Mohon tunggu...
Indah Larasati
Indah Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi pendidikan

Positif dan semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bahaya! Tali Silaturahmi Bisa Putus Karena Ini

16 Mei 2021   10:00 Diperbarui: 16 Mei 2021   10:04 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah 30 hari lama nya kita berpuasa kini saatnya Hari Raya umat islam tiba. Pada momentum ini menjalin silaturahmi adalah hal yang menjadi kewajiban, tapi jangan sampai niat kita menjadi rusak oleh hal yang tidak di sukai Allah S.W.T..

Tali silaturahmi ialah hubungan batin antar sesama muslim. Menjaga silaturahmi ialah kebaikan apalagi diniatkan dengan benar, selain pahala kan kita dapatkan, ke utamaan nya juga banyak, salah satunya ialah mempelancar rezeki. Di zaman era modern ini kita bisa melakukan dan menjaga silaturahmi dengan cara yang bermacam-macam, yang paling mudah yaitu dengan ponsel. Ini menjadi peluang kemudahan untuk menggali kebaikan sebanyak-banyaknya.

Namun semua itu tak akan selalu berjalan mulus, dalam menjaga hubungan silaturahmi faktor-faktor tertentu malah membuat kita merusaknya, dan inilah salah satu faktor dari banyaknya faktor-faktor tersebut, yaitu Ghibah. Ghibah ialah perlakuan yang dilarang oleh islam atau bisa disebut haram, ini terjadi ketika kita membicarakan atau menggunjing seseorang dengan apa yang dia benci, aibnya, keburukannya, kekurangannya, dan lain lain. Tak  hanya membicarakannya, berprasangka buruk terhadapnya juga termasuk dalam perkara ini. Di indonesia, ghibah sering kita dengar dengan kata lain gosip. walau hal ini identik dengan perempuan, namun tak terpungkiri bahwa ini juga bisa dilakukan laki-laki, hal ini biasanya terjadi disaat kita berkumpul. 

Saat sifat menggunjing ini sudah menjadi kebiasaan, saat itu pula sifat ini akan muncul untuk melakukannya kapanpun dan dimana pun. Perbuatan ini sangatlah dilarang oleh islam karena bisa melukai orang yang digunjing, hatinya maupun jiwanya.

 Terlebih Allah S.W.T menyebut perkara ini dalam Al-quran dan melarang didalamnya, maka betapa pentingnya perkara ini sehingga Allah S.W.T menyebutnya, karena tak mungkin Allah S.W.T menyebut suatu perkara kecuali itu sangat penting, maka inilah ayat yang diturunkannya atas larangan menggunjing atau ghibah :

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌ‌ۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا‌ ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ‌ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudanya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maa Penyayang." (Al-Hujurat: 12).

Sudah jelaslah semua, bahwa mengunjing benar-benar perbuatan yang dilarang atau haram, Sebagaimana Allah menggambarkan di dalam ayatnya, orang-orang yang mengunjing ialah tak lain hanya seperti orang yang memakan bangkai saudaranya, betapa celakanya orang-orang yang melakukan hal ini, karena seharusnya selaku muslim bisa dan harus menutupi aib saudaranya tidak malah mengumbarnya atau menyebarkannya, menutupi aib juga termasuk keutamaan amal karena sebagai mana yang dijanjikan Allah S.W.T bagi muslim barang siapa yang menutupi aib saudaranya maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat kelak, diriwayatkan dari abu hurairah dari Nabi S.A.W beliau bersabda:

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak”.  

Tentu ini sangat bertentangan dengan perlakuan mengunjing atau ghibah, dimana orang lain atau saudara sesama  muslim membicarakan aib atau memberitahu satu sama lain aib seseorang tanpa diketahui orang yang digunjing, karena ghibah walau apa yang dibicarakan benar juga itu tidak dibenarkan, terlebih jika itu salah, maka akan menimbulkan fitnah diantara sesama. 

Dikutip dari kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali menyampaikan, bahwa dosa mengunjing atau ghibah lebih berat daripada dosa tiga puluh kali berzina, betapa ruginya orang-orang yang mengunjing dan membicarakan aib orang ini, memang walau terkadang pekerjaan ini terasa sangat ringan dikerjakan namun jelas ini dapat menimbulkan balasan yang sangat besar.

itulah mengapa ghibah atau mengunjing dapat memutus tali hubungan persaudaraan, karena tentu jika kita tidak melakukannya kita akan terbebas dari rasa iri hati atau rasa tidak suka dengan seseorang atau saudara kita, dan tentu saja jika kita sudah terbebas dari hal ini kita akan hidup tentram bersaudara, tak akan ada lagi prasangka buruk yang timbul, walau terkadang memang berat rasanya menghilangkan rasa berprasangka buruk. 

Namun mencobanya tidak akan menjadi rugi atau tentu saja kita harus berusaha untuk menghilangkannya dari diri kita, dan cara terbaik untuk menjaga hubungan antar sesama salah satunya ialah dengan tersenyum. Dengan tersenyum akan hadir sebuah ketentraman dan rasa damai dalam lingkungan, akan tetapi  ini tidak menjadi alasan untuk kita menjadi bermuka dua, dengan senyum yang tulus kepada saudara kita sama saja kita telah bersedekah kepadanya seperti yang Rasulullah S.A.W sabdakan:

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ
“ Senyummu di hadapan saudaramu (sesame muslim) adalah bernilai sedekah”

Demikian itu maka marilah kita selaku umat muslim untuk sama sama menjaga hubungan antar sesama. dengan tidak mengunjing atau ghibah dan saling menghormati satu sama lain selama hidup dunia karena dengan itu kita akan hidup tentram di akhirat kelak. Wallahu a'lam bish-shawabi

Penulis : Indah Larasati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun