Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Pembelajaran Meringkas

5 Januari 2023   13:46 Diperbarui: 5 Januari 2023   14:07 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam melakukan giat pembelajaran banyak ragam gaya dan motoda pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelas. Sehingga dengan banyaknya variasi atau metoda pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas memberikan suasana yang aktif dan kondusif serta menyenangkan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Suasana di dalam kelas tidak monoton hanya terjadi informasi dari guru saja peserta didik cenderung pasif selama pembelajaran.

Oleh karena itu guru harus menghadirkan proses inovasi dan kreatifitas pembelajaran kepada peserta didiknya. Sehingga ragam inovasi dan kreatif dari seorang guru dapat menggugah peserta didik untuk juga memiliki motivasi yang sama dalam berkreatifitas. Pembelajaran pun dapat dirasakan secara langsung oleh peserta didik dalam mengambil manfaatnya.

Unsur kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran harus dilakukan oleh guru ketika mentranfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan membuat suasana kelas menjadi hidup dalam pembelajaran. Melatih peserta didik dalam merangsang sel motoriknya untuk bergerak dalam membuat sesuatu karya yang dapat berguna untuk dirinya dan orang lain.

Menurut Undang-Undang Sitem Pemdidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ada lima konsep dalam pengertian tersebut yaitu: (1) interaksi, (2) peserta didik, (3) pendidik, (4) sumber belajar, dan (5) lingkungan belajar.

Terciptanya lingkungan belajar yang dapat membangun ragam pembelajaran bermakna bagi peserta didik merupakan harapan dari penerapan kurikulum yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Apalagi dalam kurikulum merdeka yang diharapkan betul-betul proses pembelajaran berpusat kepada peserta didik sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.

Dimyati (2002:286) mengemukakan bahwa hakekat pembelajaran adalah: 1. kegiatan yang dimaksudkan untuk membelajarkan pembelajar, 2. progam pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikan (diterapkan) dalam suatu sistem, 3. kegiatan yang dimaksud untuk memberikan pengalaman belajar kepada pembelajar, 4. kegiatan yang mengarahkan pembelajar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran, 5. kegiatan yang melibatkan komponen-komponen tujuan , isi pembelajaran, sistem penyajian dan sistem evaluasi dalam realisasinya.( Sri Haryati;2017)

Oleh karena itu guru dapat bijak dengan menggunakan berbagai macam model pembelajaran yang dikehendakinya. Salah satu yang dapat kita gunakan adalah dengan menggunakan metode meringkas atau merangkum suatu materi pembelajaran. Model pembelajaran dapat kita kembangkan dengan harapan peserta didik dapat terbiasa dengan berliterasi. Hal ini dapat mendorong peserta didik untuk terbiasa dan pada akhirnya terbangun budaya literasi. Kemudian melatih kemampuan peserta didik dalam bentuk pembelajaran menulis ringkasan yang lebih memberdayakan siswa dan diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Keraf (2004:299) mendefinisikan ringkasan (Precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat, Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandangan pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu. (Yeni Setiati S; ) https://media.neliti.com/media/publications/216090-peningkatan-kemampuan-menulis-ringkasan.pdf

Ada tiga pemahaman dalam melakukan metode meringkas yang perlu diajarkan kepada peserta didik. Pertama Metode Cornel yaitu Metode ini dikembangkan tahun 1950-an oleh Prof. Walter Pauk dari Universitas Cornell. Pada metode ini, kita akan membagi lembar kertas catatan menjadi 3 bagian (cue, notes, summary). Bagian tengah halaman dibagi 2 kolom dengan ukuran kolom sebelah kiri lebih kecil. Sekitar 3-4 baris paling bawah dipisahkan oleh garis horizontal untuk menuliskan ringkasan (summary). Pertama, tuliskan judul di baris paling atas. 

Untuk menulis detail catatan, pakai kolom catatan (notes) di sebelah kanan. Catat semua gagasan penting yang dijelaskan secara ringkas di sini. Pada kolom isyarat (cue) di sebelah kiri, kita bisa menuliskan gagasan utama (keyword), pertanyaan yang masih perlu dicari kembali dan informasi penting mengenai materi tersebut seperti diagram. Setelah pelajaran berakhir, segera tuliskan 1-2 kalimat ringkasan di kolom paling bawah. Ringkasan berisi refleksi dan gambaran materi secara umum. 

Kedua, Mind Mapping (Pemetaadn Pemikiran) yaitu Rangkuman pelajaran dalam bentuk mind map akan memiliki wujud seperti pohon yang bercabang atau jaring laba-laba di sebuah kertas kosong. Mirip seperti metode outline, kita menuliskan satu judul besar sebagai gagasan utama di tengah halaman. Namun, alih-alih menuliskan subjudul secara linear ke bawah, kita akan membuatnya bercabang seperti diagram pohon yang memiliki hierarki. Di tiap cabangnya, dituliskan kata kunci penting yang menjadi inti pelajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun