Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Persahabatan: Doa dalam Kata-Kata Kita Dikabulkan pada Tempat dan Waktu Terbaik

24 Oktober 2022   20:44 Diperbarui: 24 Oktober 2022   20:51 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Persahabatan (Pexels)

Persahabatan biasanya dimulai karena adanya perasaan nyaman berteman dengan seseorang. Misalnya dalam sebuah kelas yang padat berisi 40-an orang di masa sekolah, tentu dengan sendirinya kita akan menemukan orang-orang yang bersamanya kita merasa senang. Lalu muncul geng-geng kecil berisi tiga atau empat orang yang akan berteman lebih intens daripada dengan yang lain.

Namun ada kalanya, persahabatan dijalin karena adanya suatu keadaan yang memaksa kita selalu bersama-sama dalam satu kondisi.

Belasan atau puluhan tahun lampau, saya dihadapkan dengan persahabatan karena kondisi - ketika pertama menginjakkan kaki - bekerja di Kota Makassar. Sesama teman satu angkatan masuk kantor waktu itu ada tiga yang perempuan yaitu saya, Nani dan Enik. Saya lulusan Brawijaya, Nani UGM, dan Enik Unsoed - nggak ada yang sama, nggak ada yang kenal satu sama lain sebelumnya. 

Hanya berbekal kesamaan teman satu angkatan tentunya tidak lantas kami menjadi teman karib. Setelah sekitar satu tahun, kami menempati rumah yang sama (kontrak), lalu menempati rumah dinas (mess) yang sama. Pasang surut interaksi antar teman dengan latar belakang budaya yang berbeda kami jalani dengan semuanya berakhir indah. Tak ada yang keras kepala di antara kami bertiga. Kalaupun ada, yang lain akan bersedia dengan senang hati mengalah.

Persahabatan kami berjalan dengan sangat baik dan kemudian satu demi satu menikah. Enik adalah yang pertama pindah ke Jakarta, meniti karier cemerlangnya di ibukota - adapun tempat tinggalnya ada di Bekasi. Lalu kemudian tak lama Nani pindah ke Mataram - lalu ke Bogor hingga sekarang. Saya? Tetap setia menghuni Makassar.

Walaupun berpindah-pindah kantor, kami masih disatukan dalam satu kementerian LHK, sehingga selalu nyambung jika sesekali menyapa via pesan whatsapp. 

Enik kemudian melesat sebagai pejabat struktural eselon 3, sedangkan saya dan Nani memilih tetap setia di jalur fungsional. Sering dalam khayalan kami (saya dan Nani suka berkhayal), kami akan reuni suatu saat, mengikuti Enik yang super sibuk. Kami berdua cuti dan ikut Enik yang sedang perjalanan dinas di suatu tempat, misalnya ke Bali. Lain hari kami yang sama-sama suka nonton drakor berkhayal untuk jalan-jalan ke Korea sama-sama. Mengkhayal bebas saja, kan? Tetap kami selalu meng-amin-i semua rencana-rencana kami, rencana paling absurd sekalipun.

Lalu tibalah saya mendapat tugas mengikuti rapat di Bogor. Rapatnya Kamis - Jumat (Rabu-Sabtu perjalanan). Saya pergi dengan mba Ida, staf dari bagian program di kantor yang juga mengenal Enik dan Nani dengan baik. Waktu itu kepala balai kami juga sedang ada kegiatan di Bogor dan meminta untuk pulang sama-sama di hari Sabtu.

Setelah kasak-kusuk dengan Mba Ida, akhirnya kami minta izin untuk kembali ke Makassar hari Minggu. Hari Sabtunya kami berencana ke Bekasi ke rumah Enik, mengajak Nani dan Susi (seorang teman yang tinggal dan bekerja di Bogor juga). 

Tibalah saat yang membahagiakan ketika kami (saya, Nani dan Enik) akhirnya bisa berkumpul kembali setelah 17 tahun berpisah. Memang kadang saya ketemu Nani saja atau Enik saja. Nani juga pernah hanya ketemu dengan Enik. Tapi pertemuan yang benar-benar hanya bertiga (plus dua teman yang lain + dan juga suami Nani), baru terjadi di Bekasi, Oktober 2022. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun