Mohon tunggu...
Indah budiarti
Indah budiarti Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Guru biasa dalam kesederhanaan. Berani mencoba selagi ada kesempatan. Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Si Badut itu Tak Lagi Lucu

17 Maret 2021   23:08 Diperbarui: 20 Maret 2021   17:04 2570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika sang empunya acara memiliki uang banyak, mereka bisa menyewa lebih dari satu badut. Saya ingat, sekali sewa satu badut biayanya hampir mencapai setengah juta plus pembawa acara.

Bayangkan, betapa jumlah yang cukup besar pada waktu itu. Intinya, hanya orang yang berkecukupan yang bisa membuat acara pesta ulang tahun dengan mendatangkan badut.

Saya sempat memutar otak beberapa kali dalam membawakan acara ulang tahun. Bagaimana tidak, begitu kami datang ke rumah mereka, anak-anak dan bahkan orangtuanya sudah heboh duluan, ingin menyaksikan badut-badut. Padahal tim kami belum mengenakan kostum badut itu. Saya yang akan tampil terlebih dulu, mulai dari membuka acara sampai pada acara inti, yaitu tiup lilin. 

Nah, pada saat itulah biasanya si Badut akan muncul di tengah-tengah acara. Tapi saya justru sering kewalahan saat si Badut belum dimunculkan dan setelah dimunculkan. Wuih, anak-anak serta para orangtua menjadi histeris, suasana langsung hingar bingar dan kacau balau. 

Saya sebagai sang pembawa acara tak bakal digubris mereka. Semua terkesima dan terkagum-kagum dengan si Badut. Anak-anak tertawa riang, padahal jelas si Badut tak sedang melawak. Hanya bergoyang-goyang dan melambaikan tangan saja. Ibu-ibu pada rebutan ingin berdiri di samping si Badut, tak mau kalah dengan anak-anaknya. 

Tapi tak sedikit pula anak-anak yang ketakutan berlari keluar dari tempat acara, takut melihat badut. Mungkin sosok badut itu aneh atau justru menakutkan sampai ada yang menangis histeris. Seru sekali, heboh habis!

Benar-benar membuat saya untuk selalu mencari ide dalam menghandle sebuah acara ulang tahun anak dengan badut. Itu dulu...

Tapi sekarang, badut-badut yang berdiri di pinggir jalan itu, seolah harus terus melambaikan tangannya untuk menarik orang yang melewati jalan itu. Tak ada lagi yang histeris melihatnya, tak ada lagi anak-anak yang terheran-heran dan antusias menyaksikan aksinya.

Sedihnya lagi, si badut-badut itu beraksi di jalan untuk mendapatkan uang yang tak banyak. Ya, kostum badut yang dulu mahal, sekarang bisa sangat murah, ulang tahun dengan menyewa badut dulu adalah sesuatu yang ekslusif sekali. Tokoh-tokoh kartun yang membuat bocah-bocah senang dan tertawa, sekarang tak menarik lagi. Semua terlihat biasa-biasa saja.

Anak-anak lebih tertarik menonton film atau tayangan di youtube atau sejenisnya. Karakter yang membuat mereka berani bersosialisasi, berani tampil di muka umum, berani mengeluarkan pendapat telah hilang ditelan berbagai aplikasi hiburan di gawai mereka.

Andai saja ada wadah yang dapat membuat manusia --manusia badut itu menyalurkan keahlian mereka untuk menghibur anak-anak khususnya, alangkah indahnya. Mengembalikan karakter yang dapat membuat anak tidak pasif dan lebih banyak bergerak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun