Mohon tunggu...
indarti fareninda
indarti fareninda Mohon Tunggu... Freelancer - Investigative Mind Journey

Hamba Allah, Full Time Traveller, Investigative Journalist, Movie Geeks, Natural Born Writer, Pro Bono Politician

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Negeri Ceria

6 November 2012   11:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:53 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sucipto adalah seorang penulis skenario terkenal, sudah ratusan cerita karyanya yang wara-wiri baik dilayar kaca, maupun layar lebar. Beragam penghargaan dunia penulisan skenario baik nasional maupun internasional berjejer rapi dirumahnya. Makanya tak heran ketika ia didaulat Presiden negeri ini untuk menulis skenario sebuah film nasional yang diproduksi guna memperingati perayaan kemerdekaan negaranya yang ke 100 tahun tapi rupanya Sucipto menyimpan kekhawatiran yang sangat-sangat besar. Bagaimana tidak? Sang Presiden hanya memberikan ia waktu selama 2 minggu…. waktu yang singkat untuk sebuah proyek besar…..

Apalagi saat ini Sucipto tengah kehilangan modal utama nya sebagai seorang scriptwriter yaitu …. IDE…..  Jadi sebenarnya faktor yang menyebabkan Sucipto kehilangan sang IDE pujaan ini adalah karena ternyata kehidupan asmaranya tidak berjalan semulus cerita-cerita drama yang ditulisnya…. Sucipto baru saja ditinggalkan Rini kekasihnya selama 5 tahun ini. Ditinggalkan Rini bagi Sucipto seperti kiamat kecil….. karena Rini adalah sumber inspirasi dan ide-ide briliannya dalam menulis skenario. Ibarat nya kini Sucipto seperti sapi ompong, selayaknya pelukis yang ditinggalkan objek lukisannya…. tidak bisa berbuat apa-apa.  Dalam satu kesempatan si Presiden berkata, kalo film yang rencananya akan diberi judul “Negeri Ceria” ini, harus bisa membangkitkan semangat, menebarkan rasa gembira serta menularkan perasaan ceria ke seluruh rakyat, yang sedang dirundung duka akibat masalah-masalah sosial negeri ini yang seperti tidak ada habis-habisnya. Begitu wanti-wanti sang Presiden sambil nyengir lebar ke arah Sucipto : “Ceria gundulmu, wong aku lagi sedih setengah mampus ditinggalkan Dek Rini. Mana bisa aku dapat inspirasi nulis sesuatu, apalagi cerita yang ceria-ceria, gak mati bunuh diri terjun dari lantai 40 aja, udah bersyukur aku” Begitu batin Sucipto tapi sambil membalas cengiran presiden dengan cengirannya yang ternyata juga tak kalah lebarnya.

Akhirnya satu minggu berlalu sudah, tapi Sucipto tidak juga menyelesaikan skenarionya,  ia bener-benar stuck…. Yang dikerjakannya hanya berjalan bolak-balik didalam rumah. Sudah seminggu ia tidak makan, tidak tidur, tapi juga tidak menulis. Di malam kedelapan, Sucipto memutuskan untuk berjalan-jalan mencari angin….. “Barangkali aku mendapat pencerahan dari suasana kota malam hari, pikirnya”.  Sucipto lalu menyusuri jalanan kota malam itu, karena capek ia berhenti dan duduk di taman. Tiba-tiba ada seorang pria yang menegornya “Mas susah cari inspirasi ya?” Sucipto balas menjawab “Kok tau mas?” Pria misterius itu berkata : “Mas kalo saya lagi susah cari inspirasi, biasanya saya melakukan salto berkali-kali. Salto??? Batin Sucipto bingung, Ohh… mungkin maksudnya orang kreatif tuh berpikirnya out of the box dan terbalik kali ya? Tapi apa iya otaknya harus dibalik dengan cara melakukan salto dulu???” Si pria misterius itu berkata lagi …. “Iya kalo gak percaya coba dech sekarang salto dari sini ampe rumah, gak usah jalan, nanti Mas pasti bisa menemukan inspirasi dan ide-ide yang cemerlang”. Sucipto berpikir sejenak “Wah mungkin sebaiknya aku coba saja, siapa tau perkataan orang ini benar”. Akhirnya malam itu Sucipto tidak pulang dengan jalan kaki melainkan dengan salto kaki dari taman kota hingga ke rumahnya yang jauhnya hampir mencapai 3 kilometer.

Sayangnya karena suasana gelap, ia tidak sempat melihat tulisan yang tertera di belakang kaos pria tersebut……  Akhirnya tibalah hari-H….. Sucipto dipanggil menghadap si Presiden untuk menyerahkan skenarionya. Ketika si Presiden menanyakan apa skenarionya sudah selesai apa belum? Tanpa diduga….. Sucipto melakukan gerakan salto berkali-kali. Sang presiden dan semua yang hadir dibuat terkejut setengah mati. Mereka tidak tahu apa maksud tindakan Sucipto tadi?. Ketika si presiden menanyakan apa maksud Sucipto melakukan gerakan salto dan mana skenario “Negeri Ceria” bikinannya?.  Apa jawab Sucipto??? “Pak Presiden skenarionya sudah saya selesaikan kok!”. “Mana?” Tagih sang Presiden. “Ada, tapi Pak Presiden, Produser, Sutradara, dan seluruh rakyat yang mau lihat skenarionya harus melakukan gerakan salto dulu kayak saya tadi, baru deh keliatan hahahahaha……”, Sucipto tertawa terbahak-bahak…..

Sang Presiden, Ajudan, Produser, Sutradara, dan semua kru film “Negeri Ceria” yang berada diruangan itu saling berpandang-pandangan penuh kebingungan.  “Tragedi salto” ini telah membuat Sucipto kehilangan semuanya….. kehilangan nama baik, kehilangan reputasinya sebagai penulis skenario profesional, dan juga ternyata membuat ia harus kehilangan akal sehatnya…..  Tapi malam itu terdengar kembali suara tuts mesin tik, Akhirnya kini Sucipto mendapatkan kembali inspirasinya, dan tidak hanya itu, ia juga mendapatkan bonus seorang teman baru, yaitu pria misterius yang dulu ditemuinya di taman. Kini mereka bisa saling berbagi inspirasi dan tentunya bersama-sama berlatih gerakan salto, di dalam satu kamar,

di RUMAH SAKIT JIWA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun