Mohon tunggu...
Indah budiarti
Indah budiarti Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Guru biasa dalam kesederhanaan. Berani mencoba selagi ada kesempatan. Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Antara Trotoar dan Pembatas Jalan

24 Mei 2023   20:29 Diperbarui: 26 Mei 2023   07:46 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita mengitari kota Jambi saat ini, sangat terlihat jelas beberapa perubahan yang menonjol baik itu dari segi keindahan tata letak dan kebersihannya. Beberapa fasilitas umum dibangun untuk kesejahteraan penduduknya.

Kota ini memiliki semboyan Tanah Pilih Pusako Betuah yang mengandung pengertian bahwa kota Jambi sebagai pusat pemerintahan kota sekaligus sebagai pusat sosial, ekonomi, kebudayaan , mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga, dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas ; berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Sumber Wikipedia)

Kotamadya Jambi tergolong pada wilayah dataran rendah dengan ketinggian 10-17 meter di atas permukaan laut. Daerah ini dilalui oleh sungai Batanghari yang membelah wilayah menjadi dua kawasan yaitu utara dan selatan.

Kota dengan luas 205,4 km2 ini menjadi lebih indah dengan pemandangan sungai  Batanghari yang melintasinya. ( Sumber Wikipedia )

Pusat kota lama yang terletak di sekitar pinggiran sungai tersebut mencerminkan budaya dan perekonomian kota Jambi. Hampir di sepanjang jalan masih terlihat berdirinya gedung-gedung lama berbentuk ruko yang hampir secara keseluruhan menjual barang-barang kebutuhan  masyarakat kota Jambi khususnya.

Mulai dari jalan Sultan Agung, berbelok ke jalan Dr. Wahidin, jalan Dr. Sutomo sampai ke jalan Gatot Subroto.

Pada tahun 1985, pusat kota lama itu pernah menjadi tempat favorit keluarga saya terutama menjelang hari raya Idul Fitri. Dengan berjalan kaki kami berkeliling di pusat kota itu dan  memasuki beberapa toko yang menjual kebutuhan saat lebaran. Waktu itu kendaraan roda dua belum terlalu banyak, sehingga kami dapat leluasa berjalan di pinggiran toko yang berada di tepi jalan besar. Terkadang jika merasa lelah, kami bisa beristirahat di emperan toko yang dilandasi semen atau keramik.

Namun sekarang, daerah itu menjadi lebih padat oleh kendaraan yang parkir di depan emperan toko-toko bahkan para penjual kaki lima ikut meramaikan tempat tersebut. Jarang sekali saya melihat pengunjung toko dapat berjalan kaki dengan leluasa dan santai.

Saat ini pusat kota lama yang menjadi pusat  perbelanjaan  telah melebar ke bagian selatan dan barat kota Jambi. Dari jalan Gatot Subroto menuju ke jalan Jenderal Sudirman  Thehok dan sepanjang jalan Kol. Abunjani Sipin sampai ke jalan Kapt.A. Bakaruddin Simpang Tiga Sipin telah dipadati beberapa ruko dan mall yang menyediakan segala kebutuhan sandang, pangan, maupun pendidikan. Tidak hanya ruko untuk menjual barang, tapi juga sebagai tempat fasilitas belajar, perkantoran, dan pemerintahan.

Sungguh pesat perkembangan kota Jambi dari tahun ke tahun. Seiring dengan pesatnya penduduk yang berdomisili di perkotaan, pemekaran kota dan pemecahan kecamatan menjadi 11 kecamatan dan terjadi hingga ke bagian selatan dan barat. Beberapa fasilitas dan sarana dibangun guna mendukung kelancaran aktifitas penduduk kota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun