Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Alhamdulillah, Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini?

21 September 2022   21:46 Diperbarui: 21 September 2022   22:06 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alhamdulillah (Sumber: Pexels/Tetyana Kovyrina)

Alhamdulillah, puji bagi Allah. Hidup sudah diserahkan pada manusia untuk dijalani dengan sebaik-baiknya. Ada kalanya memang hidup terasa berat, namun sering kali hidup terasa indah. Apapun itu sebaiknya kita bersyukur pada karunia Tuhan untuk kita.

Hari ini saya bangun dengan badan yang agak meriang, dan sudah memikirkan kemungkinan untuk cuti saja sehari. Saya mengurungkan niat ketika teringat janji diskusi dengan teman-teman untuk pelaksanaan sebuah kegiatan kantor.

Kalau pakai ilmu 'untung' ala orang Jawa, saya seharusnya duduk tegak mempersiapkan diri pergi ke kantor dan mengucapkan: "Untung saya cuma meriang, dan masih bisa berdiri tegak. Saya masih bisa beraktivitas di kantor walaupun mata pedas dan berair, tenggorokan gatal dan hidung tersumbat."

Alhamdulillah cuma meriang. Alhamdulillah bisa sampai di kantor tepat waktu dan masih bisa absen online tanpa eror. 

Setiba di kantor lalu saya mengurus naskah yang saya kirimkan untuk website kantor. Ada kekeliruan pengiriman, sehingga saya mengirimkan file yang salah. Alhamdulillah, filenya masih bisa ditukar dengan file yang baru.

Setelah urusan naskah website beres, saya pergi ke rumah seorang kenalan yang tak jauh dari kantor. Saya berjanji akan membeli mukena untuk kebutuhan anak saya di pondok. Alhamdulillah dua mukena putih yang saya pesan tersedia dengan harga terjangkau. Kenalan saya juga menyarankan saya untuk menunjukkan mukena itu terlebih dahulu pada anak saya. Baru kalau anak saya setuju, saya bisa mentransfer uangnya. Alhamdulillah baik sekali beliau.

Saya pulang ke kantor dan mengajak seorang teman untuk ikut kegiatan saya nanti. Alhamdulillah tanpa banyak alasan, teman tersebut bersedia walau harus rapat mendadak pukul 09.00.

Pukul 09.00 saya rapat berempat bersama teman-teman satu tim. Alhamdulillah, rapat/diskusi berjalan dengan cukup mulus. Alhamdulillah semua anggota tim berkontribusi dengan semaksimal mungkin dan saya benar-benar merasa terbantu.

Saya pulang istirahat siang, sekaligus mengecek anak saya yang sedang kurang sehat di rumah. Alhamdulillah anak dan suami mau makan seadanya dengan lauk yang saya sediakan. Alhamdulillah, tak lama anak kedua saya juga pulang dari sekolah dan kami bisa balik ke kantor dengan aman.

Alhamdulillah saat diskusi saya teruskan usai break, antusiasme teman-teman tidak berkurang untuk mencurahkan ide selama diskusi dan alhamdulillah rapat selesai dan target tercapai.

Alhamdulillah masih ada cukup waktu untuk mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke pondok sebelum pulang kantor. Hujan turun cukup deras saat kami pulang. Alhamdulillah masih bisa beli makanan untuk anak di pondok dengan sistem drive trough nggak usah turun mobil dan kebasahan.

Alhamdulillah masih bisa beli jalangkote dan risol untuk anak dan alhamdulillah sesampai di pondok hujan telah berhenti. Anak saya yang biasanya lama sekali baru muncul, alhamdulillah sudah menunggu kami di halaman pondok. Kami ngobrol di dalam mobil saja.

Alhamdulillah anak saya makan dengan lahap. Alhamdulillah saya bisa memandangi anak saya secara langsung dan bisa mengelus kepalanya serta bercakap-cakap tentang kesehariannya di pondok. Saat kami harus pulang ke rumah, alhamdulillah anak saya tidak rewel dan tetap tersenyum lebar menenteng belanjaan yang kami antarkan.

Kami sampai di rumah sudah maghrib. Lauk untuk makan malam sudah kami beli. Alhamdulillah anak-anak dengan senang hati makan. Batuk si bungsu memang masih mengkhawatirkan tapi alhamdulillah ia minum obat dengan mudah. Urusan minum obat ini, alhamdulillah banget anak-anak bisa minum obat sendiri bahkan obat tablet yang ukurannya besar.

Kalau diingat masa kecil mereka, subhanallah ... minum obat kayak ngajak berkelahi.

Mendekati pukul 21.00, alhamdulillah anak-anak dengan mudah menurut saat disuruh segera tidur sehingga alhamdulillah saya bisa buka laptop dan menulis artikel ini.

Alhamdulillah sebelumnya, saya sempat melakukan chat wa dan ngobrol singkat di ig dengan tiga teman lama yang pernah tinggal serumah saat masih lajang dulu. Walau sekarang sudah jauh di mata, namun tetap dekat di hati ... alhamdulillah.

Nah, sobat Kompasiana ... banyak hal yang bisa disyukuri dalam sehari kehidupan kita. Apa yang sudah saya tulis di atas hanyalah hal-hal yang kasat mata dan sebenarnya masih banyak lagi kalau mau disebutkan semua. Mungkin sepuluh halaman masih kurang jika kita sebutkan secara rinci nikmat yang harus kita syukuri dalam sehari.

Saya belum menulis alhamdulillah masih bisa bernapas dengan baik, masih bisa berjalan, masih bisa tertawa, masih bisa merasakan panas, dingin, pahit, manis. Masih bisa melihat tumbuhan dan hewan serta orang-orang tersayang. Masih bisa mencium harum ayam goreng. Masih bisa merasakan manis orange float. Dan banyak lagi yang lainnya.

Alhamdulillah wa masyaaAllah, ternyata Allah sangat sayang sekali kepada kita dengan semua nikmat yang diberikan-Nya. Maka apa lagi yang menghalangi kita untuk bersyukur pada-Nya?**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun