"Allah tak pernah salah mempertemukanmu dengan seseorang. Hadirnya membawa salah satu diantara dua hadiah untukmu, yaitu kebahagiaan atau pengalaman."Â Imam Ghazali
Sebelum saya bertemu dengan kalimat diatas, saya selalu bertanya dan menyalahkan Tuhan perihal pertemuan saya dengan seseorang yang kini menjadi kekasih hati. Mengapa kami dipertemukan? Apa alasannya? Apakah kami dipertemukan untuk saling menguji satu sama lain? Dan beragam pertanyaan lainnya. Hal itu membuat saya setiap kali menjalani ritual ibadah, tak pernah luput dari meneteskan air mata.
Namun setelah membaca kalimat tersebut, kini rasanya berbeda. Hati saya terasa damai dan nyaman. Saya percaya Tuhan pasti punya alasannya sendiri. Dan saya percaya akan ada sesuatu dihari nanti dari adanya pertemuan saya dengan dia. Kalau kata kekasih saya, semua perlu diikhtiari terlebih dahulu. Sama seperti perjalanan kisah cinta kita. Entah akhirnya nanti akan benar-benar dipersatukan atau berjalan sendiri-sendiri lagi, itu bukan urusan kita. Tugas kita hanya menjalani apa yang ada semaksimal mungkin.
Kembali saya mendapat suntikan energi untuk tetap melanjutkan kisah cinta ini bersamanya. Karena memang saya tak bisa berbohong, setiap kali ada perselisihan diantara kami meski saya yang selalu ingin mengakhiri, namun hati saya selalu tak sinkron dengan pikiran. Hati ingin berada didekatnya setiap saat. Oleh sebab itu, disaat mood saya sedang tak baik seperti itu, dia sudah mampu membacanya. Dan pada akhirnya kita akan kembali melanjutkan kisah ini.
Barangkali saya hanya merasa kelelahan. Perlu sedikit istirahat. Dan saya pun pernah berpesan kepada kekasih jika saya mulai mood berubah, ada tips untuk mengembalikannya. Dan dia sudah khatam dengan hal itu.
Pertemuan saya dengannya tak hanya memberi salah satu antara bahagia dan pengalaman. Karena bersama dirinya saya mendapatkan segalanya. Didekatnya saya merasa nyaman, aman, dan tenang. Ada desiran bahagia yang saya sendiri pun tak mengerti. Selain itu, darinya saya pun banyak belajar. Dari mulai belajar bagaimana membangkitkan rasa percaya diri, mengembangkan minat dan bakat, hingga belajar untuk senantiasa mencintai dirinya.
Kebahagiaan dan pengalaman inilah yang kini membuat saya tak begitu memikirkan apa yang ada dimasa depan. Karena memang itu belum terjadi. Disini kini saya belajar sadar dan menjalani hari-hari dengan sebaiknya. Jika memang langkah yang kami ambil ini salah, kiranya seiring berjalannya waktu Tuhan pasti akan menegurnya. Karena saya meyakini Tuhan amat sayang kepada setiap hambanya.
Teruntuk kekasih saya, terimakasih telah begitu sabar menghadapi sikap saya yang moodnya suka berubah ini. Terimakasih untuk segalanya. Saya mencintaimu, dan akan tetap mencintaimu sampai nanti. Jika kamu merasa lelah dan bosan, bilang ya. Saya akan menemanimu hingga kau kembali bersemangat menjalani hari demi hari. Karena kunci sebuah hubungan adalah komunikasinya. Dan saya ingin apapun yang kamu rasakan, berbagilah bersama saya. Apa kau mau sayang?
