Pada waktu saya masih kecil dulu, ibu saya tak pernah memasak sayur daun kelor. Seingat saya, daun kelor juga jarang sekali dijual di pasar tradisional di kota-kota yang pernah saya tinggali di Jawa.Â
Pengetahuan saya mengenai daun kelor hanyalah sebatas pada peribahasa "Dunia tak selebar daun kelor," yang artinya dunia itu luas - jadi walau tak pernah melihatnya, saya tahu bahwa daun kelor itu pasti kecil-kecil.
Versi lain dari peribahasa itu adalah versi kebalikan, jika ingin mengatakan bahwa dunia itu sempit. "Dunia hanya selebar daun kelor, kemanapun aku pergi, aku selalu bertemu dengannya lagi." Begitu perumpamaannya dalam kalimat.
Pengetahuan lain adalah pada mitos bahwa orang Jawa tidak makan daun kelor, karena nanti ilmu-ilmu perdukunannya lenyap. Ini khusus mereka yang dukun ya, yang percaya bahwa daun kelor dapat menghilangkan ilmu-ilmu mistik.
Namun, saya pernah makan buah pohon kelor, yaitu yang biasa disebut "Klenthang", karena ibu saya sering memasaknya menjadi sayur asam.Â
Kembali pada topik sayur daun kelor, saya mulai mengenalnya saat tinggal di Makassar. Benar adanya si daun kelor ini daunnya kecil-kecil dan warnanya hijau tua menyegarkan mata.
Awalnya saya hanya makan sayur daun kelor yang dimasak bu kantin di kantor. Lama-lama karena penasaran, akhirnya masak sendiri di rumah. Sebagai pilihan variasi sayur bening, daun kelor malah menempati peringkat pertama dibandingkan dengan bayam yang sudah menjadi ratu sayur sejak zaman saya masih anak-anak, alias sering dimasak oleh ibu saya.
Daun kelor untuk sayur bening biasa saya masak dicampur dengan jagung manis pipilan, labu siam, dan kacang panjang. Beberapa lembar daun kemangi dapat ditambahkan saat sayur sudah hampir matang.
Khasiat Daun Kelor untuk Kesehatan
Selain enak dan segar, sayur daun kelor juga berkhasiat untuk kesehatan. Khasiat daun kelor untuk kesehatan antara lain:
