Mohon tunggu...
Indah Kusumaningrum
Indah Kusumaningrum Mohon Tunggu... -

Saya menulis apa yang ingin saya tulis....itu saja... :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surakarta, Saya Pamit….

17 September 2010   07:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:11 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setumpuk kertas berisi corat coretan angka dan gambar gambar tidak jelas saya kumpulkan menjadi satu dan saya masukkan ke dalam ransel saya. Kabel, tisu,handphone, berkas berkas, dan juga surat surat tagihan telepon pasca bayar saya tak ayal turut saya masukkan ke dalam ransel. Hari ini saya ingin meja saya bersih dan rapi, sama seperti pertama kali saya menemuinya. Hari ini saya tidak ingin ceroboh meninggalkan barang barang saya di tempat kerja saya ini.

Sebuah sketsa perempuan berjilbab yang ada di sebelah kanan meja kerja saya memang sudah ada sejak dulu, lengkap dengan secarik kertas penyemangat bertuliskan surat Al Baqarah ayat 153 yang selalu menentramkan hati saya. Saya memandangi kedua kertas yang tertempel di bilik meja kerja saya, saya tersenyum memandanginya, mengusapnya perlahan, dan menguncinya di dalam memory saya.

Masih teringat jelas ketika saya pertama kali bertemu satpam di tempat kerja saya ini, ia mempersilahkan saya untuk duduk dan menunggu di kursi dekat tangga lantai dua. Kemudian seorang staff HRD menghampiri saya yang telah menunggu hampir satu jam, lalu dia mengajak saya berkeliling kantor untuk memperkenalkan saya kepada rekan rekan kerja saya. Tidak banyak nama ang saya ingat pada waktu itu. Hanya nama manager, nama leader, dan nama beberapa orang bapak yang satu ruangan dengan saya yang saya hafal betul. Lainnya, saya lupa.

Masih teringat pula hari hari pertama saya kerja yang menjemukan, masih teringat jelas bagaimana leader saya membawa saya ke ruang MSC untuk membantu beberapa pekerjaannya, namun saya malah menyusahkannya. Masih teringat juga bagaimana saya selalu berangkat pagi pagi sekali dengan penuh semangat, namun hari hari di bulan kedua dan seterusnya, saya selalu menjadi karyawan yang datang paling siang.

Ah…sekali lagi saya merasakan begitu cepat waktu bergulir, begitu kilat peristiwa demi peristiwa terjadi dalam hidup saya. Tidak terasa empat bulan sudah saya menjamah kota Surakarta, 4 bulan sudah saya menghabiskan menit menit terindah saya di kota ini…di kantor ini. Dan kini saya harus meninggalkannya.

Sekitar sembilan hari yang lalu, seusai sholat subuh dan mengaji  saya menyempatkan diri untuk membuka account facebook saya, mat saya terbelalak ketika melihat salah satu teman saya memberi ucapan selamat atas diterimanya saya sebagai karyawan di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Subhanallah, Walhamdulillah, saya pun segera menuju situs yang memasang pengumuman tersebut, dan ternyata benar, nama saya ada di sana. Saya termasuk salah satu dari dua puluh orang yang diterima. Saya berhasil menembus ribuan orang pelamar lain dan menjadi salah satu diantara yang terbaik. Subhanallah, walhamdulillah, semua ini bisa saya dapatkan karena Allah. Sujud syukur saya panjatkan kepadaNya, lalu saya segera menelepon ibu dan ayah saya di rumah untuk menyampaikan kabar gembira itu. Hari terus berganti, dan rasa syukur saya masih terus menancap di hati, betapa bahagianya saya bisa mendapatkan pekerjaan di tempat yang saya idamkan. Betapa beruntungnya saya karna sekali lagi Allah mengabulkan permintaan saya. Betapa perjuangan saya untuk mendapatkan pekerjaan ini tidaklah mudah. Saya harus menembus awan kota Jakarta, saya harus bertemu dengan preman preman ibukota, saya harus terkapar di rumah sakit selama beberapa hari. Sungguh tak ada yang sia sia, sesuatu yang pahit ternyata bisa berbuah manis.

)
)

Namun…hari ini saya tergugu, saya teringat betapa cintanya saya dengan kota ini. Betapa lembut dan mesranya Surakarta memanjakan saya. Betapa halus belaian Surakarta sejak saya hadir di dalamnya. Betapa banyak yang akan saya rindukan dari kota ini ketika saya memutuskan untuk meninggalkannya, untuk jauh darinya. Suasana malam di ngarsopuro, pertunjukan kesenian berkelas internasional,walikota yang santun, sederhana dan bersahaja, ruas ruas jalan yang jauh dai kemacetan, kajian demi kajian di  tempat kerja, tausiyah tausiyah di masjid fatimah, pengemis yang baik hati, ana kecil yang memberi saya pelajaran berarti, wisata kuliner di galabo, suara suara merdu anak anak jalanan yang terdidik dengan baik, ustad ustad yang membimbing saya dengan sabar. Ah! saya akan sangat kehilangan kota ini…

Belum lagi, ketika saya merefleksi diri kembali, di kota inilah saya mulai belajar menulis dan merangkai kata, di kota inilah saya mulai lancar membaca Al Qur’an, di kota inilah saya mulai mengenakan pakaian bidadari, di kota inilah saya banyak belajar arti keikhlasan dan kesabaran, di kota inilah saya belajar memetik hikmah dari setiap perkara yang terjadi dan berSyukur atasnya. Di kota inilah saya merasakan bahwa sakit itu indah, di kota inilah saya pertama kali bertatap muka langsung dengan tiara rukmaya, di kota inilah saya mendapatkan banyak teman baru yang luar biasa hebat. Di kota inilah pertama kalinya saya merasakan ramadhan yang begitu indah dan  nikmat i’tikaf dan bermunajat kepadaNya. di kota inilah pertama kalinya saya dapat memandang ciptaan ciptaan Allah yang sempurna dari sisi yang lain, dari sisi yang lebih indah daripada yang biasa dilihat orang bahkan di kota ini pula saya bisa merasakan bahwa kesendirian itu sangat nikmat. Sungguh, saya akan sangat kehilangan kota ini.

Saya akan pergi esok hari, dengan air mata berlinang bercampur senyum bahagia. Saya bersedih karena saya akan meninggalkan salah satu kota terindah yang pernah saya singgahi, namun saya bahagia, karena Allah telah sudi memberi saya kesempatan untuk mencicipi beribu kebahagiaan di kota yang indah ini.

Malam ini mungkin akan menjadi malam terakhir saya  merebahkan diri, memejamkan mata  dan terlelap berselimutkan cakrawala Surakarta, Malam ini dengan syahdu saya akan membisikan mesra kepadanya….Surakarta,..saya pamit. :’( ….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun