Mohon tunggu...
Indah Destriani Rahayu
Indah Destriani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya manusia biasa.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (21107030108), Gadis asal Bandung yang hobi bersenandung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Arus Balik Padat, Masyarakat Berwisata Pakai Ambulans

9 Mei 2022   10:42 Diperbarui: 11 Mei 2022   17:49 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ambulans yang di berhentikan petugas karena menerobos One Way Puncak (sumber : Merdeka.com)

Sampai hari ini wilayah Indonesia masih berlangsung arus balik pemudik. Menurut kemenhub pada hari sabtu tanggal 7 mei kemarin tercatat sebanyak 60 persen masyarakat belum kembali saat berlangsungnya arus balik Lebaran tahun 2022 ini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama kapolri Listyo Sigit Prabowo mengimbau masyarakat menghindari untuk melakukan perjalanan kembali pada tanggal 7 dan 8 mei agar terhindar dari kemacetan arus balik yang akan terjadi. Karena tanggal 7 dan 8 mei ini diperkirakan sebagai puncak kemacetan arus balik libur Lebaran tahun ini.

Pada arus mudik sebelumnya tercatat ada 37 ribu kendaraan dalam sehari, di Pelabuhan Merak bahkan terjadi antrian sepanjang 10 km. Jumlah 60 persen pemudik yang belum kembali mengkhawatirkan, karena diperkirakan jika nanti ada sekitar 45 ribu sampai dengan 50 ribu kendaraan dalam sehari maka akan ada pelayanan yang tidak baik.

Sementara itu PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah mencatat rekor arus balik tertinggi dalam sepanjang sejarah jalan tol di Indonesia terjadi pada hari sabtu tanggal 7 Mei tahun 2022 atau H+4 arus balik Lebaran tahun 2022.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Dwimawan Heru, mengatakan volume lalu lintas kembali ke Jabotabek itu dari arah Timur (Surabaya, Solo, Semarang, Cirebon dan Bandung) mencapai 170.078 kendaraan. 

Angka tersebut naik 159 persen dari normal 2021, dan mengalahkan rekor tertinggi sebelum pandemi, yang terjadi pada Lebaran 2019 sebesar 166.444 kendaraan atau naik 2,2 persen. Diperkirakan kenaikan jumlah kendaraan ini terus terjadi kenaikan pada tanggal 8 Mei kemarin.

Antrean kendaraan di berbagai toll terlihat sangat panjang. Kemacetan yang terjadi di arus balik Lebaran ini bahkan tidak hanya terjadi di jalan toll, tetapi juga terjadi di jalan arteri. Banyaknya toll yang diberlakukan satu arah (One Way) membuat pengalihan jalur bagi kendaraan yang melakukan perjalanan ke arah sebaliknya. Pengalihan jalur ini membuat kemacetan lain yang terjadi di jalur arteri.

Ditengah padatnya lalu lintas terutama kepadatan lalu lintas di hari libur lebaran seperti ini baik pada arus mudik maupun arus balik ada beberapa kendaraaan yang memiliki perioritas utama untuk didahulukan.

Sebagaimana yang telah tercatat pada pasal 134 UU LLAJ yang menyatakan, ada tujuh kendaraan yang mendapat hal utama untuk didahulukan, kendaraan-kendaran tersebut yaitu :

  • Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.
  • Ambulans yang mengangkut orang sakit, kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.
  • Kendaraan pimpinan dan Lembaga negara Republik Indonesia, salah satunya Presiden RI.
  • Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing.
  • Kendaraan lembaga internasional yang menjadi tamu negara
  • Iring-iringan pengantar jenazah
  • Konvoi atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia
    Isi dalam ambulans yang menerobos jalur One way (sumber : Urban Jabar)
    Isi dalam ambulans yang menerobos jalur One way (sumber : Urban Jabar)

Disisi lain kepentingan-kepentingan kendaraan yang memiliki perioritas utama tersebut malah digunakan masyarakat untuk kepentingan pribadi. Hal ini dilakukan masyarakat agar terhindar dari padatnya lalu lintas yang terjadi di hari libur seperti ini.

Para arus mudik atau arus balik lebaran biasanya ada beberapa oknum yang memanfaatkan penggunaan kendaraan perioritas utama untuk menghindari kemacetan di jalan. Parahnya, hal tersebut bukan dilakukan untuk perjalanan mudik atau perjalanan baik dari kampung halaman. Akan tetapi mereka menggunakan kendaraan perioritas utama untuk berpiknik ria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun