Mohon tunggu...
Indah Tsamrotussaadah
Indah Tsamrotussaadah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi S1

Sedang belajar menulis, mohon bimbingannya teman-teman kompasianer!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vaksin untuk COVID-19?

16 November 2020   17:15 Diperbarui: 16 November 2020   17:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seluruh dunia saat ini sedang berjuang bersama melawan sebuah wabah penyakit, Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). COVID-19 disebabkan oleh  evere Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2),  yang pertama kali ditemukan pada Desember 2019, di Wuhan, Cina. COVID-19 memiliki gejala yang mirip dengan SARS, yakni  menyerang saluran pernafasan, yang dapat menimbulkan flu ringan, batuk kering, hingga sesak napas. Namun, tidak hanya itu saja, COVID-19 dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap individu yang terinfeksi. Bisa sakit kepala, muncul ruam merah pada kulit, diare, kelelahan, hilangnya indera perasa dan penciuman, dan bahkan tak jarang juga dapat ditemukan orang tanpa gejala (OTG) tetapi terkonfirmasi positif.  Lalu, sudahkah ada vaksin untuk COVID-19?

Perlu kita ketahui bahwa COVID-19 memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan SARS yang terjadi pada 2003 lalu. Dilansir pada situs covid19.kemkes.go.id SARS memiliki tingkat kematian sebesar  9,6%. Sedangkan COVID-19 memiliki tingkat kematian kurang dari 5%. Namun, terlepas dari tingkat kematiannya yang lebih rendah dibandingkan SARS, COVID-19 menyebar jauh lebih cepat dibanding SARS. Penyebaran COVID-19 dapat terjadi dari satu manusia ke manusia lainnya tanpa batasan usia melalui beberapa cara. Pertama COVID-19 dapat menyebar dari tetesan cairan (Droplets) yang berasal dari batuk  maupun bersin  penderita yang dihirup oleh individu yang sehat. Kedua, COVID-19 dapat menyebar melalui sentuhan fisik secara langsung, seperti berjabat tangan antara penderita dan bukan penderita. Ketiga, COVID-19 dapat menyebar ketika individu sehat menyentuh benda yang sudah terpapar virus korona diatasnya, kemudian tanpa mencuci tangan, individu tersebut menyentuh bagian hidung, mulut, atau mata. Hal ini membuka akses bagi virus untuk masuk ke dalam tubuh individu tersebut.

Dengan mudahnya penularan COVID-19, menyebabkan COVID-19 menyebar secara cepat dari satu negara ke negara lainnya, termasuk Indonesia. Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama teridentifikasi pada bulan Maret 2020 di Depok, dan menyebar lebih luas ke seluruh wilayah Indonesia. Dilansir dari situs  covid19.go.id pada 2 agustus 2020 tercatat sebanyak 17.660.523 jiwa di 216 negara terkonfirmasi positif COVID-19 dengan 680.894 jiwa meninggal dunia. Di Indonesia tercatat pada tanggal 15 November 2020 sebanyak  467.113 jiwa terkonfirmasi positif COVID-19. Sebanyak  391.991 dinyatakan resmi sembuh dari COVID-19, dan sebanyak 15.211 terkonfirmasi meninggal dunia.

COVID-19 berdampak pada berbagai sektor kehidupan di Indonesia dan dunia. contohnya adalah sektor ekonomi, ekonomi Indonesia menjadi tidak stabil, banyak perusahaan-perusahaan mengalami penurunan pendapatan yang sangat siginifikan, bahkan mencapai rugi. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan dengan terpaksa mengurangi jumlah pekerja di perusahaan mereka. Akibatnya, banyak pengangguran bermunculan di masa pandemi ini. IMF mencatat perekonomian global telah jatuh ke dalam keadaan yang krisis ekonomi, setelah kurang lebih 95% negara di dunia mengalami  pertumbuhan ekonomi negatif. Indonesia juga termasuk yang mengalami resesi akibat pandemi COVID-19. Pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia mengalami  minus 5,32%, dan dilanjutkan pada kuartal III 2020, ekonomi Indonesia mengalami  minus 3,49%. Selain itu, IMF mencatat  pandemi COVID-19 membuat kerugian besar terhadap ekonomi dunia, yakni sebesar 12 triliun dollar Amerika Serikat, atau setara dengan 168.000 triliun rupiah (kurs Rp14.000).

Sayangnya, sampai saat ini belum ada vaksin untuk virus ini, sehingga untuk mencegah lebih banyak yang wafat, ataupun menderita karena COVID-19 dan juga mencegah kerugian yang lebih besar, seluruh ilmuan di berbagai negara sudah mulai mengembangkan  vaksin untuk COVID-19. Semua vaksin dirancang untuk bisa memerintahkan sistem kekebalan tubuh manusia untuk mengenali dan memblokir virus korona secara aman.

Adapun jenis-jenis vaksin potesial  yang berada dalam pengembangan, yaitu, yang  pertama Inactivated or weakened virus vaccines, vaksin ini bekerja dengan cara menggunakan bentuk dari virus yang sudah dilemahkan, sehingga tidak menimbulkan penyakit, tetapi dapat membangun respons kekebalan tubuh. Kedua, Protein-based vaccines, vaksin jenis ini bekerja dengan cara meniru bentuk virus korona  dengan cangkang protein yang tidak berbahaya, sehingga mendapatkan respons kekebalan tubuh dengan aman. Ketiga, Viral vector  vaccines, vaksin jenis ini bekerja dengan cara menggunakan virus rekayasa genetik yang tidak menimbulkan penyakit, tetapi dapat menghasilkan protein virus korona, sehingga dapat memunculkan respons kekebalan tubuh. Kemudian yang terakhir adalah RNA and DNA vaccines,vaksin ini bekerja dengan menggunakan rekayasa genetik RNA dan DNA untuk dapat menghasilkan protein secara mandiri sehingga dapat mendorong munculnya respons kekebalan tubuh secara aman. 

Untuk memastikan sebuah vaksin aman untuk didistribusikan kepada masyarakat, dilakukan uji coba klinis terhadap kandidat vaksin COVID-19. Hal ini sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu, dan pada saat ini sedang menginjak tahap uji klinis ke-3.  Berdasarkan data pada situs resmi WHO (World Health Organization), terdapat 11 kandidat vaksin COVID-19 yang dapat mengikuti uji klinis pada tahap ke-3. Pada uji klinis tahap ke-3 diikuti oleh puluhan ribu orang dengan keragaman usia, mulai dari yang tidak rentan dan yang rentan terhadap COVID-19. Adapun developer kandidat -- kandidat vaksin yang mengikuti uji coba klinis pada tahap ke-3, terdiri atas Sinovac, Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm, Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm, Bharat Biotech, University of Oxford/AstraZeneca, CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology, Gamaleya Research Institute, Janssen Pharmaceutical Companies, Novavax, Moderna/NIAID, dan BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer.

Uji coba klinis terhadap para kandidat vaksin dilakukan diberbagai negara, termasuk Indonesia. Tepatnya dilaksanakan di Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung Jawa Barat. Dilansir pada situs cnbcindonesia.com pada 13 November 2020 oleh Yuni Astuti bahwa, data uji klinis tahap ke-3, tercatat pada 6 November 2020 sebanyak 1.620 relawan sudah mendapatkan suntikan imunisasi Sinovac pertama, 1.603 relawan sudah mendapatkan suntikan imunisasi kedua, dan sebanyak 1.335 relawan sudah memasuki tahap monitoring. Juru bicara uji klinis fase 3 Vaksin COVID-19, dr. Rodman Tarigan mengatakan bahwa sejauh ini belum ada laporan tidak mengenakkan dari para relawan mengenai kejadian serius yang dialami para relawan setelah diimunisasi. Hal ini akan terus dipantau sampai 6 bulan setelah imunisasi.

Pendistribusian vaksin COVID-19 belum bisa dipastikan kapan, namun  WHO (World Health Organization) memperkirakan Vaksin COVID-19 bisa mulai didistribusikan pada awal hingga pertengahan tahun 2021. Akan tetapi, setelah adanya vaksin, belum tentu pandemi dapat berakhir dengan waktu yang singkat, berakhirnya pandemi ikut dipengaruhi oleh jumlah vaksinisasi yang dilakukan, semakin banyak jumlah vaksinisasi tentu akan semakin efektif.

Dapat disimpulkan, COVID-19 mudah menyebar, dan memiliki gejala yang berbeda-beda. Vaksin untuk COVID-19 saat ini, masih dalam tahap uji klinis. Jadi untuk saat ini, sudah seharusnya kita tetap mengikuti protokol kesehatan dengan tetap menjaga jarak, menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menghindari kerumunan, guna mencegah penyebaran virus yang lebih luas lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun