Mohon tunggu...
Indah Kusuma
Indah Kusuma Mohon Tunggu... Penulis - Penulis wattpad

Menulis adalah saat dimana aku bersenang-senang dengan kata. Menuangkan alur kehidupan yang mengalir dalam imajiku, bagai candu yang tak berkesudahan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mustika Nyi Roro Kidul (1)

17 Juni 2019   13:46 Diperbarui: 4 Juli 2019   22:18 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover by Indah Kusuma

Cerita bersambung dengan genre fantasy yang aku ambil dari mitos Tanah Jawa. Semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar ya.

Cerita ini juga bisa kamu ikuti di akun wattpad-ku : imajindah.

Bab 1


Alas Purwo, orang bilang, tempat yang menjadi asal-muasal dari semua ilmu di tanah Jawa. Baik itu kesaktian maupun ilmu hitam. Konon, gua-gua yang tersebar di tengah belantara, menjadi tempat bertapa para raja. Bahkan Bung Karno juga dikabarkan sempat mampir untuk mencari wangsit. 

Nyi Roro Kidul, digadang-gadang sebagai penguasa alam gaib hutan itu. Kerajaan jin, begitulah orang 'pintar' menyebutnya. Di gua Istana, memang terdapat ruang yang telah dihias layaknya bilik ratu dalam drama kolosal, ranjang lengkap dengan aksesoris kerajaan. Dia pernah mengunjunginya, dulu, ketika masih berumur sepuluh tahun. 

Tak dipungkiri memang jika taman nasional itu tersohor beraroma mistis. Semua situs di internet juga membahas tentang sisi gelapnya, tanpa menilik pesona alam yang disajikan. 

Putra pun mulai penasaran akan mitos yang bertebaran, tentang mereka yang tak kembali. Orang bilang, "Kalau pergi ke sana, harus dengan maksud dan tujuan yang jelas. Jika tidak, siap-siaplah dibawa ke alam lain."

Benarkah mitos itu atau sekadar bualan untuk menakut-nakuti? 

Rasa penasaran yang membuncah, bergumul di hati dan mulai merasuki otak pria 25 tahun itu. Malam ini, tepat satu Suro, dia akan mencari tahu kebenarannya. 

"Putra, kamu mau ke mana?" Wanita paruh baya yang terduduk di dipan, menegur. Terlihat di mata indahnya, kerut yang meneriakkan kode larangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun