Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar Beradaptasi Saat Pandemi

14 April 2021   05:30 Diperbarui: 14 April 2021   05:34 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid dalam temaram senja (Sumber: RENE RAUSCHENBERGER/pixabay)

Tak terasa pandemi Covid-19 sudah berjalan setahun lebih. Kini kita telah memasuki Ramadhan kedua bersama pandemi. Tadi malam saat menunggu keputusan pemerintah apakah kita jadi puasa tanggal 13 April 2021 atau tidak, saya berbincang dengan suami. Bagaimana Ramadhan kali ini? Apakah kita akan sekali lagi menghabiskan malam-malam dengan tarawih bersama di rumah, atau bagaimana?

Suami menjawab bahwa ia sudah menemukan masjid yang menjalankan protokol kesehatan. Kami sekeluarga memutuskan untuk kembali ke masjid dalam menjalankan ibadah tarawih. Berisiko? Tentu segala macam kegiatan kita di luar rumah di masa pandemi memang berisiko. Tapi kita sudah belajar selama setahun ini. InsyaAllah dengan menjalankan protokol kesehatan, kita bisa terhindar dari bahaya Covid-19.

Pengumuman pemerintah datang agak lambat, suara panggilan tarawih dari masjid terdekat sudah berkumandang. Malam ini kami tarawih di rumah dulu. Berjamaah berlima (suami sebagai imam, saya dan anak-anak sebagai makmum). Mengulang kisah Ramadhan kemarin, seperti de javu. 

Berjamaah bersama di masjid, memang menyenangkan. Terasa ghirah beribadah lebih kuat, melihat saudara-saudara seiman bersama-sama beribadah menyembah Allah. Namun setahun kemarin saat Ramadhan, Allah telah memberikan perspektif lain dalam beribadah. Beribadah salat tarawih berjamaah di rumah, bisa menghadirkan getar lain yang sama indahnya. Bonding atau ikatan keluarga semakin kuat. Berkali-kali syukur terucap dalam hati melihat anak-anak mengikuti gerakan salat, walau kadang diikuti dengan segala tingkah polah mereka yang khas anak-anak. 

Ramadhan kemarin memang praktis sejak hari pertama puasa, kami tak pernah lagi salat di masjid. Demikian juga papanya anak-anak, sempat hanya salat fardhu di rumah, sebagai upaya ikhtiar di saat kita semua masih gagap teknologi dalam menghadapi pandemi. Saat semua orang masih belum memahami benar bagaimana mencegah tertular virus korona, dan saat masih banyak yang mencibir dan menganggap ini semua hanya konspirasi belaka. Masjid bahkan bisa menjadi sumber penularan utama, jika jamaahnya masih ngeyel tidak menjaga jarak, dan beribadah tanpa mengenakan masker.

Setiap orang punya alasannya sendiri-sendiri. Ada yang menganggap ibadah jangan diubah-ubah. Salat berjarak maka setan yang akan berdiri di antara para jamaah. Yang masih menjalankan ibadah seperti sebelum pandemi hadir, bisa jadi merasa lebih baik dari saudaranya yang menjalankan ibadah dengan prokes ketat karena alasan ikhtiar. Masing-masing punya pembenarannya sendiri-sendiri. 

Yang terpenting tidak saling menyalahkan karena sebenarnya kita hanya manusia yang kadang bisa sama-sama bodoh. Merasa diri paling benar, padahal kebenaran yang hakiki hanyalah yang benar menurut Allah. Kita hanya dapat menjalankan apa yang kita anggap benar, dan berdoa agar Allah membimbing kita agar tidak melalui jalan yang salah.

Maka, sudah siapkah Anda semua, Ramadhan kali ini kembali salat berjamaah dan tarawih di masjid? Jika memang tarawih berjamaah di rumah dianggap masih menjadi pilihan utama, itu baik. Sebaliknya jika sudah berani tarawih di masjid, itu juga baik. Yang perlu diingat saat memutuskan untuk tarawih di masjid adalah:

1. Sebelum pergi ke masjid sudah berwudhu dan mencuci tangan dengan sabun

2. Memakai masker

3. Pilih masjid yang menjalankan protokol kesehatan (tidak memakai karpet, salat berjarak, mengharuskan jamaah memakai masker, tidak berlama-lama dalam salat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun