Mohon tunggu...
NASRUDDIN OOS
NASRUDDIN OOS Mohon Tunggu... melalang buana, kerja g jelas kuliahpun tidak jelas -

Ah, Gelap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehilangan

24 September 2011   07:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:40 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ku coba ungkap tabir ini
Kisah antara kau dan aku
Terpisahkan oleh ruang dan waktu
Menyudutkanmu meninggalkanku

Ku merasa tlah kehilangan
Cintamu yang tlah lama hilang
Kau pergi jauh karena salahku
Yang tak pernah menganggap kamu ada
Cuplikan lirik lagunya Firman – Kehilangan, diatas memberi irama ngopi siang diperhamparan pematang sawah, tersimak lirik demi lirik dari tumpahan MP3 HP, hempasan angin siang mendukung suasana istrirahat siang ditepi selokan air yang agak bergenang, sebelumnya lagu itu sering terdengar namun tak begitu akrab, ntah, disiang ini begitu mengalun syahdu.

Tergambar bahwa sebuah penyelasan dari ulasan nyanyian itu sangat akrab terlihat, dulunya kehadiran yang berarti tak pernah teranggap berarti, hingga ia pergi karena sering terabai. Sebuah kesabaran ada batas, karena hati melirik manik-manik serpihan jiwa yang melambung rindu namun lambat laun terungkap menyedihkan, dan rindu tak pernah diakui.

Setelah tiada, karena telah pergi jauh rasa kehilangan dan sangat kehilangan itu muncul, karena disaat tak ada yang mengerti, dkala tak ada yang memberi perhatian, dikala tak ada disamping betapa semua itu sangat berarti, betapa dibutuhkan untuk dimengerti yang selama tak mau mengerti, untuk diberi perhatian yang selama ini tak pernah mau memberi perhatian.

Tetapi aku memiliki seorang perempuan yang selanjutnya ku sebut kakak, sering banget sich dia mengatakan bahwa lagu “KEHILANGAN” sungguh enak didengar, berungkali malah dia bilang, ya ternyata betul enak didengar karena itu sebuah penyelasan, padahal dalam hidup itu yang selalu datang terlambat itu Cuma dua, pertama rasa penyesalan dan kedua adalah mobil pemadam kebakaran. Namun kalau firman betapa pun penyelasan yang digambarkan dalam lagu itu dia telah mendapatkan uangnya.

Saat telah tiada baru mengakui kejujuran, betapa dan betapa. Ah ego merasuki, dengan alasan ingin mandiri tanpa ada yang memberi perhatian tetapi disaat kehilang, betapa lemah dan betapa ingin dimanja, hingga terungkap Hidup tanpa ada kamu aku gila / Seandainya kamu bisa / Mengulang kembali lagi cinta kita / Takkan ku sia-siakan kamu lagi.

Cinta yang tak pernah salah yang selalu disalahkan, sebetulnya tergantung siapa sang pecinta yang mengkambinghitamkan cinta. Hehehe

Salam Siang Penuh Cinta
Waktu istrihat usai kembali bekerja
Masih banyak yang harus dicangkul lagi.

Nasruddin OOS
Sikabu, 24 September 2011/13:35 WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun