Mohon tunggu...
Indah Lestari
Indah Lestari Mohon Tunggu... wiraswasta -

Teruslah sehat untuk mencapai hidup sukses

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sering Lupa? Bisa Jadi Alzheimer

27 Maret 2013   14:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:08 2017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jangan anggap remeh kalau belakangan ini Anda sering lupa dan salah letak barang.Sudah mengunci pintu tapi kuncinya tidak diambil,pengen minum,malah masuk kamar mandi,lupa dimana meletakkan handphone,sering salah mengucapkan kata-kata.Bisa jadi itu gejala awal dari Alzheimer.

Penyakit Alzheimer atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak,yang ditandai dengan suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik.

Alzheimer tergolong sebagai salah satu jenis dementia yang biasanya ditandai dengan melemahnya kemampuan berbicara atau berkomunikasi, melemahnya kemampuan berpikir, melemahnya  daya ingat, melemahnya kemampuan mempertimbangkan, adanya perubahan kepribadian dan tingkah laku yang tidak terkendali.

Gejala penyakit Alzheimer sulit dikenali sejak dini. Seseorang dengan penyakit Alzheimer punya masalah dengan ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Gejala mungkin tidak diperhatikan sejak dini. Sering anggota keluarga penderita menyadari adanya gejala ketika sudah terlambat.

Sumber penyakit ini belum diketahui dengan pasti, tetapi bukan karena proses penuaan. Sebagian ilmuwan memperkirakan bahwa kepikunan ini berkaitan dengan pembentukan dan perubahan sel-sel saraf yang normal menjadi semacam serat. Resiko untuk mengidap Alzheimer meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pada usia sekitar 65 tahun, seseorang berisiko lima persen untuk menderita penyakit ini dan risiko ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun.

Penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun, penderita diabetes, orang yang kurang berolahraga, mempunyai kadar kolesterol yang tinggi serta faktor keturunan (memiliki keluarga yang menderita Alzheimer pada usia 50-an) adalah orang-orang yang berisiko menderita Alzheimer.

Pada tahun 1907, penyakit ini ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer, dan diberi nama sesuai nama penemunya. Alzheimer menemukan bahwa syaraf otak penderita Alzheimer tidak hanya mengerut, bahkan dipenuhi gumpalan protein yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary). Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein tersebut, dipercaya menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain tidak berfungsi.

Meski sudah ditemukan lebih satu abad yang lalu, Alzheimer tidak setenar penyakit yang lain seperti Hipertensi, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) atau penyakit jantung. Hal ini karena gejala penyakit Alzheimer tidak segera terlihat, berbeda dengan hipertensi yang dapat dipantau melalui pemeriksaan tekanan darah. Penyakit Alzheimer tidak terdeteksi karena adanya anggapan bahwa sering lupa adalah hal yang wajar dialami orang berusia lanjut. Padahal mungkin saja “sering lupa” tersebut merupakan tanda awal penyakit Alzheimer.

Gejala penyakit ini dapat dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu :


  • Tingkat ringan, gejalanya dapat berupa lupa di mana menyimpan kunci, lupa mengambil uang kembalian, lupa mau membeli apa di toko atau lupa nomor telepon.
  • Tingkat menengah, dapat berupa lupa mencampurkan gula dalam minuman atau garam dalam masakan.
  • Tingkat yang parah, penderita sudah tidak mampu melakukan hal-hal mendasar seperti mengurus diri sendiri, tidak lagi mengenali keadaan sekitar rumahnya, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat.

Gejala umum penyakit Alzheimer meliputi:


  • Gangguan memori dan berpikir, yaitu penderita Alzheimerkesulitan mengingat informasi baru. Pada tahap akhir penyakit, memori jangka panjang menghilang, dan penderita Alzheimer tidak dapat mengingat informasi pribadi, seperti tempat tanggal lahir, pekerjaan, atau nama-nama anggota keluarga dekat.
  • Disorientasi atau Kebingungan. Penderita Alzheimer dapat tersesat ketika keluar rumah sendirian, dapat tersesat di tempat-tempat yang mereka ketahui dengan baik, seperti lingkungan rumahnya sendiri dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau bagaimana dia bisa sampai disana.
  • Lupa tempat menyimpan sesuatu, seperti kacamata, kunci, dompet, handphone dll.Orang-orang dengan penyakit Alzheimer cenderung menempatkan objek di tempat-tempat aneh dan sepenuhnya tidak pantas. Mereka mungkin meletakkan sikat gigi di dalam lemari es atau susu di bawah wastafel.
  • Berpikir Abstrak. Penderita Alzheimer merasa tugas kantor atau studi-nya lebih sulit dikerjakan daripada biasanya.
  • Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dll. . Mereka mengalami kesulitan menyelesaikan kegiatan pokok dan biasa, seperti makan malam atau mencukur.
  • Penilaian yang buruk, seperti meninggalkan rumah pada malam hari yang dingin tanpa jaket atau sepatu, atau bisa pergi ke toko memakai baju tidur.
  • Perubahan kepribadian dan perilaku seperti menjadi mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang, menjadi bingung, paranoid, atau ketakutan.Penderita Alzheimer mungkin memiliki perubahan suasana hati tiba-tiba. Mereka mungkin menjadi emosional; kesal atau marah tanpa alasan tertentu. Mereka menarik diri atau berhenti melakukan kegiatan yang biasanya menikmati.
  • Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi seperti tidak dapat mengingat kata-kata,nama benda,ataukesulitan memahami arti kata-kata umum.Penderita Alzheimer bisa berkali-kali mengulang cerita yang sama.Terkadang mengulang kata demi kata.Mereka mungkin terus menyakan pertanyaan yang sama,tidak perduli berapa kali kita sudah menjawabnya.
  • Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan ukuran suatu benda.
  • Kehilangan motivasi atau inisiatif.
  • Kehilangan pola tidur normal.
  • Kurangnya Kebersihan. Ini adalah tanda paling jelas dari penyakit Alzheimer.Orang-orang yang biasa berpakaian rapi setiap hari mulai mengenakan pakaian kotor atau berhenti mandi.

Penderita Alzheimer dapat menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya. Penderita tingkat menengah atau parah dapat menunjukkan tingkah laku aneh, seperti menjerit, terpekik atau mengikuti orang ke mana saja, bahkan walau orang tersebut ke WC.

Selain itu, penderita dapat juga mengalami semacam halusinasi seperti mendengar suara atau bisikan halus, atau melihat bayangan menakutkan. Penderita juga kadangkala berjalan mondar-mandir tanpa tujuan dan pola tidur mereka juga berubah. Penderita biasanya akan lebih banyak tidur di siang hari dan terus terjaga pada malam hari.

Kebanyakan penderita Alzheimer meninggal dunia akibat radang paru-paru atau pneumonia karena mereka tidak dapat melakukan berbagai aktivitas fisik lainnya. Yang menyedihkan, adalah bahwa orang yang menderita Alzheimer itu sendiri tidak memahami apa yang terjadi pada diri mereka dan memerlukan bantuan orang lain.

Kasus penyakit Alzheimer sangat bervariasi dari para penderita. Lamanya penyakit Alzheimer bisa pendek (2-3 tahun) atau panjang (hingga 20 tahun). Biasanya bagian-bagian otak yang mengontrol memori dan berpikir yang terganggu terlebih dahulu, tapi seiring waktu, sel-sel akan mati di bagian lain dari otak.Yang pada akhirnya akan menyebabkan kehilangan fungsi otak dan juga kematian.

Karena penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui, maka tidak ada yang dapat dilakukan untuk pencegahan. Namun ada beberapa hal yang diyakini bisa mengurangi resiko terserang penyakit  Alzheimer seperti pola makan sehat, menghindari makanan instant, berolahraga, berhenti merokok, dan tidak minum alkohol.(dari berbagai sumber)

Walaupun belum ada hasil penelitian yang pasti mengenai bisa atau tidaknya penyakit Alzheimer disembuhkan, setidaknya perlu tetap diusahakan cara untuk mengatasinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun