Mohon tunggu...
Inavoice
Inavoice Mohon Tunggu... Lainnya - The Biggest Audio Marketplace and Voice Over Agency in Indonesia

There are several works we can do for you to boost up your project! From our audio marketplace, you can purchase music for your products or campaign, along with various unique voices from our voice over Indonesia talents. We also provide 18 different languages and more languages soon You can also create your own music for your project with us!

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Tips Mengenali 3 Jenis Microphone untuk Menjadi Voice Over Talent Professional

12 Januari 2021   12:33 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:21 2876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Voice Over Talent Professional

Halo, akhirnya bisa ketemu dengan para Voice-Over enthusiast melalui free blogging platform ini ya! Semoga semua berjalan dengan baik dan tetap stay safe dalam kondisi dunia yang seperti ini. Perkenalkan, kami Inavoice.com, Digital Voice-Over Agency dan Audio Marketplace pertama dan terbesar di Indonesia. Kami berani berkata seperti ini karena sejauh ini berjalan baru ada satu Digital Voice-Over Agency berbasis B2B dan Audio Marketplace berbasis B2C di industri Voice-Over Indonesia.

oice over kini merupakan aktifitas yang tidak dapat dilepaskan dari para pembuat content digital, dan tanpa sadar semua orang (melalui berbagai platform social media miliknya) telah menjadi content creator digital. Perkembangan teknologi, baik teknologi perekaman suara digital, internet, dan tentunya sosial media menyadarkan bahwa “ada loh pekerjaan orang yang cuap-cuap doang, terus dibayar.’ Tapi apakah benar cuma cuap-cuap doang? Yuk kita bahas di sini.

Voice-Over talent sendiri memiliki definisi sebagai orang yang bekerja membacakan naskah voice over untuk berbagai tujuan, bisa komersial, dan non komersial. Sedangkan voice over sendiri merupakan senjata yang digunakan oleh para pemroduksi konten audio untuk menyampaikan pesannya melalui naskah voice over yang telah ditulis oleh script writer. Jadi jelas, bahwa Voice-Over talent merupakan sebuah profesi yang dibayar secara proper untuk melakukan tugasnya, yaitu membacakan naskah Voice-Over. Bisa dibilang, profesi ini menjadi pekerjaan favorit, karena bisa dikerjakan di rumah dan dilakukan secara freelance.

Tentunya untuk melakukan pekerjaan ini, ada beberapa modal awal yang harus dimiliki. Selain memiliki kemampuan membaca yang di atas rata-rata, untuk menjadi Voice-Over talent yang bekerja dan menjual jasa Voice-Over dari rumah harus memiliki beberapa peralatan dasar untuk menunjang pekerjaannya. Peralatan dasar untuk merekam suara di rumah biasa disebut Digital Audio Workstation.

Digital Audio Workstation tidak hanya merupakan software perekaman saja, namun secara luas harus diartikan sebagai perangkat lengkap untuk mengerjakan berbagai pekerjaan audio digital yang meliputi, komputer, software perekaman, audio interface / sound card, microphone, playback monitoring system / speaker / headphone, dan beberapa piranti pelengkap seperti voice reflector, stand mic, kabel microphone, dan pop filter. Sedikit tips merekam Voice-Over dari kami, pahami dulu bahwa ini merupakan investasi untuk melakukan pekerjaan anda, sehingga anda akan mendapat benefit dari investasi ini.

Kedepannya kami akan membahas satu per satu mengenai alat-alat yang kami sebutkan di atas. Kali ini, kami akan membahas salah satu peralatan utama yang biasa digunakan untuk merekam suara, yaitu microphone.

Ada beberapa jenis microphone yang beredar di pasaran. Yuk kita simak beberapa jenis microphone tersebut :

Macam-macam Microphone
Macam-macam Microphone

1. Microphone Dynamic

Nah microphone dynamic ini mungkin adalah jenis microphone yang paling sering kita temukan dan kita lihat penggunaannya. Pernah karaokean atau melihat video band manggung? Jenis microphone yang sering digunakan untuk manggung dan karaokean adalah microphone dynamic. Kenapa? Karena microphone dynamic ini memiliki karakter khas, yaitu tidak memerlukan daya tambahan (phantom power) untuk menyalakan microphonenya, memiliki pola penangkapan suara (pollar pattern) berjenis cardioid yang less sensitive. Pollar pattern cardioid ini merupakan pola penangkapan suara yang tidak lebar dan fokus berada di depan, sehingga tidak mengambil noise dan sangat cocok untuk digunakan di ruang yang tidak memiliki treatment acoustic yang baik. Microphone dynamic memiliki frequency response yang biasanya mengutamakan frequency low dan mid, sehingga bisa dikatakan bahwa penciptaan microphone ini memang ditujukan untuk merekam vocal suara manusia, dan instrument yang berada pada range frequency tersebut.

Bisa dikatakan bahwa microphone dynamic, dengan beberapa karakteristik yang telah dituliskan di atas, merupakan microphone yang sangat cocok untuk merekam Voice-Over. Bahkan industri broadcasting bersandar pada microphone berjenis dynamic. Sebut saja industri radio, dan podcast, hampir semuanya menggunakan jenis microphone ini. Beberapa microphone yang biasa digunakan pada radio dan podcast adalah Shure SM-7B, Electro Voice RE-20, dan Shure SM58.

2. Microphone Condenser

Microphone condenser bisa dibilang sebagai kebalikan dari microphone dynamic. Microphone condenser ini merupakan mic yang cukup kompleks dalam penggunaannya karena untuk menggunakan microphone berjenis ini, kita harus memiliki daya tambahan melalui audio interface kita yang biasa disebut sebagai phantom power. Microphone condenser yang biasa dijual dipasaran biasanya memiliki pollar pattern omni directional, yang mana dalam pola penangkapannya pollar pattern ini sangat luas dan sangat sensitif dan bisa menangkap suara noise yang mungkin tidak kita inginkan seperti noise ambience, noise reverb, dsb. Untuk itulah, ketika menggunakan microphone ini, kita diwajibkan untuk melakukan treatment acoustic yang benar agar suara yang direkam betul-betul baik.

Dengan karakteristik yang disebutkan di atas, microphone ini sangat capable untuk merekam suara apapun, mulai dari suara manusia hingga suara instrument seperti perkusi, gitar, dsb. Frequency response dari microphone ini cukup beragam, namun dapat dikatakan bahwa microphone ini biasanya mengenhance frequency mid dan mid high. Salah satu notes yang penting untuk menggunakan microphone ini adalah, pastikan anda telah mentreatment ruangan anda dengan proper agar suara yang anda rekam tidak memantul. Beberapa microphone condenser yang biasa digunakan untuk melakukan perekaman suara, khususnya Voice-Over adalah Neuman u87, dan beberapa microphone lain seperti Samson C03, dan Rode NT-1.

3. Microphone USB

Microphone usb adalah sebuah jenis microphone yang paling baru ditemukan di industri produksi alat audio dan santer dipasarkan semenjak tahun 2016. Sebenarnya, yang membedakan microphone usb dari 2 microphone di atas adalah jenis interkoneksinya yang menggunakan kabel usb. Microphone Analog biasanya menggunakan koneksi XLR, sedangkan Microphone usb menggunakan kabel usb type b untuk mengkoneksikan microphone ini dengan komputer.

Di dalam microphone usb, sudah include AD Converter, yang mana dapat merubah signal suara analog menjadi data digital pada komputer. Ini yang membuat microphone ini bisa menjadi teman bagi banyak content creator digital saat ini, karena bisa sangat budget friendly. Ada beberapa kelemahan pada microphone ini, yaitu proses konversi yang menggunakan built in audio interface didalamnya terkadang tidak maksimal dan kurang berkualitas bila menggunakan microphone dengan interkoneksi analog menuju audio interface. Namun tentunya hal ini dapat diperdebatkan. Satu lagu kekurangan microphone usb ini adalah, microphone usb belum menjadi salah satu alat standard perekaman profesional.

Nah, sudah cukup dibingungkan belum dengan banyaknya pilihan microphone yang ada dipasaran? Saran kami, kenali dulu microphone, sesuaikan budgetmu, dan tentukan mana microphone yang paling tepat untuk dijadikan alat perekam Voice-Over mu. Sampai bertemu di tips-tips kami selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun