Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Potong Gaji untuk Mengusir Korona

10 April 2020   01:14 Diperbarui: 10 April 2020   01:17 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wabah covid-19 sedang melanda dunia, tak terkecuali negeri kita tercinta Indonesia. Berbagai upaya dilakukan Presiden dan seluruh jajarannya di tingkat pusat dan daerah. Pengerahan sumber daya dilakukan termasuk diantaranya 'dana'. Salah satunya adalah dengan melakukan refocussing kegiatan dan realokasi anggaran.

Artinya kegiatan-kegiatan, proyek dan belanja-belanja yang dapat ditunda pelaksanaannya, tidak harus tahun ini, anggarannya dapat direalokasikan untuk kegiatan-kegiatan, belanja dalam rangka percepatan penanganan wabah covid-19. Realokasi anggaran ini dilakukan baik di pusat melalui APBN maupun di daerah dengan APBD masing-masing.

Disebabkan kebutuhan anggaran untuk percepatan penanganan covid-19 ini memang besar, ada wacana dari pemerintah untuk memotong gaji Aparatur Sipil Negara (ASN).

Di Pusat, semula ibu Sri Mulyani menyampaikan gaji ke-13 dan THR ASN kemungkinan tidak bisa dibayarkan, namun berita terakhir setelah dilakukan kalkulasi, PNS Golongan I, II dan III tetap memperoleh THR dan Gaji ke-13. Sementara untuk Golongan IV masih akan dirapatkan kembali dengan Presiden.

Saya pribadi sebagai PNS  (yang kebetulan sudah golongan IV, yang saat ini masih dag dig dug menanti bu SMI menyampaikan kabar baik) hanya bisa menerima saja, dengan ikhlas, apapun nanti keputusan Pemerintah. Mengapa? kok kesannya pasrah sekali, tidak ada upaya protes atau apa gitu. 

Satu, karena saya percaya, apapun keputusan pemerintah pasti sudah melalui rapat, diskusi, perhitungan/kalkulasi yang matang dan berbagai pertimbangan objektif lainnya.

Saya selalu percaya hal tersebut, sebab yang rasakan/alami sebagai PNS, jika kita membahas suatu masalah pasti melalui rapat dan perdebatan yang alot sebelum diambil keputusan. Dan memang keputusan yang akhirnya diambil oleh pimpinan terkadang tidak sesuai dengan pendapat kita. Tapi  keputusan tersebut diambil setelah mendengarkan banyak masukan dari kita dan mempertimbangkan banyak hal.

Kedua,  gaya hidup saya yang menyesuaikan dengan pendapatan. Dengan gaji PNS yang pas-pasan (pas butuh pas ada uangnya ...alhamdulillah) saya berusaha bergaya hidup sederhana.

Saya tidak suka berhutang untuk keperluan konsumtif, misalnya beli mobil baru, motor baru, tas bermerk, perhiasan dan baju-baju mahal, dan lain-lain gaya hidup mewah.

Saya memang lebih suka membeli dengan cara menabung terlebih dahulu, meski yang saya peroleh tentu bukan barang-barang baru dengan harga selangit, tetapi misalnya mobil ya second, motor baru tetapi bukan merk atau harga yang selangit, tas baju sepatu yang harganya terjangkau. 

Ketiga, menahan diri agar tidak berhutang. Sudah menjadi rahasia umum barangkali bahwa sebagian besar PNS 'menyekolahkan SK' di bank. Dan saya termasuk yang sebagian kecil, dimana saya lebih suka menyelenggarakan home schooling untuk SK saya. SK cukup saya simpan di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun