Mohon tunggu...
Indah Fajar Riyatni
Indah Fajar Riyatni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

Hi ! perkenalkan saya Indah Fajar Riyatni mahasiswi S1 keperawatan STikes Mitra keluarga Salam Kenal !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Mitos dan Stereotip pada Lansia

30 November 2021   14:14 Diperbarui: 30 November 2021   14:43 1495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Pixabay from Pexels 

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif dan merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh (Widiyawati & Sari, 2020). 

Proses penuaan adalah sesuatu yang normal dan alamiah yang dialami oleh setiap individu. Namun, masih banyak mitos dan stereotip negatif tentang lansia yang tersebar dalam masyarakat.

Apa sih stereotip itu? Stereotip adalah mitos yang tak tertandingi atau keyakinan berlebihan yang terkait dengan kategori yang tersebar luas dan mengakar dalam konteks verbal, tertulis, dan visual dalam masyarakat. 

Stereotip penuaan termasuk asumsi dan generalisasi tentang bagaimana orang pada atau di atas usia tertentu harus berperilaku, dan apa yang mungkin mereka alami, tanpa memperhatikan perbedaan individu atau keadaan unik (Dionigi, 2015).

Berapa orang memberi stereotip pada lansia sebagai orang yang sakit, cacat, secara fisik tidak menarik. Sebagian lain berpendapat bahwa lansia pelupa, membingungkan , kaku, membosankan, tidak ramah, serta tidak dapat memahami dan mempelajari informasi baru (Potter et al., 2020). Pernyataan tersebut tidaklah benar, padahal tidak semua lansia seperti itu.

Apakah akibatnya stereotip negatif kepada lansia? lansia akan menjadi kurang percaya diri dan juga menurut penelitian baru oleh WHO menunjukkan bahwa sikap negatif terhadap lansia berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental lansia (WHO, 2016). Oleh karena itu kita harus menghindari stereotip negatif agar tidak menyebabkan dampak negatif bagi lansia.

Berikut adalah penjelasan dari beberapa mitos dan fakta tentang lansia yang harus kita ketahui menurut (Maryam, 2011).

  • Mitos kedamaian dan ketenangan
    Adanya anggapan bahwa para lansia dapat santai menikmati hidup, hasil kerja dan jerih payah di masa muda. Berbagai guncangan seakan-akan sudah berhasil dilewati.
    Faktanya, sering kita temui lansia yang mengalami stress karena kemiskinan, masih bekerja untuk memenuhi keperluan sehari-harinya dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit. 
    Photo by Loifotos from Pexels 
    Photo by Loifotos from Pexels 
  • Mitos konservatif dan kemunduran
    Konservatif berarti kolot, bersikap mempertahankan kebiasaan, tradisi dan keadaan yang berlaku. Adanya anggapan bahwa lansia tidak kreatif, menolak inovasi, berorientasi ke masa lalu, kembali ke masa anak-anak, sulit berubah, keras kepala dan cerewet.
    Faktanya, tidak semua lansia bersikap demikian.

  • Mitos berpenyakitan
    Adanya anggapan bahwa masa tua dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai berbagai penyakit dan sakit-sakitan.
    Faktanya, tidak semua lansia berpenyakitan. Saat ini sudah banyak jenis pengobatan serta lansia yang rajin melakukan pemeriksaan Kesehatan secara berkala sehingga lansia tetap sehat dan bugar.

  • Mitos senilitas
    Adanya anggapan bahwa para lansia sudah pikun.
    Faktanya, banyak lansia yang daya ingatannya masih bagus dan bermanfaat bagi masyarakat, karena banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap penurunan daya ingat.

  • Mitos tidak jatuh cinta
    Adanya anggapan bahwa para lansia sudah tidak lagi jatuh cinta dan bergairah kepada lawan jenis.
    Faktanya, perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa serta perasaan cinta tidak berhenti karena menjadi tua.

  • Mitos aseksualitas
    Adanya anggapan bahwa pada lansia terjadi penurunan hubungan seks, minat, dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang.

  • Faktanya, kehidupan seks lansia normal-normal saja dan tetap bergairah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya para lansia yang meskipun telah ditinggal mati oleh pasangannya masih memiliki keinginan untuk menikah lagi.

  • Mitos ketidakproduktifan
    Adanya anggapan bahwa para lansia tidak produktif lagi.
    Faktanya, banyak para lansia yang mencapai kematangan, kemantapan, dan produktivitas mental maupun material.

Mari kita ubah pandangan tentang lansia menjadi sesuatu yang positif, agar tidak adanya dampak negatif bagi lansia maupun lingkungan sosial disekitarnya. 

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun