Mohon tunggu...
Indah Rahima
Indah Rahima Mohon Tunggu... Mahasiswa

Membaca, menulis dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Cinta & Perpisahan

20 April 2025   18:11 Diperbarui: 20 April 2025   18:11 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cinta adalah anugerah paling indah yang dapat dirasakan oleh setiap manusia. Ia datang tanpa diundang, tumbuh tanpa paksaan, dan memberi makna dalam setiap perjalanan hidup. Namun, cinta tak selalu berujung indah. Kadang, cinta harus merelakan, melepaskan, bahkan mengikhlaskan meski hati menolak. Seperti itulah kisah yang dialami oleh seorang teman dekatku, yang pernah mencintai dengan tulus namun harus menerima kenyataan pahit tentang perpisahan.

Hubungan mereka terjalin begitu lama, dibangun dengan fondasi kepercayaan dan harapan masa depan. Setiap detik yang mereka lalui bersama seolah menegaskan bahwa mereka diciptakan untuk saling melengkapi. Namun, takdir berkata lain. Sebuah kesalahpahaman yang tak terelakkan memisahkan mereka. Bukan karena cinta yang telah pudar, tetapi karena komunikasi yang gagal menyatukan hati yang sedang diuji.

Perpisahan itu menghancurkan harapan yang telah dirancang rapi. Temanku, yang sudah memikirkan kehidupan bersama kekasihnya, harus menerima kenyataan bahwa semua mimpi itu berakhir di tengah jalan. Hari-harinya berubah menjadi kosong. Ia kehilangan semangat, tenggelam dalam kesedihan, dan seolah tak tahu bagaimana harus melanjutkan hidup tanpa orang yang selama ini mengisi harinya.

Luka yang ia rasakan semakin dalam ketika ia mengetahui bahwa mantan kekasihnya telah menemukan pengganti. Ada rasa kehilangan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, seolah seluruh dunia berhenti sejenak untuk memaksanya meresapi kenyataan itu. Namun, dalam diamnya, ia belajar bahwa cinta sejati bukan hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang merelakan dan mendoakan kebahagiaan orang yang pernah dicintai.

Dari kisah ini, kita belajar bahwa cinta tak selalu berakhir bahagia. Kadang, cinta hadir untuk mengajarkan ketegaran, keikhlasan, dan bagaimana menghadapi kehilangan. Meski perpisahan menyakitkan, ia bukanlah akhir dari segalanya. Justru dari sanalah seseorang tumbuh menjadi lebih kuat dan dewasa dalam memaknai kehidupan.

Akhirnya, cinta akan selalu ada, bahkan jika ia tidak lagi dalam bentuk kehadiran. Ia tetap hidup dalam kenangan, dalam pelajaran, dan dalam doa yang diam-diam dipanjatkan dari hati yang pernah mencintai sepenuh jiwa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun