Mohon tunggu...
Noor Laila Indah Sari
Noor Laila Indah Sari Mohon Tunggu... Wiraswasta - 191330000416

Mahasiswi PGSD UNISNU Jepara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar

6 Desember 2020   10:33 Diperbarui: 6 Desember 2020   10:45 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

merupakan tugas mata kuliah Bimbingan Konseling kelas 3 PGSD A7 Universitas Islam Nahdlatul Ulama' Jepara

PENDAHULUAN
Interaksi antara guru dan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa sebagai pembelajar sedangkan guru sebagai perencana, perancang, pelaksana, dan pengevaluasi pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tingkat  keberhasilan proses belajar mengajar bergantung kepada tingkat pencapaian pengetahuan, keterampilan dan afeksi oleh siswa. Untuk itu guru sebagai perencana pembelajaran harus mempertimbangkan karakteristik kepribadian siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Setiap satuan kelas memiliki karakteristik yang berbeda. Keberagaman kepribadian siswa merupakan tantangan bagi guru. Dengan berbagai macam karakteristik siswa guru dapat menjadikan sebagai salah satu tolok  ukur bagi perencaan dan pengelolaan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar di sekolah dasar memiliki corak yang berbeda dengan proses belajar mengajar di sekolah menengah. Karakteristik siswa itu sesuai dengan tahap-tahap perkembangan siswa.

PEMBAHASAN
1. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar
Masa-masa sekolah dasar merupakan masa aktif anak, masa dimana pergerakan anak lincah dan selalu ingin tahu. Menurut Nasution (1993:44) dalam (Syaiful, 2008: 123) masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga antara sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap dan tingkah laku anak, pada usia inilah pertama kalinya anak menerima pendidikan formal. Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto dalam (Syaiful, 2008: 124) sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Namun Suryosubroto tidak berani mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk ke sekolah dasar. Hal tersebut ditentukan oleh kematangan anak tersebut bukan ditentukan oleh umur anak, namun pada umur antara 6 atau 7 tahun biasanya anak memang telah matang untuk masuk sekolah dasar.
a.Perkembangan fisik anak
Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak -- kanak
1.Usia 0 -- 5 tahun
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan anak mampu melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih basar sebagai akibat partumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Perkembangan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan baik.
2.Usia 5-8 tahun
Pada tahap ini waktu perkembangan lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot-otot kecil, kesehatan umum relatif tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.
3.Usia 8-9 tahun
Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki-laki cenderung menyukai aktivitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistem peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik, dari segi psikologi anak perempuan lebih maju satu tahun dari laki-laki.
4.Usia 10-11 tahun
Kekuatan anak laki-laki lebih kuat dari perempuan, Kenaikan tekanan darah dan metabolisme yang tajam. Perempuan mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun), lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual. (Santrock, 2007: 161)
b.Perkembangan Psikomotorik
1.Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa kanak--kanak:
Usia 3 tahun:
- Tidak dapat berhenti dan berputar secara tiba-tiba atau secara cepat
- Dapat melompat 15-24 inchi,
- Dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dengan berganti kaki,
- Dapat berjingkat
usia 4 tahun:
- Lebih efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar,
- Dapat melompat 24- 33 inchi,
- Dapat menuruni tangga, dengan berganti kaki, dengan bantuan,
- Dapat melakukan jingkat 4 sampai 6 langkah dengan satu kaki
Usia 5 tahun:
- Dapat melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti secara efektif,
- Dapat melompat 28-36 inchi,
- Dapat menuruni tangga tanpa bantuan, berganti kaki,
- Dapat melakukan jingkat dengan sangat mudah
2.Karakteristik Perkembangan Psikomotorik pada Masa Anak Besar
Pada anak besar perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori:
a.Keterampilan menolong diri sendiri : Anak dapat makan, mandi, berpakain sendiri dan lebih lebih mandiri.
b.Keterampilan bermain : Anak belajar keterampilan seperti melemper dan menangkap bola, naik sepeda, dan berenang.
c.Keterampilan menolong orang lain : Keterampilan berkaitan dengan orang lain, seperti membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu.
d.Keterampilan sekolah : Mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, menari, bernyayi, dll.
3.Karakteristik Perkembangan Akademik
Karakteristik perkembangan akademik ini dijelaskan dengan menggunakan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget. Kemampuan akademik berkaitan dengan cara kerja otak. Adapun perkembangan kognitif itu meliputi:
a.Tingkat sensori motor pada umur 0-2 tahun
Bayi lahir dengan refleks bawaan, dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang telah lebih kompleks. Pada masa ini anak hanya mengetahui hal-hal yang ditangkap oleh inderanya.
b.Tingkat pra operasional pada umur 2-7 tahun
Anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpai (dilihat) di dalam lingkungannya saja. sebagai berikut:
1.Anak dapat mengaitkan pengalaman yang telah ada dilingkungan bermainnya dengan pengalaman pribadinya, oleh karena itu anak menjadi egois.
2.Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang membutuhkan metode berpikir karena pikiran mereka bersifat ireversible.
3.Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus dan belum mampu bernalar (reasoning) secara induktif dan deduktif.
4.Anak bernalar secara tranduktif (dari khusus ke khusus), juga belum mampu membedakan antara fakta dan fantasi.
5.Anak belum memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi, luas, berat dan isi).
6.Menjelang tahap akhir ini, anak mampu memberi alasan mengenai apa yang mereka percayai. Anak dapat mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang hanya memiliki satu sifat tertentu dan telah mulai mengerti konsep yang konkrit.
c.Tingkat operasional konkrit pada umur 7-11 tahun
Anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak, kecakapan kognitif anak adalah :
1.Kombinasivitas/klasifikasi
2.Reversibelitas
3.Asosiativitas
4.Identitas
5.Seriasi
Selanjutnya Brunner mengatakan bahwa perkembangan kognisi seseorang bisa dimajukan dengan jalan mengatur bahan pelajaran. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif ada 4 faktor :
a.Lingkungan fisik; kontak dengan lingkungan fisik perlu karena interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru.
b.Kematangan, artinya membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi kognitif.
c.Pengaruh sosial, artinya termasuk penanaman bahasa dan pendidikan pentingnya lingkungan sosial adalah pengalaman seperti itu seperti pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif.
d.Proses pengaturan diri yang disebut equilibrasi, yaitu Proses pengaturan bukannya "penambah" pada ketiga faktor yang mengatur interaksi spesifik dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial, dan perkembangan jasmani. Ekuilibrasi menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun dengan baik.
Sifat-sifat khas anak dapat di lihat sebagai berikut:
1.Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa kelas-kelas rendah sekolah dasar  antara lain :
a.Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
c.Adanya kecenderungan memuji sendiri.
d.Suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
e.Pada masa ini (terutama pada umur 6-8) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

2.Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah sebagai berikut:
a.Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret,
hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b.Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c.Menjelang masa akhir ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.
d.Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya
e.Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.

Berdasarrkan uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa karaktrristik peserta didik sekolah dasar merupakan segala watak atau sifat perilaku yang timbul dari kehidupan sehari-hari anak yang berasal dari sejak anak lahir hingga dewasa, sifat anak juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan anak yang berbeda-beda, keturunan dan faktor eksternal pergaulan anak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun