Mohon tunggu...
Indah Dwinta
Indah Dwinta Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Kehidupan

Sunyi Kuntum Berbaju Malam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Debu Tak Basah

22 Januari 2021   15:59 Diperbarui: 22 Januari 2021   22:31 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Geulgram | Jovis Aloor

Setelah hujan dan sunyi
selalu saja ada debu yang tak basah,
berselimut tipis di kulit waktu.

Debu yang lebih unggul dari usia,
lebih lembut dari sentuhan
para pendoa.

Debu yang membalut baju kesayangan, sejak mengenal pergaulan,
seperti belukar memeluk tubuh cemara.

Tak ada angin bertiup, tak ada!

Dikupas sekerat demi sekerat, 

sebab belenggu musti dikoyak

tangan sendiri. 

Jalan kebebasan cuma telanjang,
atau berpedih-perih, ditelanjangi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun