Mohon tunggu...
Indah Lutfiana
Indah Lutfiana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - manusia yang terus berproses

Mahasiswa Psikologi, Santri Krapyak, ISTJ.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Memandang Hidup dari Sisi Lain Seperti Dalam Buku "The Other Side of Things"

10 Agustus 2022   10:17 Diperbarui: 10 Agustus 2022   10:35 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Indah Lutfiana

Buku ini berjudul "The Other Side of Things" atau jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti "Sisi Lain tentang Segala Sesuatu", berisi cerita dan gambar oleh Ahn Kyuchul, salah seorang penulis dan seniman dari Korea Selatan. Sejujurnya ini adalah buku terjemahan pertama dari penulis Korea yang saya beli. Saya tau dan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini sebab banyak sekali konten di media sosial yang menyebutkan bahwa RM atau Kim Namjoon, leader dari BTS, yang ternyata juga membaca buku ini. Berhubung saya juga salah satu fans dari BTS, dan saya juga cukup menyukai buku, akhirnya saya putuskan untuk membeli buku ini. Buku ini sampai ke tangan saya pertama kali pada 18 Mei 2022, dan ternyata menjadi cetakan pertama yang diterbitkan dan diterjemahkan oleh Shira Media. Butuh waktu sekitar hampir 5 bulan untuk menyelesaikan membaca buku ini, karena aktivitas kuliah yang cukup menyita waktu dan juga tugas lain yang saya lakukan.

Sama seperti judulnya, buku ini berusaha menyampaikan tentang makna tersendiri pada setiap kejadian-kejadian kecil yang sering terjadi disekitar kita. Dengan menggunakan sudut pandang yang tidak biasa, ternyata kita bisa belajar banyak dari hal disekitar kita. Bagi saya, setiap cerita yang disampaikan buku ini seperti sebuah pengingat, pengingat untuk kita yang mungkin lupa bagaimana esensi dari kehidupan bekerja, atau sebagai pengingat tentang 'seperti apa hidup' dengan belajar dari hal-hal kecil seperti debu yang dihasilkan dari serutan kayu. Banyak sekali kutipan kalimat yang sangat relate dengan kehidupan manusia saat ini.

Ketika membaca cerita pertama, saya akui cukup sulit memahami maksud yang ingin disampaikan penulis, jadi saya putuskan untuk membacanya 3 atau 4 kali saat itu. Saya terus membaca hingga halaman selanjutnya, ternyata memang ada beberapa cerita yang sedikit sulit dipahami, namun ada juga cerita lain yang menurut saya cukup ringan untuk dibaca dan tetap menyampaikan arti yang mendalam.

Kalimat yang menarik atau berkesan selalu saya perjelas dengan garis pulpen merah atau stabilo, agar lebih terlihat menonjol dan mudah untuk temukan. Dari banyaknya kalimat, akan saya beritahu  beberapa diantaranya, yaitu

"Hidup adalah perang dengan musuh-musuh yang lebih kecil, namun lebih kuat dari kita." Karat, halaman 27.

"Ketika sudah tidak ada, maka kita harus hidup dengan ketiadaannya. Kita juga harus belajar bagaimana caranya membiarkan mereka yang tidak ingin menetap, untuk bisa melarikan diri." Barang-barang, halaman 31.

"Aku terus bergerak maju, meninggalkan bagian yang terlewatkan atau terhiraukan sebagai kerusakan yang tidak bisa diperbaiki." Pakan dan Lungsin, halaman 163.

"Untuk melakukan sesuatu, pertama-tama kita harus tau bagaimana hal itu akan berakhir, dan harus tau apa yang menanti kita di sisi lain itu. Harus tau caranya berhenti untuk menjadi lebih baik ke depannya. Harus tau caranya berdiam untuk berbicara. Harus tau caranya melupakan untuk mengingat. Harus tau caranya bertahan dalam rasa sepi untuk mencintai. Masalahnya adalah pada nyatanya kita hanya belajar caranya untuk terus melaju kedepan, tetapi tidak belajar caranya untuk berhenti. Kita hanya belajar caranya mewujudkan dan memiliki sesuatu, tetapi tidak belajar caranya untuk berpisah dengan mereka. Kita hanya belajar cara untuk masuk ke dalam dunia, tetapi tidak belajar cara untuk keluar." Hal yang Tidak Dipelajari oleh Kita, halaman 213.

Selama membaca buku ini, saya merasa mendapat ruang untuk bernafas sejenak dan berhenti, kemudian seperti diingatkan kembali tentang cara kerja dunia yang sedang saya tempati. Seperti mendapat nasihat dan petuah dari seseorang yang tidak dikenal sebelumnya, tapi dengan senang hati membagikan pengalaman hidupnya yang sangat berharga. Buku ini berusaha memberi pemahaman untuk diri kita yang terkadang merasa seperti dikejar-kejar oleh banyaknya peraturan dan target dalam hidup didunia. Pesan yang ingin disampaikan Ahn Kyuchul selaku penulis buku memang terkesan sederhana, tapi pada kenyataannya karena terlalu sederhana, pesan itu sangat mudah terlupakan. Maka dari itu, saya menyebut buku ini sebagai suatu 'pengingat' untuk kita para pembaca, yang mungkin saja mudah lupa karena terlalu sibuk berusaha keras untuk dunia, hingga akhirnya lupa untuk bernafas dan menjadi manusia yang tetap seperti manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun