Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tetap Pintu Surga yang Ku-Ketuk

23 Maret 2023   08:36 Diperbarui: 23 Maret 2023   08:44 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Temanuci-Word Pres.Com

"TETAP PINTU SYURGA YANG KU KETUK"

            Meskipun menyadari waktu yang dilalui lebih banyak dihabiskan untuk mengunyah dan menyebarkan aroma kejelekan  saudaraku sendiri, waktu yang terbuang sia-sia tanpa investai amal kebaikan , maafkan dari lisan yang tak terjaga,dari seringnya  menebar aroma kebohongan yang tidak terasa, lisan yang ucapannya mengandung racun berbisa, menebar fitnah, dan adu domba namun tetap  "Syurga yang kuketuk"  meski detik detik yang engkau berikan  sesakkan dada ini terus menerus tidak menerima jika melihat kenikmatan yang Engkau berikan untuk  orang lain sudah sedemikian rapuhkah  hati ini berkubangan dengan lumpur syahwat kotor yang tertanam dalam dada adakah pantas hati keruh ini bertemu dengan-Mu? Wajah-Mu dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga-Mu. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah bertabur hiasan amal kebaikan yang tulus padaMu bukan taqwa sekedar hiasan mick-up tanpa makna  

"Tetap Syurga yang kuketuk"   meski aku menyadari bersedekah sebagaimana anjuran-Mu jarang aku lakukan kalaupun kulakukan maka genit pikiranku mulai menggoda untuk biar dikenal sebagai orang baik dan mendapatkan pujian dialamatkan orang lain lalu kegirangan  , dan bahkan sedekah yang dilakukan berhitung untung rugi, berbuat baik  terhadap sesama jarang kulakukan alih-alih harus berkorban dalam bentuk harta terlebih jiwa  senyum saja saja sebagai amalan yang ringan pun sama beratnya aku lakukan? padahal telah dicontohkan Rasulullah adalah manusia yang paling dirindukan dengan senyum indahnya, tutur katanya yang sangat lembut, selembut sosoknya belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata-mata milik istri-istri beliau, juga bukan hanya teruntuk Fatimah putrinya. Ia senantiasa penuh perhatian untuk semua yang dijumpainya hatta kepada musuh sekalipun Ia mengajarkan untuk selalu berbuat baik kepada siapapun meskipun tidak ada yang melihat, ,menilai dan mengawasi karena kualitas amal akan menjelaskan siapa kita

Andai aku menyadari dengan penuh ketulusan  murni  maka setiap penghujung malam seharusnya bersimpuh di hadapan-Mu , malam malam yang hening dan penuh kesyah-duan, dikala orang-orang telah lelap dalam tidur mimpi panjang akupun malah turut menikmati indahnya tidur-ku dikala  jalanan sudah mulai sepi dari aktifitas keseharian untuk sejenak istirahatkan mata dari binarnya gemerlap dunia  aku sadar bahwa Malaikat-Malaikat-Mu turun ke bumi tuk melihat dan mendengar doa orang-orang yang sujud tersungkur penuh haru dihadapan-Mu. Tapi sayang selama ini  masih memilih empuknya kasur  teruskan mendengkur  daripada tafakkur , dan aku lebih senang untuk  merapihkan hangatnya selimut di malam ini dari pada harus menerjang gelapnya malam  padahal engkau telah memberikan kesempatan  berharga kepadaku istirahatkan malam hari berlalu begitu saja tanpa satu rakaat-pun aku kerjakan untuk bersujud pada-Mu, "tetap Syurga yang kuketuk"  meski getaran maksiyat setiap saat menggoda bahkan terkadang aku menikmatinya tanpa ada rasa malu padahal aku tahu Engkau Maha Dekat, Maha Mengawasi, rasanya tak kuat untuk memikul beban dosa maka izinkan mengetuk magfirahmu bukankah magfirahmu lebih luas dari murka-Mu

Kini Engkau hadirkan satu bulan yang penuh dengan keberkahan, ampunan   dimana bulan yang dikenal dengan doa  termustajab bagi seorang hamba untuk menyampaikan gumam ringkih istgfar kepada-Mu sebagai bentuk pengakuan akan kesalahan masa lalu tiada manusia yang terlepas dari kesalahan sampaikan semuanya pada bulan yang tepat saat doa tak tertolak  tiada yang melihat dan jauh dari pamer amal, dekat dengan ikhlas karena itu terimakasih yang sangat dalam atas perjumpaan dengan bulan Ramadhan  sebagai bulan amal tulus /rahasia yang hanya Engkau  dan Para MalaikatMu  sebagai saksi bagi hambanya yang sedang menapaki tangga tangga kesadaran ruhani yang meninggi tanpa harus mengklaim paling banyak amal, paling sholeh dan seabreg sifat angkuh lainnya justru yang harus ditanamkan sebagai pembelajaran Shiyaam adalah bahwa terlalu banyak dosa yang melekat pada diri sehingga gumam istigfar akan selalu nyaring membasahi lisan  

Karenanya alangkah malang diri kita, jika bulan yang penuh ampunan dan keberkahan  berkah ini berlalu begitu saja, tanpa curahan ampunan dan pahala dari-Nya. Entah sampai berapa kali lagi kita dipertemukan dengan bulan yang mulia, melarutkan jiwa dalam lautan kenikmatan beribadah dan bermunajat kepada-Nya, menangis basahi sajadah panjang lusuh mengingat kesalahan masa lalu. Hamba-Mu yang dhaif ingin memperbaiki hati dan memohon cahaya untuk jiwa yang kelam penuh debu kenistaan namun kini izinkan hamba untuk mensucikan hati membersihkan jiwa untuk menjadi pribadi yang baru dan mengisi setiap detiknya dengan amal kebaikan semoga .  Wallahu A'lamu

Kreator : Inay Thea Tinggal di Cileungsi-Kabupaten Bogor- Prov  Jawa Barat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun