Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Surat Cinta buat Mama dan Papa

9 Mei 2021   07:56 Diperbarui: 9 Mei 2021   08:28 1686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mama Papa - Oma Opa - Mimi lan mintuna. Gambar diambil di tepi pantai di Bone, Sulawesi Selatan (Sumber: Dokpri)

Teruntuk mama papaku tersayang, di Malang.

Halo, Ma, Pa. Apa kabar? Semoga mama dan papa dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apa. Kami di Makassar juga dalam kondisi sehat semuanya, alhamdulillah.

Mungkin mama dan papa heran, kenapa Vita menulis surat ini. Kenapa nggak wa atau telepon langsung kayak biasanya. Memang sengaja Vita nulis surat, karena Vita lagi ikut event nulis bareng selama Ramadan di Kompasiana. Di event itu, tiap harinya peserta event diberikan satu topik yang harus ditulis. Kebetulan hari ini topiknya adalah menulis surat untuk sanak saudara di kampung halaman. Tentu saja, Vita langsung memutuskan untuk menulis surat buat Mama dan Papa.

Menulis surat kembali seperti ini, mengingatkan Vita waktu awal-awal hijrah ke Makassar dulu tahun 1999. Waktu itu belum punya ponsel, jadi selain telepon lewat wartel (warung telekomunikasi), alternatif untuk menghubungi mama dan papa di Malang adalah via surat. Mama-papa masih ingat, kan? Sudah lama sekali, ya? Sudah lebih dari 20 tahun kita tinggal berjauhan ya, Ma, Pa? 

Melalui surat ini, Vita ingin mengucapkan terima kasih. Dulu saat pertama Vita mendapat surat penempatan kerja di Ujung Pandang (sekarang Makassar), mama dan papa mendukung penuh anak bungsu ini untuk pergi jauh. Memberi kepercayaan pada anak manja ini untuk hidup mandiri, padahal sejak kecil hingga dewasa tidak pernah lepas dari pengawasan mama papa berdua. 

Vita saat itu nggak menempatkan diri pada posisi mama papa, malah dengan penuh semangat pergi menyongsong petualangan baru. Harus hidup sendiri di kota lain apalagi lain pulau, sungguh sangat menantang membuat semangat Vita membara. 

Sekarang kalau Vita pikir-pikir, mungkin saat itu sebenarnya perasaan mama dan papa ketar-ketir. Gimana anak ini hidup di kota yang nggak ada sanak saudara sama sekali tinggal di sana. Mungkin begitu pikiran mama dan papa waktu itu. 

Tapi alhamdulillah kekhawatiran itu tidak mama dan papa ungkapkan, karena kalau dicetuskan mungkin bisa melemahkan langkah Vita. Sikap mama dan papa itu ingin Vita tiru bila harus melepas anak-anak kelak jika bekerja di tempat lain - walau kini ego orangtua dalam jiwa Vita inginnya anak-anak Vita nanti nggak pergi dari Makassar. Di sini saja dekat-dekat.

Ucapan terima kasih berikutnya, untuk restu mama dan papa berdua yang mengizinkan anak bungsu ini menikah dengan pria Bugis yang tinggal di Makassar. Menikah dengan pria pilihan Vita, memberi konsekuensi bahwa Vita akan tinggal lebih lama lagi di Makassar. Bahkan mungkin selamanya bermukim di kota anging mammiri. 

Terima kasih, dan maafkan jika Vita tidak bisa selalu dekat dengan mama dan papa - tidak bisa ikut merawat dan menjaga kala mama dan papa sakit, bahkan tidak bisa sekadar menemani jalan-jalan di pagi hari, atau hang out nyobain kuliner favorit mama papa. Duh, jadi melow ni, Ma ... Pa ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun