Mohon tunggu...
Inas S. Lailani
Inas S. Lailani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2017

car·pe di·em

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepadatan Penduduk, Masalah Klasik Indonesia yang Tak Berkesudahan

11 Desember 2017   15:37 Diperbarui: 11 Desember 2017   17:15 7976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kepadatan penduduk merupakan persoalan krusial yang di hadapi negara-negara dengan pertambahan jumlah penduduk signifikan. Kepadatan penduduk bagi negara-negara tersebut tentulah bukan permasalahan yang dapat disepelekan mengingat efeknya yang tidak mudah diatasi baik dalam sektor perekonomian, lingkungan hidup, maupun kondusifitas sosialnya. Sebelum membahasnya lebih lanjut, kepadatan penduduk sendiri merupakan perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah dari suatu daerah. Kepadatan penduduk umumnya telah ditetapkan dan apabila ketetapan tersebut terlampaui batasnya maka akan terjadi ledakan populasi/ledakan penduduk.

Indonesia sendiri yang merupakan negara dengan jumlah populasi manusia terbanyak ke-4 di dunia, menurut CIA World Factbook Tahun 2016, menghadapi permasalahan kepadatan penduduk yang genting. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 3,5% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia, Indonesia masih belum dengan optimal mempergunakan wilayah yang ada sebagai tempat persebaran penduduknya. Hal ini terbukti dengan adanya kepadatan penduduk pada daerah-daerah tertentu, seperti di Pulau Jawa,  namun masih juga ada wilayah dengan kepadatan penduduk sangat rendah bahkan jarang, seperti di Pulau Papua. 

Faktor yang menyebabkan hal ini dapat terjadi adalah masih belum meratanya fasilitas pununjang dari daerah-daerah tersebut. Selanjutnya, tingkat urbanisasi yang tinggi dengan tren untuk berpindah ke kota dari pedesaan yang tinggi. Serta, adat istiadat yang mengikat warganya untuk menetap. Efek-efek yang dapat terjadi apabila kepadatan penduduk ini tidak teratasi adalah yang pertama rusaknya lingkungan akibat adanya alih fungsi lahan yang seharusnya menjasi kawasan hijau menjadi lahan hunian, juga kepadatan penduduk akan meningkatkan pencemaran baik udara, air, dan tanah suatu daerah. Kedua, kepadatan penduduk berpotensi memunculkan krisis sumber daya enegri. Juga, kepadatan penduduk akan mengurangi tingkat sanitasi suatu daerah akibat terlalu banyaknya polusi di daerah tersebut.

Di Indonesia terdapat satu pulau yang dijuluki pulau terpadat di dunia dengan luas wilayahnya yang hanya 8,5 hektar sedangkan jumlah penduduknya mencapai 4.500 orang. Kondisi ini menyisakan sedikit ruang bagi penduduknya untuk melakukan kegiatan di luar rumah. Sejauh mata memandang kita akan hanya melihat papan-papan rumah warga dan gang-gang kecil sebagai jalannya. 

Dan apabila di lihat dari udara pulau ini adalah jejeran atap-atap seng yang tersusun menutupi hampir seluruh permukaan pulau. Ternak yang dipelihara penduduk dibiarkan memakan sampah karena tidak terdapat rumput pada permukaan tanahnya yang berupa pasir dan karang. Inilah gambaran pulau Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pulau Bungin merupakan gambaran nyata dari permasalah kepadatan penduduk yang telah terjadi di Indonesia. Kepadatan penduduk yang terjadi di Pulau Bungin juga telah menimbulkan masalah-masalah baru berupa kurangnya kualitas sanitasi penduduknya, pengolahan sampah yang kurang memadahi, dan perusakan lingkungan akibat penggunaan karang hidup sebagai pondasi baru dalam perluasan lahan Pulau Bungin yang nantinya digunakan untuk membangun hunian baru, hal ini terjadi akibat ledakan populasi di Pulau Bungin yang tidak terimbangi oleh luas wilayahnya. 

Warga Pulau Bungin sendiri terikat oleh budaya yang telah ada sejak dahulu, bernama Nangun Ruma yaitu membangun rumah di atas karang dengan luas satu are. Budaya ini dilakukan saat warga baru menikah. Dimana selain menarik budayanya, hal ini dapat dilihat sebagai salah satu faktor mengapa Pulai Bungin akan semakin penuh.

Di masa depan tanpa adanya program pemerintah yang benar-benar menangani masalah kepadatan penduduk dengan serius, akan muncul Pulau-pulau Bungin lainnya dengan kepadatan penduduk tinggi yang nantinya melahirkan permasalahan-permasalahan baru yang kompleks. Tindakan-tindakan pencegahan seperti penggunaan KB dan pembatasan jumlah anak, serta penundaan pernikahan dini harus lebih dipertegas agar edukasi mengenai efek buruk dari kepadatan penduduk dapat tersampaikan pada masyarakat luas dan dapat dihindari dampak buruknya.

Sumber:

1 2 3 4 5 6

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun