Mohon tunggu...
Indah Lutfiana
Indah Lutfiana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - manusia yang terus berproses

Mahasiswa Psikologi, Santri Krapyak, ISTJ.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Kasus Korupsi Pejabat Negara, Intelek atau Kehendak yang Menjadi Setirnya?" Ditinjau Berdasarkan Konsep Filsafat Schopenhauer

9 Agustus 2022   09:41 Diperbarui: 10 Agustus 2022   07:03 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasus Korupsi (sumber: investmentnews.com)

Jika menurut Schopenhauer, adanya tubuh, darah, dan gerakan dari tubuh kita adalah hasil dari adanya kehendak, yaitu kehendak untuk hidup (Abidin, 2017).

 Schopenhauer juga menuliskan bahwa 'Kehendak adalah orang kuat tapi buta, yang menggendong orang lumpuh namun bisa melihat (intelek)'. 

Artinya, antara kehendak dan intelek, mereka saling membantu dalam mendapatkan tujuannya, yang dimana kehendaklah yang menjadi kendaraan bagi intelek untuk terus berjalan. Tidak sampai disitu saja, Schopenhauer mengibaratkan 'Intelek adalah alat untuk memenuhi keinginan'. 

Dari sini, dapat ditarik sedikit pemahaman, bahwa dalam setiap intelek, selalu ada kehendak yang menjadi alasan dibaliknya.  Secara mudahnya, bisa disebut bahwa intelek adalah tangan kanan dari kehendak (the minister of foreign affairs), dan alam menciptakan intelek atau kecerdasan untuk menjadi pelayan dari kehendak itu sendiri (Abidin, 2017).

Untuk lebih memberi pemahaman, coba kita fikirkan sejenak, kira-kira apa tujuan manusia setelah menjadi kaya? Atau setelah berhasil menduduki suatu kursi kepemimpinan? Atau juga setelah mendapatkan gelar pendidikan yang tinggi? Jawaban rasionalnya pasti banyak yang sudah sering kita dengar, misalnya 'agar bisa bermanfaat untuk banyak orang atau agar bisa menolong orang lain' dan sebagainya. 

Tapi, coba fikirkan tentang jawaban irrasionalnya, apakah ada? bisa jadi ada, karena apa? Seperti yang sudah disampaikan diatas, bahwa intelek bertugas menjadi alat untuk mengabulkan semua keinginan dari kehendak. Manusia hanya menjadikan keinginannya yang sebenarnya irrasional seolah-olah menjadi rasional, hal ini juga disampaikan dalam aliran Filsafat Vitalisme (Abidin, 2017).

Ketika manusia sudah tunduk pada kehendak, maka tidak akan pernah ada kata 'puas' dalam setiap pencapaian yang kita dapat, kehendak itu selalu ingin dituruti, dan sebagai manusia, kita akan terus berusaha agar bisa menurutinya. 

Disisi lain, ketika kita memilih untuk tidak mengikuti keinginan dari kehendak, akan timbul permasalahan baru, yaitu rasa bosan yang akan membuat kita menderita. Itulah sifat dari kehendak, harus dituruti, jika tidak akan membuat kita menderita dalam rasa bosan dan jenuh (Sema & Wibowo, 2021).

Pada akhirnya, Schopenhauer melengkapi akhir dari pemikirannya, bahwa 'Kehendak Buta' yang memang menjadi suatu esensi dari manusia, yang mana berarti adalah hal yang memang tidak mungkin bisa dipisahkan dari manusia, namun tetap bisa dikendalikan atau dimurnikan melalui beberapa hal. 

Yang pertama yaitu Filsafat, yang maksud disini adalah ketika kita memperhatikan hal apapun disekitar kita, haruslah memberi sebuah pemahaman bagi diri kita sendiri, dengan kata lain, intelek berhasil menguasai kehendak.

Sebab yang kedua adalah sikap Jenius, yang menurut Schopenhauer menjadi bentuk tertinggi dari pengetahuan dan memiliki sedikit kehendak. Yang ketiga adalah Seni, Schopenhauer memandang seni lebih tinggi daripada ilmu, sebab ilmu dihasilkan lewat akumulasi dan penalaran yang hati-hati, sedangkan seni mencapai tujuannya (ketika ia bisa menghadirkan Ide Platonis atau universal) melalui intuisi dan presentasi, ilmu itu berdampingan dengan bakat, sedangkan seni itu membutuhkan kejeniusan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun