Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari-Hari yang (tak) Berarti

7 Februari 2023   04:52 Diperbarui: 22 Maret 2023   04:48 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari berlalu dengan cepat (Foto: Dokpri: Indah)

Dimulai dari Ahad, turun ke Senin, menggelinding ke Selasa, lanjut ke Rabu, pindah ke Kamis, ganti ke Jumat, berujung ke Sabtu, kembali ke Ahad.

Demikian hari-hari silih berganti dijalani dengan mengalir seperti air. Kadang dengan kecepatan air bah, kadang bagai air sungai di musim kemarau.

Namun hari-hari berjalan kian cepat. Perasaan kemarin baru Ahad, sudah Ahad lagi. Perasaan kemarin baru merayakan gempita tahun baru, sekarang Januari sudah tinggal kisah usang. Perasaan baru kemarin anakku merangkak, kini ia sudah tumbuh besar dan tegap.

Mengapa hari-hari seakan berlari. Seolah mengejar sebuah ujung. Mengapa aku tak dapat meraih arti dari berlalunya hari. Apakah karena terlalu sibuk mengejar dunia dan melupakan akhirat?

Aku tak akan hidup kekal di dunia, akhirat adalah tempat selama-lamanya. Hari-hariku terlalu sibuk dengan dunia, padahal aku akan meninggalkannya, bukankah salah caraku menjalani hari?

Baiklah mungkin harus kuperbaiki hingga hari tidak lari begitu saja. Setiap hari harus kutabung bekal akhirat jika aku mau selamat. Dari Ahad ke Ahad harus dikuatkan tekad. Dari Ahad ke Ahad, semoga Allah memberikan berkat.**

Makassar, 7 Februari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun