Mohon tunggu...
Indari Mastuti
Indari Mastuti Mohon Tunggu... -

Indari Mastuti merupakan ibu rumah tangga yang "doyan nulis". Meski ibu rumah tangga, Indari sangat menyukai dunia bisnis, kajian perempuan, dan ia sudah menulis lebih dari 50 judul buku serta berprofesi sebagai penulis BIOGRAFI. Indari pada saat ini sukses mengawal dua komunitas perempuan yaitu Ibu-ibu Doyan Nulis yang berjumlah 10.559 orang dan Ibu-Ibu Doyan Bisnis berjumlah 11.475 orang. Selain mengembangkan bisnis serta dua komunitasnya ini, Indari juga tercatat sebagai pengurus di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan pengurus di Indonesia Marketing Association (IMA). Pada tahun 2013, Indari melaunching Sekolah Perempuan, sebuah sekolah yang diperuntukkan bagi ibu rumah tangga. Bisnis dan komunitas yang dikawalnya telah membuat Indari mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi di Indonesia, seperti Perempuan Inspiratif Nova (2010), Finalis Kusala Swadaya (2011), Juara 2 Wirausaha Muda Mandiri (2012), Perempuan Terinspiratif Indonesia Majalah Kartini (2012), Finalis Wanita Wirausaha Femina (2012), Juara 3 Kartini Awards (2012), Finalis Kartini Next Generation (2012), 100 Perempuan Pilihan Indonesia Mengubah Dengan Cinta SunLight (2013), Juara I Sekar Womenpreneur (2012), dan SuperWoman Indonesia (2014). Untuk menghubungi Indari bisa melalui email di indari.m@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rumah Tanpa Asisten Rumah Tangga ala Ibu Wakil Walikota

17 Februari 2014   13:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45 4107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertemu dengan ibu wakil walikota Bandung membuat saya terinspirasi untuk meneruskan kegiatan domestik di rumah tanpa asisten rumah tangga. Ya, sudah lebih dari 6 bulan ini memang semua dilakukan tanpa asisten rumah tangga, saya dan suami berbagi peran dalam urusan rumah. Awalnya kehilangan asiten bikin galau, ada kekhawatiran kalau dari satu kegiatan kegiatan lainnya akan saling menguras energi ----- ternyata tidak! Perihal tidak ada asisten rumah tangga bukan hanya urusan pilihan tapi juga krisis asisten yang sesuai dengan kriteria masing-masing orang semakin meleset dari harapan. Asisten rumah tangga saat ini lebih banyak bikin pusing daripadada bikin happy. Misalnya saja karena kurang perhatian pada anak, sms atau telponan sepanjang hari, kurang jujur, hingga berbagai keluhan lainnya. Saya jadi menyakini bahwa krisis saat ini mencakup salahnsatunya krisis attitude. Menilik kembali percakapan dengan ibu wakil walikota bandung, saya yang kebetulan datang bersama team Sekolah Perempuan terkagum-kagum dengan prinsipnya tidak menggunakan asisten rumah tangga, "justru saya menikmati rasa lelah sebagi puncak terbaik kreativitas. Kadang saya bisa terpikirkan ide terbaik menulis pidato saat sedang memasak." Ujarnya. Dengan aktivitas yang padat seperti mengurus 7 anak, rumah dengan 9 kamar, memasak untuk begitu banyak orang, mencuci, mengepel, dan aktivitas domestik lainnya ternyata tidak membuat beliau luput mengerjakan kegiatan lain untuk dirinya sendiri, " saya masih punya waktu untuk belajar, berkunjung, melakukan aktivitas sosial, dan menyelesaikan membaca Al-Qur'an 3 juz setiap hari." Ujar beliau dengan senyum mengembang. Kami semua yang hadir dalam pertemuan singkat berdecak kagum pada beliau dan inilah yang semakin menguatkan saya untuk menjalankan apapun darirumah baik bisnis, keluarga, dan aktivitas lainnya tanpa asisten rumah tangga, "tidak ada yang namanya krisis asisten rumah tangga, yang ada sepertinya krisis gaya hidup ke serba asisten, serba mbak dan bibi padahal kunci dari semuanya bukan seberapa sibuk kita tapi manajemen waktu yang baik membuat kesibukan apapun bisa teratasi dengan baik." Ujar salah satu kawan. Lantas, Anda siap hidup tanpa asisten rumah tangga?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun