atas keluarga, melindungi wanita, dan sebagainya. 

Fokus latihan bukan pada jenis kompetisi, tetapi pada tugas dan tanggung jawab. Berlawanan dengan stereotip warna pink untuk anak perempuan dan biru untuk anak laki-laki, itu tidak masalah Dan jenis kelamin anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun