Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merak yang Sombong

8 Juni 2019   09:01 Diperbarui: 8 Juni 2019   09:03 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto : citraindonesia.com)

Di sebuah hutan rimba yang hijau, ada seekor burung merak bernama Mera. Bulunya indah berwarna warni tapi karena hal itu Mera menjadi hewan yang sombong.

Suatu pagi Mera bermain lompat tali bersama dengan teman-temannya, ada Pilang si sapi belang, Citar si kancil pintar, dan Ujang si ular panjang. Mereka bergembira melompat-lompat bergiliran sambil tertawa ria. Setelah selesai bermain, tak ada angin dan hujan, tiba-tiba si Mera berkata kepada Pilang si sapi belang,

"Pilang warnamu kok jelek sekali ya, belang hitam putih tak beraturan."

Pilang diam saja, dia sedih karena merasa kulitnya tak secantik bulu-bulu si Mera.

"Lihat nich...buluku, indah berwarna warni, cantik kan?" kata Mera sombong.

Lain kali si Mera berkata kepada Citar si kancil pintar,

"Citar, katanya kamu pintar tapi kok bisa dikurung pak Tani sih? Jadi sebenarnya kamu tidak pintar dong tapi bodoh.".

Mera melanjutkan perkataannya sambil tertawa,

" Saya dong pintar, banyak manusia ingin menangkapku karena keindahan buluku, tapi aku selalu bisa menghindar."

Citar diam saja, karena memang beberapa waktu yang lalu dia sempat dikurung pak Tani karena kecerobohannya atau kebodohannya yang tidak bisa membedakan antara boneka dengan manusia.

Sering sekali Mera karena keindahan bulunya mengejek hewan lain, seperti sore ini dia juga mengejek Ujang si ular panjang, 

" Ujang, badanmu kok aneh ya...gak punya kaki, berjalan dengan perut, jadi kelihatan jelek."

Ujangpun diam saja, dia sedih karena  tidak punya kaki seperti teman-temannya yang lain.

Suatu hari Mera sedang berjalan-jalan di tepi sungai, tiba-tiba terdengar suara, 'kraak....bruuk!! Mera tertimpa sebuah dahan pohon yang jatuh karena tertiup angin. Mera  tidak bisa bergerak, tidak bisa melepaskan diri karena tenaganya terlalu kecil untuk menyingkirkan dahan pohon yang menimpanya.

"Toloong.....toloong....", si Mera berteriak minta tolong pada penghuni hutan.

Si Pilang yang kebetulan melintas mendengar suara minta tolong, dia pun datang dan melihat ternyata Mera yang berteriak minta tolong karena badannya tertimpa dahan pohon.

" Pilang...tolong aku ya, tolong singkirkan dahan ini dari tubuhku, aku sulit bernafas dan sakit badanku", Mera berkata dengan nada memelas.

"Aku mau menolongmu Mera, tapi kamu harus berjanji dulu.", jawab Pilang.

"Aku harus berjanji apa Pilang?" tanya Mera.

"Kamu harus berjanji, sejak saat ini tak boleh sombong lagi, tak boleh mengejek teman-teman dan mau minta maaf bila bersalah.", jawab Pilang.

"Baiklah Pilang, aku janji.", jawab Mera berjanji.

Kemudian Pilang segera memindahkan dahan pohon yang menimpa badan Mera, dan Mera pun bebas, kemudian berkata,

" Terima kasih Pilang sudah menolongku, meski aku sering mengejekmu. Aku minta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi."

Dan keesokan harinya saat bermain bersama Citar dan Ujang, Mera juga minta maaf,

"Teman-teman, aku minta maaf ya selama ini sering mengejek kalian. Aku berjanji tidak akan sombong lagi, karena setiap hewan pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti aku yang sering menyombongkan diri dengan buluku yang indah tapi ternyata tidak punya kekuatan seperti yang dimiliki Pilang. Sekali lagi saya minta maaf ya teman-teman. Kalian mau kan memaafkan aku?" tanya Mera penuh harap.

"Ya, kami mau memaafkan kamu Mera.", Citar dan Ujang menjawab bersamaan.

Dan merekapun berteman lagi dengan baik, bermain bersama lagi dengan riang gembira.

Karya : Aninditya (kelas 1 SD)

Editor : Ina Purmini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun