Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudahkah Kau Hitung Rasa Syukurmu?

1 Mei 2022   19:50 Diperbarui: 1 Mei 2022   19:52 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sudahkah Kau Hitung Rasa Syukurmu? (Pexels/Keenan Constance)


Siang ini saya mendapat berita belasungkawa tentang meninggalnya menantu dari eks teman kantor. Menantu salah satu teman - sebut saja Pak Ha - meninggal dunia karena lakalantas yang terjadi di awal Ramadan.

Saya tidak kenal menantu pak Ha. Tapi tentu saja kenal baik dengan pak Ha dan putrinya yang sedang berduka. Bahkan dulu saya hadir saat putri pak Ha menikah dengan almarhum. Kebetulan saya saat itu sedang berada di Jogja, kota tempat kediaman pak Ha dan keluarga beberapa tahun terakhir.

Mbak Fe, putri sulung pak Ha yang tengah berduka itu, adalah kesayangan ayahnya. Masih saya ingat pak Ha mengundang saya dan teman-teman makan di sebuah restoran di Jogja, saat Mbak Fe lulus kuliah S1. Pancaran bangga dan bahagia jelas tercetak di wajah pak Ha.

Saya dapat membayangkan duka di wajah pak Ha, saat hati putri sulungnya hancur sekarang ini.

Mbak Fe sendiri saya saksikan tumbuh menjadi gadis yang manja, namun kemudian bertransformasi menjadi istri yang baik dan ibu dari dua anak yang lucu-lucu. Berita berpulangnya sang suami, membuat saya ikut bersedih sekaligus menyadari bahwa Mbak Fe adalah perempuan yang kuat.

Selama Ramadan dia harus kuat dan tabah mendampingi suaminya yang sakit. Dan saat jelang lebaran justru sang kekasih hati pergi dan tak akan kembali. Hal ini tentu sangat memukul perasaan dan melemahkan hati.

Saya doakan Mbak Fe kuat menghadapi cobaan ini.

Umur adalah rahasia Allah. Tak ada jaminan umat Nabi Muhammad akan hidup di dunia sama dengan usia nabi, 63 tahun. Bisa lebih bisa juga kurang. Seperti suami Mbak Fe yang baru menginjak awal tiga puluhan.

Setelah ini, Mbak Fe harus kuat menjalani hidup sebagai orangtua tunggal dengan dua anak. Saya teringat beberapa tahun yang lalu sahabat saya mengalami hal yang sama. Suaminya meninggal meninggalkan tiga anak. Sahabat saya banting tulang berusaha eksis menghidupi ketiga anaknya.

Bayangan perempuan-perempuan bermental baja yang ditinggal suaminya itu membuat saya tersadar. Penderitaan dan perjuangan mereka sangat berat. Sudah seharusnya saya malu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun