Mohon tunggu...
Indah Kusuma
Indah Kusuma Mohon Tunggu... Penulis - Penulis wattpad

Menulis adalah saat dimana aku bersenang-senang dengan kata. Menuangkan alur kehidupan yang mengalir dalam imajiku, bagai candu yang tak berkesudahan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mustika (Bab 4)

8 Juli 2019   21:01 Diperbarui: 19 Juli 2019   12:59 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover by Indah Kusuma

"Safitri, benarkah itu?" Nyi Roro Kidul menegakkan punggung. Setelah menghirup napas panjang, dia memejamkan mata, menyatukan kedua telapak tangan di depan dada. Sesaat kemudian, auranya menyala. Alam bawah sadar menenggelamkan dia dalam pencarian. Gelap, barisan pohon, dan .... 

Tetiba, Sekar berteriak sebab merasakan panas luar biasa di leher. Tubuhnya terpental di dinding gua. Safitri terkejut melihatnya, pun Lastri. Mereka lantas bertanya-tanya ada apa gerangan? 

Konsentrasi Nyi Roro Kidul buyar sebelum mendapat apa yang diinginkan. Hampir ... hampir saja dia merengkuh bayang Kusuma. Akan tetapi, kelancangan dayang menghamburkan semua itu. 

"Bawa dia pergi," ucap Safitri. 

Lastri menanggapinya dengan anggukan kepala. Kemudian, kedua sosok itu lenyap dari pandangan. 

Hela napas kuat terdengar dari wanita berselendang hijau. Dia membuka mata perlahan, lalu meletakkan kedua tangan di sisi raga. Sekilas, dia melirik Safitri. Wanita yang hendak membuka mulut itu, dia hentikan dengan isyarat. Ketika sebelah tangannya sejajar bahu, Narendra datang menghadap. 

Tubuh kekarnya menebar pesona yang tak terelakkan. Anatomi yang entah bagaimana bisa menampakkan kurva-kurva indah itu. Bahkan selembar kain batik yang membujur dari sebelah pundak, tak mengurangi daya pikat. Pantas jika kaum wanita mengaguminya. Nyi Roro Kidul pun tak enggan mengumbar senyum kepada Narendra. 

"Selamat atas penobatanmu," ucapnya lalu meraih tongkat di sisi kursi sebelum berdiri. 

Narendra memulas seutas senyum dan menunduk barang sesaat. "Terima kasih, Nyi." 

"Tak sia-sia pertapaanmu selama ini. Cukup lama aku mengintaimu. Tak kusangka, sudah cukup banyak ilmu yang kamu miliki." 

"Ini semua atas kemurahan Nyi Roro." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun