Mohon tunggu...
Inda Amalia Khoiriyah
Inda Amalia Khoiriyah Mohon Tunggu... Bidan - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Indonesia Jurusan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Pada Pasien Covid-19

17 Oktober 2021   23:28 Diperbarui: 17 Oktober 2021   23:46 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu kesehatan mental?

Kesehatan mental merupakan salah satu hal yang sama pentingnya seperti kesehatan fisik bagi manusia. Kesehatan mental yang baik adalah kondisi yang terbebas dari semua jenis gangguan jiwa Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan yang disadari oleh individu, dimana didalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola stress dalam beraktivitas secara produktif dan dapat mengambil keputusan dalam menangani suatu masalah. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dilakukan sebelum pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental dan emosional di Indonesia dengan usia di atas 15 tahun mengalami kenaikan yang sebelumnya 6 persen menjadi 9,8 persen.

Kesehatan Mental Pasien Covid-19

Covid-19 atau disebut Corona disease ini telah merebak sejak tahun 2020. Selain menyebabkan penyakit secara fisik, tapi juga menjadi salah satu penyebab kondisi kesehatan mental yang terjangkit oleh penyakit ini. Covid-19 dapat mempengaruhi aktivitas semua orang, terutama bagi pasien yang terkena Covid-19. 

Kekhawatiran dan kecemasan pada saat pandemi dapat mempengaruhi psikologis seseorang, seperti stress, overthinking, pikiran negatif yang mengganggu, dan Banyak pasien Covid-19 mengalami kecemasan atau kekhawatiran kematian ketika berjuang melawan penyakit Covid-19. 

Sehingga pasien Covid-19 tidak hanya memerlukan perawatan medis saja, namun perlu dukungan secara psikologis. Ini akan menyebabkan ancaman utama lainnya seperti peningkatan risiko penyakit jiwa.

Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga perlu untuk melakukan sosialisasi. Beberapa penelitian tentang hubungan kesehatan mental dengan Covid-19 telah menemukan bahwa isolasi jangka panjang mengakibatkan seseorang mempunyai pengalaman dan pikiran negatif.  

Merasa kesepian atau terisolasi dapat meningkatkan stres psikologis pasien. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa 33,3 persen pasien Covid-19 yang tinggal di rumah karantina mengalami gangguan emosional. 

Keluhan psikis yang dirasakan oleh pasien Covid-19 yang tinggal di rumah karantina adalah 40 persen mengeluh merasa cemas dan tegang/khawatir, 30 persen  kehilangan nafsu makan dan 30 persen diantaranya juga mengalami tidur yang tidak nyenyak. 

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Tang (2020) menghasilkan bahwa prevalensi Post Trauma Stress Disorder (PTSD) pada mahasiswa yang dikarantina di asrama ditemukan 2,7 persen mengalami gejala PTSD dan 9 persen mengalami depresi. Mahasiswa yang dikarantina mengalami ketakutan yang berlebihan dan sulit untuk tidur. 

Hasil penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Qian Guo (2020) tentang tekanan psikologis pada pasien yang dikarantina karena Covid-19 menunjukkan hasil bahwa pada pasien dengan Covid-19 lebih tinggi mengalami depresi, anxiety, dan gejala PTSD  daripada pasien yang tidak terkena Covid-19. Hal ini telah menunjukkan bahwa kesehatan mental pada pasien Covid-19 juga perlu diperhatikan agar tidak berakibat fatal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun