Selain di dunia nyata, masing-masing kandidat juga memiliki tim kemenangan yang bergerilya di dunia maya. Para penggiat ini selain dikenal sangat aktif di medsos juga tergabung di partai koalisi masing-masing kubu.
Salah satunya di media facebook dengan banyaknya akun-akun yang tidak bertanggung jawab atas penyampaian berita, sehingga berita hoax menyebar dari satu orang ke beribu orang  melalui postingan-postingan di facebook yang tidak diragukan lagi keberhasilannya benar-benar berhasil menciptakan opini pada khalayak-khalayak pasif.
Contohnya :
Kubu pro Jokowi-Ma'ruf oleh khalayak pasif  akan tetap mempercayai tentang informasi kehebatan-kehebatan oleh Jokowi-Ma'ruf tanpa mengkritisi benar tidaknya kehebatan-kehebatan tersebut dan persepsi kontra kubu Prabowo-Sandi betapa buruknya hal apapun mengenai berita Prabowo-Sandi, khalayak pasif akan terus memperluas berita tersebut tanpa mengkritisi hoax keburukan tersebut.
Begitu juga sebaliknya mengenai kubu dari pro Prabowo-Sandi khalayak pasif akan terus memperluas informasi-informasi yang bagus-bagusnya saja tanpa mengetahui jelas tidaknya berita tersebut dan terhadap dari kubu kontra Jokowi-Ma'ruf mereka akan terus menerus memperluas postingan buruk sehingga semangkin banyak khalayak pasif yang kontra terhadap Jokowi-Ma'ruf.
Maka sebagai khalayak yang cerdas seharusnya mengkritisi akan kebenaran suatu hal baik itu berupa berita dan lain sebagainya. Jadilah khalayak psikologis yang aktif yang terlebih dahulu mengelola pesan tanpa menerimanya mentah-mentah, karena akan betapa patalnya dampak khalayak pasif terhadap pemerintah maupun diri sendiri. Seperti yang kita ketahui hoax ialah penyalahgunaan kenikmatan informasi dengan media sosial ibarat pisau bermata ganda bisa positif bisa negatif.