Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setitik "Emosi Religius" Membangkitkan Gairah Kebersamaan

26 November 2022   06:10 Diperbarui: 26 November 2022   06:14 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setitik "Emosi Religius "

Membangkitkan Gairah Kebersamaan

Seorang kawan  menuturkan  kalau tanaman bunga itu harus disiram setiap pagi dan sore hari agar tetap tumbuh subur menyegarkan, dijaga supaya tidak ada tangan yang merusak,  dipelihara karena bunga yang segar akan menggoda  burung-burung, dan kupu-kupu hinggap untuk menghisap  aroma harumnya sang bunga , dan bungapun paham  meski terkesan malu-malu namun pada akhirnya memekarkan kuncupnya seolah mempersilahkan kupu-kupu untuk langsung menghisap sari madu nektar yang terdapat pada bunga, dan timbal-baliknya bunga mendapatkan asupan dari gerakan kupu-kupu untuk penyerbukannya  sebagai bentuk simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.

Begitulah analogi  keberadaan kita di DKM sebagaimana bunga dan kupu-kupu saling memberikan manfaat, menghadirkan aroma menyejukkan untuk semua orang,  menebarkan nilai-nilai kebaikan, saling mengarahkan, saling menerima masukan, saling melengkapi, saling menanamkan  motivasi-motivasi, membangun rasa keikhlasan dalam menjalankan tugas yang telah diamanahkan, didengarkan pendapat-pendapatnya, bahkan bila perlu sesekali bepergian bersama supaya terjalin hubungan yang lebih mesra lagi rasanya suasana ini harus  dipupuk supaya makin subur  menjalin kemesraan yang makin erat , kini hilal kemesraan itu semakin  terasa dengan suasana berbeda  misalkan dalam mempersiapkan pelaksanaan agenda kajian tafsir keliling kali ini seluruh angota tanpa kecuali dihimbau  untuk berpartisipasi mensukseskan kegiatan kajian, dan  ini bukan soal supaya tersohor, atau menunggu pujian dialamatkan dari   khalayak,  anggap saja itu hanya virus dari kegenitan pikiran harus dibuang jauh-jauh  karena ada hal yang  lebih substantive mendatangkan potensi pahala berlipat adalah  bahwa tuan rumah  dianjurkan  memuliakan tamu yang datang sebagaimana Hadist Rasulullah SAW Dari Abu Suraih Al Ka'bi bahwa Rasulullah SAW bersabda: 

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam." (HR Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah). Nabi Muhammad sendiri suka memberikan hidangan kepada tamu-tamu beliau,dan sabdanya lagi "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya." Hadis  ini memberikan penjelasan bahwa ada kaitan antara iman seseorang dan memuliakan tamu. 

Islam memandang memuliakan tamu tidak hanya sebagai faktor penting dalam membangun kehidupan manusia, tetapi juga menjadi ukuran keimanan seseorang, terlebih tamu yang bertandang  dengan tujuan mulia  untuk memakmurkan masjid, maka sepatutnya  sebagai tuan rumah melakukan persiapan-persiapan dan kali ini ada yang berbeda  lebih meriah lagi dengan pemasangan umbul-umbul sebagaimana lazimnya pemandangan ini  kita saksikan  pada perhelatan perlombaan,  pemasangan spanduk ucapan selamat datang , dan  himbauan menggunakan uniform DKM supaya terlihat lebih serasi, guyub, harmonis dan  tentu   tidak kalah pentingnya  penyiapan amunisi jasadiyah bagi jamaah  sebagai wujud penghormatan kami terhadap tamu.

Berikut  beberapa kutipan adab memuliakan tamu dari buku Adab Bertamu oleh Malik al Adhim, dalam memuliakan tamu ada beberapa cara :

Disunnahkan menyambut tamu dengan mengucapkan selamat datang kepada mereka.

 Menghormati dan menyediakan hidangan untuk tamu sesuai kemampuan namun berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan hidangan terbaik.

Dalam pelayanannya, diniatkan untuk memberikan kegembiraan bagi para tamu.

Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda dari Rasulullah SAW berikut:"Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami." (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun