Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari yang Sangat Sempurna untuk Sakit

1 Maret 2023   21:09 Diperbarui: 1 Maret 2023   21:13 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dania sampai di kontrakannya yang sempit, petang hari setelah rapat yang panjang dan menjemukan. Divisinya sedang membahas sebuah proyek yang harus kelar dalam dua minggu dan mereka menyiapkan untuk presentasi di depan bos besok. Masih ada bahan yang harus dilemburnya di rumah, tapi yang Dania inginkan hanyalah tidur dan berselimut karena ia merasa dingin.

Dania benar-benar melakukan apa yang diinginkannya setelah membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Ia tidak mempedulikan perutnya yang sedikit lapar dan langsung menyusup di selimutnya yang hangat. Dania meraba keningnya sendiri sesaat sebelum memejamkan mata dan merasakan bahwa ia sedikit demam.

Baru sepuluh menit ia memejamkan mata, ponselnya berdering dengan nada yang ia setel khusus untuk kepala divisinya. Sambil meraih ponsel di meja nakas, Dania menyesali mengapa ia tidak mematikan ponsel terlebih dahulu sebelum memutuskan tidur.

"Iya, Kak?" sapanya dengan suara berat. Dania baru menyadari bahwa tenggorokannya pun mulai terasa sakit. Sepertinya ia benar-benar akan sakit. Dibenahinya posisi dari berbaring menjadi duduk.

"Mengapa suaramu serak?" tanya kepala divisinya - yang biasa ia panggil Kak Sandra - di seberang telepon dengan suara mengintimidasi alih-alih suara penuh perhatian. "Ingat jangan sampai kau sakit, besok adalah saat yang paling urgent untuk proyek kita."

"Tidak, Kak. Aku hanya ... baru bangun," Dania berdehem agar suaranya jernih.

"Kau masih sempat tidur?!" suara Sandra meninggi. "Kau belum memulai membuka laptopmu? Kau harus merevisi semua dokumen yang sudah kita siapkan, dan mengirimkan pada Andria agar ia dapat mengeprint pagi-pagi sebelum kita ke bos. Ingat Dania, kita sudah membagi tugas masing-masing dan aku juga tidak leha-leha malam ini. Aku harus mengurus ..."

"Iya, Kak, aku tahu. Kakak harus memastikan pihak yang kita undang datang besok," sambung Dania yang merasa kepalanya mulai berdenyut. Ia akan benar-benar sakit jika Sandra terus mengomelinya. Kebiasaan buruk kepala divisinya itu adalah berceloteh tak tentu arah sebelum masuk ke point pentingnya.

"Kakak tadi meneleponku untuk apa?"

"Jangan lupa kau ubah anggaran untuk bahan, karena harga-harga naik, seperti yang kita sepakati, kita naikkan 20% dari harga semula."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun