Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pak Tua dan 'Pasien'nya di Pasar

24 Oktober 2013   00:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:07 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13825469221268695993

[caption id="attachment_273657" align="aligncenter" width="300" caption="Pak tua sedang mengukur tensi "][/caption] Pada tanggal 8 Oktober 2013 yang lalu aku pergi ke pasar yang berada tak jauh dari rumahku. Saat  itu sudah siang  sehingga aktifitas di pasar tidak seramai di pagi hari. Para pedagang pun sudah ada yang santai tidak sibuk. Aku berbelanja sayuran ke pedagang sayur mayur langgananku, sebut saja namanya si Mbok. Saat aku sedang memilih sayuran yang hendak kubeli tiba-tiba kudengar si Mbok berteriak, "Pak, kemari dong! Tolong cek tensi suamiku tuh, sudah lama dia gak di cek tensinya". Tak berapa lama kulihat seorang bapak tua menghampiri suami si Mbok. Wah langsung saja aku menghentikan acara pilih-pilih sayur dan langsung menghampiri si bapak tua meminta izin untuk mengambil fotonya saat sedang bekerja mengukur tensi darah 'pasien'nya. Si bapak tua memperbolehkan , sepertinya ia sudah sering difoto saat sedang bekerja. Ia pikir aku adalah pekerja media, walah aku jadi GR , bukan pak, aku cuma kompasianer yang suka membagi cerita dan uneg-unegku di blog keroyokan Kompasiana. Menurut si bapak ia dulu pernah diwawancarai oleh salah satu stasiun TV nasional berkaitan tentang pekerjaannya tersebut dan ia mendapatkan imbalannya, namun sayang si bapak tidak tahu pasti apakah ia jadi masuk TV atau tidak karena ia jarang pula menonton TV. Pekerjaan si bapak cukup menarik perhatianku, suwer kewer kewer aku belum pernah menjumpai pekerjaan bidang medis ini yang dilakukan berkeliling pasar atau perkampungan. Setelah selesai tugas dengan 'pasien'nya tersebut si bapak mau lho diwawancarai sebentar olehku, gayaku rek udah kayak wartawan aja yaa.. :-) Walah orang-orang jadi ada yang tertarik juga ikut mendengarkan pembicaraan kami. Pak Akhidin, begitulah ia biasa dipanggil. Ia bekerja keliling pasar-pasar dan perkampungan di Jakarta, menawarkan jasa medis seperti mengukur tensi darah, memeriksa: gula, cholesterol dan asam urat. Ia sangat sederhana hanya membawa sebuah tas yang berisi kapas alkohol, lanset, alat ukur tensi (tensimeter), alat ukur sederhana yang bisa dibawa kemana saja (portable) untuk mengukur gula, cholesterol, asam urat. Banyak pedagang yang mengenalnya, mungkin banyak juga yang menjadi pelanggannya. Adanya pak Akhidin yang bekerja keliling pasar maka memudahkan pedagang tersebut tuk mengecek kesehatannya walau cuma sedikit jasa pemeriksaan yang pak Akhidin dapat lakukan. Pedagang tak perlu meninggalkan barang dagangannya , harga jasanya yang murah dan hasil pemeriksaan dapat langsung diketahui dengan cepat. Rupanya para pedagang cukup percaya dengan hasil pemeriksaan dari alat yang digunakan pak Akhidin. Sebenarnya jenis pekerjaan pak Akhidin ini berkaitan pula dengan pekerjaanku waktu dulu sebagai seorang analis laboratorium kesehatan. Perbedaannya adalah pada alat pemeriksaan yang kami gunakan. Pak Akhidin menggunakan alat sederhana yang hanya memerlukan bahan pemeriksaan berupa darah dalam jumlah sedikit, cukup diambil dari ujung jari setelah ditusuk dengan lanset. Sedangkan aku dulu bekerja menggunakan alat autoanalyser yang menggunakan bahan pemeriksaan darah yang tidak cukup bila diambil dari ujung jari. Alat yang kugunakan selalu terkontrol kualitasnya dengan baik, perawatan terhadap alat pun dilakukan dengan baik sehingga hasil pemeriksaan yang diberikan kepada pasien adalah hasil yang benar-benar bisa dipertanggung jawabkan, hasil yang bisa dipercaya sesuai dengan kondisi pasien saat diperiksa. Aku kurang tahu apakah kualitas alat yang pak Akhidin gunakan bagus atau tidak. Apakah ia melakukan perawatan terhadap alat-alat tersebut? aku juga tidak tahu. Namun yang pasti aku bisa melihat dan merasakan betapa ia bekerja dengan tulus membantu orang-orang yang membutuhkan jasanya. Orang-orang pun senang dan suka kepadanya. Kulihat ternyata pedagang masih perduli pula dengan komdisi kesehatannya namun mungkin karena kesibukannya berdagang mereka enggan datang ke tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit maupun laboratorium klinik. Mungkin saat mengalami sakit serius barulah mereka datang ke pusat pelayanan kesehatan tersebut. Pak Akhidin cukup jeli melihat peluang usaha ini, pastilah ia cukup berusaha dan sabar juga untuk membangun kepercayaan pasien-pasien terhadapnya. Akhirnya aku pun penasaran ingin tahu bagaimana rasanya di cek oleh pak Akhidin, aku coba cek kadar gula darahku. Pertama-tama pak Akhidin mengoleskan kapas alkohol ke jari tanganku. Aku mulai deg-dengan, walau aku dulu sering mengambil darah ke pasien tapi tetap saja aku takut ditusuk jarum ataupun lanset. 'Klik' aduh autoclick itu udah menusuk jariku, keluarlah darahku, darah pertama dibuang tidak dipakai oleh pak Akhidin, kemudian darah selanjutnya ditampung ke sebuah stik strip. Lalu stik strip tersebut dimasukkan ke dalam alat ukurnya. tidak sampai semenit sudah keluar hasilnya. Ya aku cukup senang dengan hasilnya, walau kata orang aku ini manis namun ternyata kadar gula darahku biasa-biasa saja. :-)

Sebagai seorang analis dulunya aku merasa gimanaaa gitu dengan pekerjaan pak Akhidin. Apakah ilegal yang dia kerjakan? Hasil pemeriksaan yang diberikan olehnya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. Sepertinya ia bukan orang lulusan pendidikan analis laboratorium kesehatan. Namun banyak yang menggunakan jasanya walau  dekat pasar itu juga ada klinik yang bisa mengerjakan pemeriksaan sederhana seperti yang pak Akhidin lakukan. Aku juga kurang tahu apakah klinik tersebut menggunakan alat pemeriksaan autoanalyzer atau alat sederhana (portable) seperti pak Akhidin. Sepertinya sekarang ini memang segalanya lebih mudah yaa.. Orang bisa memeriksa pemeriksaan laboratorium, seperti gula, kolesterol, asam urat bila punya alat portable tersebut, tak perlu datang ke laboratorium klinik. Sebenarnya alat-alat sederhana yang ringan dan bisa dibawa kemana saja tersebut ditujukan untuk kemudahan pasien yang membutukannya. Misalnya: penderita diabetes dapat menggunakan alat sederhana ini untuk memantau kadar gula darahnya setiap hari di rumah. Aku juga pernah membaca tentang FMIPA USU yang telah menemukan sebuah alat pengukur kadar gula darah namun tidak menggunakan darah sebagai bahan pemeriksaannya melainkan dengan tiupan nafas pasien. Wah keren yaa.. benar-benar dicari bahan sesederhana mungkin tanpa harus menusuk kulit tuk mendapatkan darah. Nah info lengkapnya disini. Zaman semakin berkembang, kemajuan teknologi di segala bidang pun semakin canggih termasuk kemajuan alat-alat laboratorium. Semakin dimudahkan  baik jenisnya atau jumlah  bahan pemeriksaan yang dibutuhkan, kualitas ketelitian dan keakuratan hasil pemeriksaan ditambah dengan pelayanan tenaga kesehatan yang menyenangkan tentunya  menjadi pilihan banyak orang mempercayakan pemeriksaan kondisi kesehatannya. Sekian dulu yaa ceritaku hari ini, terimakasih bagi yang mau membacanya dan berbagi pendapat tentang pak tua dan profesi analis. Salam Analis. Semoga analis di Indonesia semakin maju tak kalah bersaing dengan analis luar negeri. Jayalah Negeriku.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun