Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Tatap Muka Harus Dilaksanakan, Sebelum Terlambat

14 Januari 2022   22:15 Diperbarui: 14 Januari 2022   22:27 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siswa berinteraksi dengan temannya.

"Saya lupa tidak membawa bolpoin. Boleh saya pinjam bolpoin pak Guru?"

Siswa berinteraksi dengan gurunya.

"Berapa harga satu bolpoin?"

Siswa berinteraksi dengan penjual bolpoin di koperasi sekolah.

Coba, saat lupa membawa bolpoin saja, setidaknya ada tiga opsi yang dapat dipilih oleh siswa. Kalau belajar daring di rumah?

"Maaa, bolpoinku mana, ya?"

Seisi rumah heboh mencari bolpoin yang diam-diam saja di bawah kolong tempat tidur setelah semalam jatuh menggelinding ke sana.

Pembelajaran tatap muka akan membuat siswa terbiasa dan mampu membedakan bagaimana ia berinteraksi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua, bahkan dengan teman yang lebih muda, misalnya dengan adik kelas. Dalam interaksi tersebut, terkadang timbul friksi-friksi. Siswa akan belajar bagaimana mengatasi friksi tersebut.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tatap muka yang memberi ruang interaksi tersebut, dapat menjadi ruang belajar anak-anak sebagai persiapan ia hidup sebagai warga masyarakat kelak. Ia tidak kikuk bergaul. Ia dapat menangani masalah. Dan ia dapat menjalin kerjasama dengan orang lain untuk mengatasi masalah.

Jadi menurut saya, pembelajaran tatap muka harus dilaksanakan, sebelum terlambat. Sebelum anak-anak terbiasa mager dalam ruang-ruang maya. Sebelum anak-anak merasa hidupnya sudah lengkap hanya dengan menggenggam hape, tanpa perlu berinteraksi sana-sini. Sebelum anak-anak melek teknologi tapi gagap dalam perkembangan keterampilan sosial budayanya. Sebelum budaya asosial, cuek dan acuh tak acuh mencabut kodrat manusia sebagai makhluk sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun