Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bunga Mawar Pertama

18 Februari 2023   06:42 Diperbarui: 18 Februari 2023   06:48 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya teramat bahagia hari itu. Pagi-pagi saat bertemu dengan dia, ada kejutan yang membuat saya tak berhenti untuk tersenyum. Tentu saja penyebabnya adalah dirinya, kekasih pujaan hati saya. Saya tak tahu mengapa ia terlintas untuk membelikan sebuah bunga mawar sederhana untuk saya pagi itu.

Jika melihat hari sebelumnya, kami memang sedang ada perselisihan yang membuat hubungan kami menjadi tak nyaman. Saya sendiripun sampai menangis karena sikapnya. Bukan karena disakiti secara fisik, akan tetapi batin saya yang terluka. Dia mengingkari apa yang telah dia katakan sendiri.

Sejak awal saya dan dia sama-sama telah bersepakat jika ada perselisihan atau kesalahpahaman dalam hal apapun itu harus segera dibicarakan agar tak semakin berlarut. Sebab kami sama-sama takut jika yang menjadi korban adalah kandasnya cinta ini. Sama seperti yang sudah berlalu.

Kembali pada perselisihan kami. Saat kami sudah saling berbicara dari hati ke hati tentang perselisihan tersebut, saya pikir sudah selesai dan kami akan merenda bahagia lagi. Tapi ternyata berbeda kali ini. Dia masih merasa bersalah meski saya sudah memaafkannya, namun belum bisa untuk melupakannya. Rupanya karena hal itu dirinya masih belum bisa lega.

Penyebab kami berselisih pun sebenarnya sederhana. Saya hanya merasa kecewa saat penantian saya ternyata dianggap sebagai candaan baginya. Singkat ceritanya seperti ini. Waktu itu kami bersepakat akan bertemu pagi itu. Namun karena suatu hal, pertemuan itu gagal. Saya mencoba bersabar dan berfikir ya sudah toh besok-besok masih ada hari lagi untuk menjadwalkan kembali pertemuan ini.

Lalu kemudian siang hari dia memberi kabar bahwa sore akan menemui saya. Betapa gembiranya saya karena akan bertemu dan melepas rindu bersamanya. Namun saat sudah masuk sore, dia mengingkari ucapannya sendiri. Bagaimana saya tak kecewa. Saya sudah mempersiapkan diri berniat menyambut kedatangannya, ternyata dia hanya menganggap sebagai candaan. Walaupun begitu, kami tetap bertemu meski hanya sekadar untuk makan bersama.

Saya tak bisa menyembunyikan perasaan kecewa tersebut dihadapannya. Lalu kemudian kami berbicara dari hati ke hati, dan terjadilah seperti itu. Dia masih merasa bersalah, kemudian sebisa mungkin dia membuat saya kembali bahagia. Dan saat pagi itu saya menemuinya, diberikanlah bunga mawar ini.

Sayang, terimakasih ya. Kau menunjukkan sisi romantismu kepada saya. Kau tahu selama saya menjalin hubungan asmara dengan laki-laki, baru kali ini saya mendapat sebuah bunga. Sebab jalinan asmara saya sebelumnya lebih ke LDR.

Sayang, sekali lagi terimakasih untuk bunga pertamanya. Meski sebelum ini kau sudah berencana memberi bunga pada hari spesial saat kita merenda bahagia berdua dikota Istimewa part kedua, tetapi tak terwujud. Kau menggantinya dengan sekarang. Jujur saya suka dan teramat bahagia. Saya mencintaimu sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun